.
,
Ahad siang Walter mengantar Kayla dan kedua anaknya ke bandara setelah berpamitan pada keluarga Lachowski. Di bandara juga ternyata Abraham sudah menunggu anak dan cucu-cucunya. Mereka hanya memiliki 20 menitan untuk berbincang sebelum Kayla dan kedua anaknya naik pesawat.
Setelah dalam pesawat Mikaila menghabiskan waktunya untuk menyelesaikan bacaan buku yang dibelikan kemarin oleh Walter. Sesekali ia bertanya dengan Mamanya mengenai makna dan maksud dari isi pragraf dalam buku tersebut. Mikail hanya diam menutup mata dengan menyandarkan kepalanya pada sandaran kursi.
Kini pesawat yang ditumpangi Kayla sudah mendarat, sebelum berangkat tadi Romeo sudah menghubunginya jika ia akan menjemputnya.
Saat melihat Kayla dan kedua keponakannya, senyum lebar menghiasi wajar Romeo. "Mika, Aku sangat merindukanmu." Seru Romeo sambil membawa Mikaila dalam gendongannya setelah mereka bersaliman semua. Mikaila tertawa ringan.
"Kai, Kamu tidak merindukanku?" Mikail hanya menatap Romeo sekilas.
"Tidak." Kayla tertawa melihat muka jengkel Romeo.
Cup.
Mikaila mengecup pipih kiri Romeo. Romeo menatapnya dengan senyum lebar lalu mencium seluruh permukaan wajah Mikaila.
"Kakak, sudah menghubungi Walter?" tanya Romeo saat mereka sudah di dalam mobil.
"Sudah," jawab Kayla
Mobil mereka melintasi jalan raya yang penuh kendaraan berlalu lalang.
Kayla keluar dari kamar setelah sholat magrib menuju dapur, ia melihat Romeo berbaring disofa sedang menonton televisi. Kayla menghampir Bu Ina yang ada di dapur mempersiapkan makan malam.
Kayla membantu Bu Ina, mareka juga mengobrolkan tentang sekolah anak Bu Ina yang akan naik Sekolah Menengah Atas.
"Kak, ada telpon dari Walter!" seru Romeo mendatangi Kayla, ponsel miliknya disodorkan pada Kayla.
Kayla mengambilnya, lalu berbicara dengan Walter. Walter bertanya mengapa ia tidak mengangkat ponselnya dan kemana Mikail dan Mikaila. Kayla menjawabnya mengatakan jika ponselnya ditinggal dikamar dan dirinya keluar mempersiapkan makan malam bersama Bu Ina, sedang anak-anak masih belum kembali dari mesjid. Selebihnya mereka membicarakan hal-hal ringan yang dapat menyalurkan perasaan rindu Walter. Sungguh berlebihan, bukankah Kayla baru saja kembali tadi siang dari Jakarta.
Setelah sambungan sudah terputus Kayla mengembalikan telepon genggam Romeo dan kembali ke dapur.
Mikail dan Mikaila telah kembali kerumah setelah sholat isya yang dilakukannya di mesjid. Mereka kini sudah berada dimeja makan untuk makan malam bersama, mereka sambil berbincang, kadang-kadang Romeo menggoda Mikaila hingga membuat wajah masam. Meskipun sering menggoda keponakannya itu mereka juga sering akur, saling mempertanyakan keberadaan masing-masing.
Malam ini Romeo tidak bermalam dan pulang pada pukul 11. Kayla menahannya namun kata Romeo, ia mendapatkan telfon dari rumah sakit. Maka kayla pun membiarkan dan membukakan pintu menatap kepergian adik iparnya itu. Panggilan mendadak dari rumah sakit memang tidak bisa dipungkiri. Ia juga sering mengalami hal seperti itu, dulu.
Saat Kayla hendak memasuki kamarnya, ia terlebih dahulu memeriksa kamar anak-anaknya. Sewaktu ia memasuki kamar Mikaila, ia mendapati putrinya sudah terlelap. Ia mencium pucuk kepala putrinya, mengelusnya pelan lalu keluar menuju kamar Mikail. Seperti biasa Kayla yang kadang mendapati putranya belum tidur, duduk didepan macbook terbuka.

KAMU SEDANG MEMBACA
BACK TO YOU
RomansaCerita ini merupakan kelanjutan dari cerita Marriage Contract di akun alfa Alfatih (akun lama penulis). Menceritakan kisah dari kedua insan yang pernah dipaksa untuk bersatu dalam sebuah ikatan yang dibatasi waktunya oleh kedua keluarga. Namun di uj...