4 - Berusaha Membalas

104 27 42
                                    

Halo Readers 👋🏻

Sebelum mulai baca.
Vote dulu yuk!
__________________


Baru satu minggu berstatus magang di Desa Kertasari sudah banyak keusilan yang Arga lakukan kepada Arin. Beberapa contohnya ngeledek Arin anak desain kesasar, ngambil mouse lalu meletakkannya di atas rak buku yang tinggi, dan memukul wajah Arin dengan gulungan kertas.

Namun jika perhatikan Arga tidak pernah usil ke teman perempuan yang lain. Dia begitu baik, sopan, dan ngomongnya lembut. Tapi kalau sama Arin mungkin tangannya gatal kalau nggak usil.

Setelah sikat gigi, cuci muka, dan sholat subuh, pagi ini Arin hendak bersepeda. Dia mengganti baju tidur dengan kaos lengan pendek berwarna putih, hoodie navy, hijab navy, celana olahraga hitam serta sepatu hitam.

Kemudian Arin berjalan dari mess perempuan ke ruang utama karena sepeda Kak Alan terparkir di samping ruang utama.

Cuaca terasa dingin karena masih pukul 06.30 pagi. Arin mengayuh sepeda dari ruang utama menuju jalan raya. Dengan suasana hati yang tenang gadis itu menelusuri Desa Kertasari dengan terus mengayuh sepeda.

Arin perlahan mulai jatuh cinta dengan tempat ini, selain tempat magang yang menyenangkan, lingkungan desa ini juga damai. Mayoritas penduduk di sini bekerja sebagai nelayan dan pedagang. Sebagian pemuda-pemudinya pergi merantau ke kota.

Setelah mengayuh cukup jauh Arin berhenti sejenak. Fokusku tertuju pada anak-anak sekolah dasar yang mau menyeberang sambil digandeng oleh orang tuanya. Seketika dia rindu orang tua yang sudah lama tak berjumpa.

Arin membayangkan dirinya kala kecil, kalau berangkat sekolah selalu diantarkan ayah dan pulang bersama teman-teman dengan kondisi sepatu sudah menggantung di leher.
Padahal jalan raya beraspal yang kadang panas, tapi tetap saja sepatu letaknya di leher. Saat pulang sekolah sepatu kehilangan fungsi utama dan beralih menjadi aksesoris.

Lamunan Arin terhenti ketika ponselnya berbunyi. Sebuah pesan masuk dari Hana.

Rin, kamu di mana? Bentar lagi briefing akan dimulai. Jangan telat!

Gadis itu bergegas pulang. Sesampainya di tempat magang Arin memarkirkan sepeda Kak Alan di tempat asalnya.

Tiba-tiba dari belakang ada yang menarik dan menahan Hoodie milik Arin. Seketika dia tak bisa beranjak dari tempatnya berdiri. Kemudian dia berusaha berbalik dan ternyata pelakunya adalah...

"Argaaaa. Ini masih pagi loh. Please, jangan cari gara-gara." Karena kesal Arin refleks mendorong Arga dengan kedua tangannya.

"Maaf Rin, aku hanya berusaha menyapa."

"Kalau aku kesal kau bahagia ya?"

Arin tak menghiraukan Arga lagi, dia berjalan menuju mess. Pria itu terus melihat Arin yang berjalan semakin jauh dari tempatnya berdiri. Kali ini dia merasa bersalah dan takut Arin benar-benar marah.

Apa sebenarnya yang membuat Arga usil cuma pada Arin?
~

Usai mandi dan mengenakan pakaian yang nyaman Arin dan Hana berangkat menuju ruang utama. Briefing dimulai satu per satu dari perwakilan tim menyampaikan rencana kegiatan hari ini.

Lalu sampai pada giliran tim Arin dan Hana.

"Rencana kegiatan kami hari ini, memotret produk untuk poster promosi. Ini tugas individu sedangkan tugas kelompok akan dikerjakan setelah tugas individu selesai," jelas Hana.

Setelah semua tim menyampaikan rencana kegiatan, mereka pun dibubarkan.

Arin duduk di teras ruang utama dengan laptop di atas meja bambu. Sebelum membuat sebuah desain dibutuhkan brainstorming terlebih dahulu.

Kita Dalam Niskala                            (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang