8 - Belajar Hal Baru

66 23 22
                                    

Halo
Readers 👋🏻

Sebelum mulai baca.
Vote dulu yuk!
__________________

Arin adalah manusia dengan rasa ingin tahu yang tinggi. Arin suka mencoba dan belajar hal baru tapi jangan suruh dia belajar matematika.

Senior Arin jurusan teknik mesin dulu magang di Desa Kertasari. Dia menyarakan Arin magang di sini karena ada produk yang bisa dijadikan tugas magang.

Arin dan Hana merupakan mahasiswi desain grafis pertama yang magang di Desa Kertasari. Mereka tahu kalau tempat magang ini mayoritas anak teknik. Itu bukan hal yang buruk malah sebaliknya mereka jadi punya teman lintas jurusan.

Ketika Arin duduk sambil membaca buku di lesehan kayu yang berada di teras ruang produksi, seorang ibu muda datang membawa dua keranjang daun kelor di tangan kanan dan kiri sambil menggendong anak di punggungnya. Lalu dia meletakkan daun kelor itu lantai, melepaskan gendongan, dan meletakkan anaknya di lesehan kayu.

"Teteh dari mana?"

"Dari kebun kelor Kak Alan. Aku bertugas mengambil daun kelor lalu membawanya kesini untuk memisahkan daun dari tangkainya, Kak."

"Bertugas? Teteh kerja di sini?" Karena ibu ini masih terlihat sangat muda makanya Arin memanggilnya Teteh. Dalam bahasa Sunda artinya Kakak.

"Iya Kak aku kerja di sini."

"Maaf ini anak Teteh? Kak Alan memperbolehkan kerja sambil bawa anak?"

"Iya, ini anakku. Iya, diperbolehkan Kak."

Kemudian si Teteh masuk ke ruang produksi mengambil dua nampan bambu untuk tempat meletakkan daun kelor yang sudah dipisahkan dari tangkainya.

Si Teteh meletakkan nampan bambu berbentuk bulat dengan ukuran 55cm meter itu di hadapan Arin dan meletakkan daun kelor yang masih bertangkai di sebelah nampan.

Si Teteh duduk di depan Arin dan si anak duduk di sebelahnya sambil minum susu dengan botol berwarna biru muda.

"Maaf kalau boleh bertanya nama Teteh siapa?" Arin berusaha membuka obrolan.

"Namaku Santi. Kakak anak magang di sini ya?" Teh Santi mulai memisahkan daun kelor dari tangkainya.

"Iya Teh. Kalau boleh tahu umur Teteh dan anak Teteh berapa?"

"Aku 19 tahun dan anakku 3 tahun. Dulu aku putus sekolah lalu menikah muda."

"Aku boleh bantu Teteh memetik daun kelor ini?"

"Kakak beneran mau bantu?"

"Iya Teh. Mau mencoba sensasi memetik daun kelor." Terpampang senyum di wajah Arin. "Kenapa teteh bawa anak ke tempat kerja?" Arin melanjutkan obrolan.

"Aku tidak punya pilihan lain Kak. Suamiku bekerja sebagai nelayan penghasilannya tidak pasti dan aku memilih bekerja untuk membantu ekonomi keluarga. Di rumah tidak ada yang menjaga anakku makanya bawa ke tempat kerja."

Seketika hati gadis magang itu terenyuh mendengar cerita si Teteh. Dia merasa tertampar sangat keras. Selama kuliah Arin terlalu banyak mengeluh. Jika orang tua mengirim uang dia sering ngomel karena menurutnya tidak cukup.

Semesta memudahkan jalan Arin untuk magang di tempat ini agar dia membuka mata bahwa banyak yang tidak seberuntung dirinya sedangkan dia kurang bersyukur.

Memetik daun kelor untuk pertama kalinya. Ini adalah pengalaman baru untuk mahasiswi desain grafis itu. Karena masih baru kerjanya masih lambat dibandingkan Teh Santi yang sudah berpengalaman.

Kita Dalam Niskala                            (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang