BTY 17

37 3 0
                                    

.



,

Mikail dan Mikaila duduk di samping Walter. Di seberang meja ada Abraham dan Rahman, Kayla duduk disamping ranjang pasien milik Ratna.

"Jadi kalian pulangnya besok lusa?" tanya Abraham pada Kayla, namun ia tidak menatap putrinya itu.

"Iya, Ayah." Jawab Kayla.

Ratna hanya diam seperti juga dengan Walter. Mereka berangkat kerumah sakit setelah sholat magrib tadi, kebetulan Abraham juga menghubunginya ingin bertemu. Maka disinilah mereka, ruang inap Ratna selama perawatan.

Rahman menyeruput teh miliknya, pandangannya mengarah pintu yang tengah terbuka menandakan ada pengunjung lain. Oh ternyata Adam, memang ia sudah menghubunginya. Kapan lagi mereka berkumpul bertiga.

"Grandpa!" seru Mikaila, Ratna mendecih tidak suka.

Apa yang semua pria bajingan ini lakukan disini? Pikirnya dalam diam.

Sebelum menghampiri teman-temannya itu ia terlebih dahulu menyapa Ratna. "Semoga lekas sembuh," basa basinya, Ratna tau itu. Tanpa menjawab Ratna hanya menatapnya tidak suka.

Adam memangkuh Mikaila dan duduk disamping Walter.

"Aku keluar sebentar!" ucap Kayla yang sudah bangkit dari duduknya. "Mau kemana?" tanya Ranta menatap Kayla yang masih berdiri disampinya. "Beli minum," Jawab Kayla.

Kayla langsung keluar ke kantin untuk pesan minum.

"Aku sudah menduganya, kamu pasti datang. Helen pasti senang bertemu denganmu." Ucap seorang dokter perempuan, yang berdiri tepat disamping Kayla yang menunggu pesanannya dengan nada remeh.

Kayla memalingkan wajah untuk menatapnya "Senang bisa bertemu kembali, dokter Lisa." Kayla terseyum untuknya.

"Kamu masih saja memuakkan,"

"Kamu juga. Masih saja tidak menyukaiku."

"Karena Aku memang tidak memiliki respect pada seorang pelacur,"

"Dan tetap idiot." Ucap Kayla lalu mengambil satu cup minuman hangat yang dia pesan.

Dengan emosi tangan kanan Lisa terangkat mengudara siap menyentuh pipih Kayla namun tertahan oleh cegatan tangan yang lebih kuat.

"Kamu ingin pergelangan tanganmu patah?" tanya Walter menatap tajam Lisa.

Lisa meringis serta terkejut dengan keberadaan sosok Walter.

"Cukup, ayo kita kembali!" Kayla mengajak Walter meninggalkan Lisa menatapnya marah.

"Kamu baik-baik saja?" tanya Walter pada Istrinya.

Kayla menatap Walter, "Hm. Tidak apa-apa"

"Dia rekan kerjamu dulu?"

"Ia, kami juga sempat satu sekolah dulu bersama Natalia. Satu kelas," jelas Kayla.

"Dia terlihat sangat tidak menyukaimu." Kayla tertawa ringan, sambil berjalan jemari mereka tertaut. "Memang, dulu semua orang membenci dan tidak menyukaiku,"

"Tapi dulu juga aku sangat mencintaimu."

Lagi-lagi Kayla tertawa ringan mendengar Walter. "Aku sangat bersyukur untuk itu," ucap Kayla menatap suaminya.

Mereka sudah berada dimuka kamar Ratna, sosok pria berbadan besar masih setia di situ. Kayla membuka pintu dan masuk ke dalam diikuti Walter dibelakannya.

BACK TO YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang