Teman Lama dan Si Misterius di Lantai 2

169 12 0
                                    

5 tahun yang lalu

Di Auditorium Hotel, banner besar terpampang di latar belakang menyatakan "Pelantikan Detektif Nasional", mengingatkan pada momen penting dalam hidup Detektif Arya.

Kursi-kursi di dalam auditorium dipenuhi oleh para pejabat, polisi, detektif, dan individu-individu berpengaruh. Detektif Arya dan beberapa rekan detektif lainnya berdiri di atas panggung, diperhatikan oleh kerumunan yang hadir. Seorang Bapak-bapak berusia 58 tahun dengan pakaian berjas menyambut mereka. Dalam sebuah gestur simbolis, ia memberikan lencana kepada Detektif Arya, yang diikuti dengan jabat tangan yang penuh arti.

"Selamat kepada Detektif Arya Gumilang!" ucap pembawa acara yang terlantang dalam sebuah sound speaker.

"Selamat Detektif Arya Gumilang. Selamat bertugas!" ucap Bapak-bapak itu.

Detektif Arya dengan tulus mengucapkan terima kasih, penuh rasa syukur atas penghargaan yang ia terima.

Beberapa saat setelah peristiwa pelantikan, auditorium mulai sepi ketika para audiens mulai meninggalkan tempat itu. Detektif Arya bergaul dengan detektif lainnya dan berjabat tangan dengan beberapa tamu. Ketika ia beranjak turun dari panggung, Detektif Arya disambut oleh sosok akrab, Pak Charlie, yang menghampirinya dengan senyuman di wajahnya. Keduanya saling berjabat tangan.

"Wah, selamat yah!" ucap Pak Charlie.

"Terima kasih, Pak Charlie. Terima kasih sudah menyempatkan waktu untuk hadir. Gimana kabarnya?"

"Seperti biasa. Hahaha. Gak nyangka temen sebangku SMA bisa jadi detektif."

"Hahaha. Bisa aja." Detektif Arya tertawa sedikit.

"Makin banyak gadis-gadis muda cantik yang ngefans dong."

Detektif Arya tertawa lagi.

"Ini sesuatu." Pak Charlie memberikan sebuah kotak kecil sebagai hadiah kepada Detektif Arya.

Detektif Arya terkejut, "Waduh, apa ini?! Terima kasih ya, Pak Charlie. Tidak perlu repot-repot begini. Boleh dibuka sekarang?"

"Terserah."

Detektif Arya dengan penuh antusiasme membuka kotak tersebut. Ia terkejut saat melihat sebuah pulpen bermata dua bertuliskan "Detektif Arya Hebat!" yang memiliki sebuah tombol yang dapat mengeluarkan sebilah mata pisau yang keluar dari pulpen itu. "Waduh, apa ini?! Hahahaha."

Pak Charlie memegang bahu Detektif Arya, "Buat jaga-jaga, kalau kemana pun dibawa pulpen itu."

"Wow! Hahahaha...!" lanjut Detektif Arya kegirangan.

"Ya udah, saya balik kerja dulu ya.

"Oke, thank you ya."

"Yoi."

Pak Charlie pergi meninggalkan Detektif Arya. Detektif Arya menunjukan kekaguman dan kegembiraan akan hadiah unik yang baru saja diterimanya.

***

Esok harinya

Di sebuah ruang karaoke yang dipenuhi orang-orang yang sedang berpesta. Suara musik menggelegar, nyanyian yang tidak jelas, dan lampu berkelap-kelip menciptakan suasana yang riuh. Pak Charlie, yang sudah dalam keadaan mabuk, memegang erat botol minuman sambil merangkul Detektif Arya.

"Ayo lah, ayo ayo!" ajak Pak Charlie sambil teler.

Detektif Arya tersenyum, mencoba menolak dengan lembut, "Hehe. Saya tidak minum, Pak."

"Ayo lah, segelas saja. Setidaknya mencicipi sedikit."

Detektif Arya menegaskan pendiriannya, "Tetap tidak, Pak!"

Pembunuhan 3 MenitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang