Halo
Readers 👋🏻Sebelum mulai baca.
Vote dulu yuk!
__________________
Usai briefing Dinda menghampiri Arga yang sedang duduk di teras ruang utama.
"Ga, nanti kamu mau ke ATM nggak? Nitip dong."
"Iya. Nanti aku mau ke ATM sekalian beli makanan. Bareng aja yuk?"
"Aku nitip aja deh. Nanti pacarmu marah."
"Pacar? Siapa?" Arga menaikkan sebelah alisnya.
"Arin lah. Siapa lagi."
"Din kamu orang ketiga yang bilang kek gitu."
"Berarti benar kan?"
"Enggak. Aku sama Arin cuma berteman. Kalau kamu ketemu dia please jangan bilang kek gitu ya. Pasti dia nggak nyaman."
"Iya. Iya."
"Nanti pergi sama aku aja."
"Oke. Aku mau ke mess ganti baju dulu. Nanti aku tunggu di depan mess aja."
"Oke Dinda."
Dinda berjalan menuju mess. Kemudian Arga mengirim sebuah pesan pada teman yang selalu disangka pacarnya itu.
Usai mendapat balasan dari Arin. Pria itu berjalan menuju ruang produksi hendak meminjam motor Kak Rama. Setelah mendapat pinjaman Arga melajukan motor menuju mess perempuan.
Arin duduk di teras dan Arga memarkirkan motor di halaman. Arga yang sedang duduk di atas motor bertanya pada Arin.
"Dinda mana?"
"Masih siap-siap. Nih ATM-ku, password nya nanti aku chat aja." ujar Arin memberikan kartu ATM-nya pada Arga.
"Oke. Mau diambil berapa?"
"Ambil 200rb aja."
Beberapa menit kemudian Dinda keluar dari mess lalu duduk di atas motor.
"Arin, kami pergi dulu ya." ujar Dinda melambaikan tangan pada gadis ekstrovert itu.
Arin tersenyum dan juga melambaikan tangannya.
Sesampai di ATM Arga mengambil uangnya dan uang Arin sesuai permintaan temannya itu. Kemudian mereka melanjutkan perjalanan menuju mini market.
Sampai di mini market Arga dan Dinda berbelanja kebutuhan mereka.
Setelah berbelanja mereka hendak kembali pulang ke mess. Di tengah perjalanan pulang Dinda melihat es doger di tepi jalan."Arga, boleh mampir minum bentar nggak? Aku pengen es doger."
"Iya. Boleh."
Kemudian Arga menepikan motor lalu mereka duduk dan memesan es doger.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita Dalam Niskala (ON GOING)
RomanceHidup itu berputar. Perasaan itu bisa berubah. Yang awalnya disukai perlahan menjadi asing. Yang awalnya sering bertengkar malah bisa berubah menjadi teman. Siapa sangka, sosok pendengar yang selalu sabar mendengarkan ceritaku, malah menjadi sosok y...