10 - Pluviophile

71 20 18
                                    


Halo 
   Readers  👋🏻

Sebelum mulai baca.
Vote dulu yuk!
__________________

Ketika hujan turun banyak manusia yang mengutuknya. Ada juga yang mengeluh akan kehadirannya. Namun Pluviophile merasakan hal yang berbeda.

Biasanya Pluviophile akan merasa bahagia dan nyaman ketika hujan turun. Suara gemercik air hujan bisa membuat perasaannya menjadi tenang. Merasakan air hujan membasahi tubuh atau pun berlari-lari di bawah hujan mampu membuat perasaannya menjadi bahagia.

Pluviophile cenderung melihat keindahan dalam setiap tetes hujan yang jatuh dan menghargai visual yang dihasilkan oleh hujan. Contohnya menyukai jalanan yang basah, pelangi yang muncul setelah hujan reda, dan dedaunan yang berkilau.

Pluviophile juga menyukai aroma setelah hujan turun dan biasanya hujan bisa menjadi sumber inspirasi.

•••••

Selain menjadi pertanda masuk waktu sholat, adzan Dzuhur juga menjadi pertanda jam makan siang.

Langit di siang ini mendung tak selang berapa lama hujan pun turun.
Arga dan teman-teman yang lain mau sholat di mesjid. Andre, Joe, dan Bagas berjalan melewati mess perempuan sambil menggunakan payung masing-masing. Disusul Arga yang berjalan di belakang mereka.

Setiap pergi ke warung atau mesjid pastinya akan melewati mess perempuan karena posisinya berada di tepi jalan dan berseberangan dengan mesjid.

Di sini ada dua warung. Satu berada di hadapan mess posisinya sedikit ke kiri tidak sejajar dengan mess perempuan dan warung satu lagi berada tepat di samping mesjid. Warung yang menjadi langganan Arin dan Arga.

Selesai sholat Arga dan teman-teman yang lain berjalan menuju warung. Andre, Joe, dan Bagas duduk di dalam warung sedangkan Arga duduk di tempat favoritnya.

Hujan belum juga reda. Arin berlari dari mess perempuan menuju warung langganan sambil menutup kepala dengan kedua tangannya.

Saat tiba di warung Arin tepat berdiri di depan Arga sambil menyeka bagian tubuh yang terkena air hujan.

"Kau sadar masih hujan, tapi kenapa masih diterobos sih?" ujar Arga yang sedang menunggu kopinya hangat agar bisa diminum.

"Kalau nunggu hujan reda aku bisa kelaparan." Jawab Arin berjalan menuju meja tempat menu dihidangkan.

Arin mengambil piring, menyendokkan nasi ke piring, lalu mengambil ayam, sayur serta sambal. Ketika Arin datang ke tempat duduk Arga, dia baru meneguk kopi dan belum menyentuh makanannya.

"Kenapa belum makan? Nasimu keburu dingin." Arin meletakkan piring di meja lalu duduk di depan Arga.

"Gapapa. Biar kau ada teman makan. Kasihan kau nanti bisa gak makan karena gak ada yang menemani."

"Oh, sepertinya kau mulai hafal kebiasaanku ya. Sungguh perhatian sekali." Gadis itu mengambil kerupuk dari piring Arga.

"Kau kalau nggak comot-comot makanan orang seperti ada yang kurang ya?" Arga membalas, mengambil timun dan tomat dari piring Arin.

"Ga, makan itu akan terasa lebih nikmat kalau bisa comot makanan teman. Itulah kenapa aku kurang suka kalau makan sendirian."

"Iya. Makanya aku kan nggak marah kau comot makananku. Aku sudah mulai terbiasa dengan hal unik yang ada pada dirimu."

Kita Dalam Niskala                            (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang