11 - Astrophile

81 18 25
                                    

Halo 
   Readers  👋🏻

Sebelum mulai baca.
Vote dulu yuk!
__________________


Sama seperti pluviophile yang bahagia saat hujan turun dan merasakan butiran hujan membasahi tubuh. Seorang Astrophile juga merasa bahagia ketika melihat langit beserta isinya.

Langit menyimpan ribuan keindahan. Langit biru di kala matahari mencapai posisi tertinggi di atas cakrawala. Langit senja saat matahari terbenam dan langit malam dengan hamparan bintang-bintang.

Bagi seorang Astrophile langit tak hanya menjadi penanda siang dan malam. Namun langit adalah hamparan karya seni yang dapat dinikmati.

Melihat bintang-bintang di langit dapat membantu para Astrophile menjaga perspektif bahwa hal yang menyulitkan dalam hidup sebenarnya tidak penting.

•••••

Arga duduk sendirian di rumah pohon sambil membaca buku. Lalu sebuah notifikasi muncul di ponselnya. Ternyata pesan dari Arin.

Beberapa menit kemudian Arin sudah berada di bawah rumah pohon dan berusaha menaiki tangga yang terbuat dari susunan papan panjang yang menancap pada batang pohon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beberapa menit kemudian Arin sudah berada di bawah rumah pohon dan berusaha menaiki tangga yang terbuat dari susunan papan panjang yang menancap pada batang pohon.

Arin duduk di tepi pada sisi kanan rumah pohon lalu menyandarkan badannya. Sedangkan Arga sudah lebih dahulu duduk bersandar pada sisi kiri.

"Kau mau cerita apa? Kayaknya penting."

"Sebenarnya nggak penting juga sih, tapi aku pengen cerita. Mungkin saja kau bisa ngasih saran setelah dengar ceritaku." Arin mengambil buku yang sedang Arga baca. "Kau mau dengerin aku kan? Fokus bentar. Boleh?" tuturnya.

"Aku bisa fokus dengerin kau sambil baca buku." Arga mengambil kembali bukunya dari tangan Arin. "Yaudah, ayo cerita."

"Aku suka sama Kak Rama, Ga."

"Iya tahu. Kan kau pernah bilang." Penglihatan Arga berpindah dari buku yang ia baca ke wajah Arin yang melihat ke arah pantai.

Arin terdiam sejenak lalu mengayunkan kedua kakinya secara bergantian dan memperhatikan gerakan kakinya itu. Tak selang berapa lama Arin kembali bersuara.

"Aku suka sama Kak Rama. Tapi aku nggak mau pacaran."

"Kalau suka ya nggak harus pacaran kan?"

"Tapi bingung sama perasaan diri sendiri. Aku beneran suka sama Kak Rama tapi kelanjutannya gimana? Diam aja atau confess?"

"Kalau kau mau confess ya silahkan. Mungkin aja setelah melakukan itu kau merasa lebih plong." Arga meletakkan bukunya dan fokus mendengarkan Arin sambil melihat wajah gadis itu.

Kita Dalam Niskala                            (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang