BTY 8

33 4 0
                                    


.

Walter DKK.


Raina sedang duduk disofa menyaksikan drama sore hari yang sedang tayang, sedang di depannya ada batita yang sedang asik bermain dengan beberapa mainan berserakan disekiratnya.

"Papa!" seru belita itu saat mendapati ayahnya yang baru pulang kerja.

"Assalamualaikum, jagoan papa" kata sang papa sambil mencium gemes kedua pipih putra kecilnya.

"Walaikumsalam!" kata sang anak dan Raina berbarengan.

Raina mengambil tuxedo milik suaminya "Mau langsung mandi?" tanya Raina pada suaminya.

"Iya By." Balas sang suami masih bermain sama anaknya yang bulat itu.

"Papa hentikan, gelii." belita itu berusaha menghentikan ayahnya sambil terus tertawa karena ayahnya mencium serta mengigit-gigit kecil daerah-daerah sensitifnya.

"Okay, papa mandi dulu yah. Nanti kita main lagi." Sebelum pergi ia mengecup kepala anaknya yang masih dengan nafas tersegal karena kelakuan sang papa.

Saat membuka kamar Daniel mendapati istrinya yang sedang mempersiapkan pakaian untuknya.

"Kamu juga menyembunyikannya dariku?" Tanya Daniel memeluk dari belakang istrinya menenggelamkan wajahnya pada perpotongan leher Raina.

"Aku tidak mengerti maksudmu By," balas bingung Raina dengan pertanyaan suaminya sambil mengelus-elus pelang tangan suaminya yang sedang memeluknya.

"Kayla," Daniel dapat merasakan tubuh istrinya menegang seketika. "Walter yang pulang balik dengan alasan proyek itu ternyata menemui Kayla disana," Raina membelikkan badannya menatap suaminya tidak percaya.

"Sungguh?" tanyanya dengan ekspresi masih tidak percaya.

Cup.

Daniel mengecup bibir istrinya lalu menjawab, "Serius By." Daniel tersenyum melihat ekspresi istrinya. "Kamu terlihat sangat terkejut, Sayang." Ibu jari Danie mengusap pelan kerutan pada dahi Raina, "Jadi selama ini Kamu juga tau keberadaan Kayla, hm?" Raina berpikir keras bagaimana dia menjawab pertanyaan Daniel.

Usapan jemari Daniel pun sudah menelusuri pipih kirinya, ah, otaknya kosong seketika.

"Kamu tau, aku pernah berpikir kalo Walter terlalu lemah karena hampir mati hanya karena seorang perempuan. Meskipun Walter juga sering berurusan dengan perempuan tapi Kayla benar-benar bisa menghancurkan jiwa Walter. Tapi,, nyatanya aku juga pernah diposisi itu." Ibu jarinya Daniel pun sudah menyentuh bibir Raina yang sedang digigit karena gugup seperti ketahuan melakukan kesalahan besar oleh suaminya, "Jangan mengigitnya, itu tugasku." Selain otaknya yang telah blank kini pipihnya pun juga semakin memerah. Intimidasi macam apa ini!.

Raina memejamkan mata, mengambil nafas panjang, berusaha memulihkan kesadarannya yang sesaat tadi menghilang. "Aku pernah ingin mengatakannya,"

Cup cup. Perkataan Raine berhenti

Daniel mengecup kedua mata istrinya yang sedang tertutup itu "Buka matamu sayang, tatap aku saat menjelaskan," potong Daniel "Lanjutkan!" kata Daniel saat sudah menemukan mata indah istrinya itu.

"Ak-aku" sial, dia sangat gugup "Aku pernah ingin mengatakannya, tapi waktu itu kita pun sedang tidak baik-baik saja. Maafkan aku, tapi aku pernah tidak bisa mempercayaimu." Kata Raina, sepotong ingatan konfik rumah tangganya berputar di kepalanya sehingga membuat matanya berair.

"Maafkan aku, aku janji tidak akan mengulanginya kembali." Daniel memeluk erat istrinya.

"Mm, mandilah!" Raina melepas lembut pelukan suaminya. "Kita bicara lagi nanti," lanjut Raina.

BACK TO YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang