1 ◆ (Game huh?)

5.1K 213 7
                                    

Tiba-tiba pintu terbuka, menampilkan sosok gagah ditengah pintu yang telah terbuka. Sang pemilik kamar hanya diam dan acuh, tidak begitu peduli dengan kedatangan Hyung yang berselisih 2 tahun darinya.

"Kau sedang apa?" Tanya yang lebih tua

"Aish jangan memecah fokusku Hyung, diamlah jangan menggangguku" Jawabnya sambil berdecak

"Kau ini, liburan bukannya pulang bertemu keluarga malah hanya main game saja disini! Mungkin kau juga tidak tau kalau dorm ini sudah kosong"

"Eoh? Kosong? Dimana yang lain?" Tanya yang lebih muda dengan mengalihkan ponsel dalam genggaman. Menatap penuh kepada lawan bicaranya

"Sudah kuduga" Kata yang lebih tua sambil merotasikan mata tanda malas

"Kan aku sudah bilang Hyung, aku akan disini disepanjang musim dingin ini"

"Kalau punya masalah itu diselesaikan Jisung, kau marah pada hyungmu tapi kan bagaimana dengan ayah dan ibumu? Dasar bandel" Jeno berjalan mendekat ke ranjang Jisung dan setelah sampai didepannya langsung saja menjitak kepala yang lebih muda dengan santai

"Sttt sakittt" Kata Jisung sambil mengelus kepalanya

"Sudah kau hubungi Ibumu? Ayahmu?" Tanya jeno menatap intens

"Sudah, lagian beliau tidak mempermasalahkan. Aku ingin bermalas malasan disini, eohhh bagaimana dengan Hyung sendiri? Kenapa masih disini? Bukankah Hyung bilang yang lain sudah pulang?" Tanyanya berturut-turut

"Ya memang tidak boleh aku disini? Lagian mengapa aku harus pulang? Dan yahhh seperti biasa ayah ibuku sibuk, kakakku juga mungkin sibuk dengan tunangannya, dari pada aku pulang dan bernasib sama seperti disini lebih baik aku disini saja. Apalagi ada kau!"

"Aku? Kenapa?" Tanyanya sambil menunjuk dirinya sendiri

"Menurutmu orang bodoh mana yang meninggalkan bocah ingusan sendiri disini. Mungkin belum sampai setengah hari aku meninggalkanmu sudah akan ada kabar bahwa dorm ini akan hangus. Atau mungkin aku akan mendengar kabar kau akan mati kelaparan! Mengingat sifat malasmu itu"

"Hehehe" Jisung terkekeh sambil menggaruk tengkuknya yang sebenarnya tidak gatal

"eh eh eh, kenapa Hyung ikut berbaring disini? Lihat Hyung kasurku ini single bed!!!, sangat sesak sekali tau!!!" Marah Jisung

"Sudah jangan banyak bicara, bukankah kau mau bermalas-malasan? Aku sedang bosan. Cukup diam saja dan lanjutkan game mu. Aku tak akan menganggu!"

Benar juga kata jeno, akhirnya Jisung memilih acuh. Membuka ponsel nya kembali dan melanjutkan permainannya yang sempat dijeda

"Bagaimana cara mainnya?"

"..."

"Oh aku mengerti hanya menyamakan saja kan?"

"..."

"Ah itu mudah sekali. Ya!! Itu Jisung yang gambar petasan!"

"..."

"Oh ayolah kau tidak cepat!"

"..."

"Heh bukan itu!!!"

Akhirnya karena muak dengan suara Jeno yang sangat berisik, jisung membalik posisi menjadi membelakanginya

"Diamlah Hyung, yang Hyung bilang bisa itu tidak bisa! Hyung tidak tau! Katanya tidak mau menganggu! Urusi saja urusanmu!!" Jisung berkata sambil berdecak kesal. Ah lucu sekali sampai membuat jeno terkekeh

...

...

...

Selama hampir setengah jam akhirnya Jeno benar-benar diam, sampai membuat jisung heran. Karena kepo Jeno berbuat apa jisung memutuskan untuk menoleh kearahnya. Melihat jeno yang sangat fokus dengan ponselnya sendiri

"Hyung lihat apa? Aku mau lihat juga!!"

Jisung membalik tubuhnya menghadap ke jeno, mengubah posisinya dengan mendekatkan kepalanya pada pundak jeno dan mengintip apa yang jeno lakukan pada ponselnya.

"Hyung apa itu? Kenapa seru sekali?"

"Kau mau coba?" Tawar jeno

Jisung mendongak menatap jeno sambil mengangguk lucu. Astaga gemas sekali

"Baiklah kemari"

Jisung memperbaiki posisinya, menjadikan lengan kokoh Jeno sebagai bantalan. Memegang HP jeno dan mulai memainkan game yang sebelumnya jeno mainkan

"Bagaimana Hyung? kenapa aku tertembak terus? Kenapa kekuatan pesawatku sangat lemah! Hyung ini bagaimana ada pesawat besar datang!!!" Jisung panik

Dengan segera jeno mengambil alih ponselnya, posisi mereka seperti jeno memeluk jisung. Yah memang seperti itu

"Ini lihat, yang berterbangan warna hijau dan biru ambil lah. Nah ini sumber energinya, nanti kalau kau dapat lebih banyak bahkan pesawat sangat besar pun akan mudah kau taklukan. Lihat-lihat kekuatannya membesar kan? Lasernya berubah mematikan"

Jisung mengamati dengan fokus sembari menganggukkan kepala. Wah sungguh sangat seru game yang jeno punya.

"Nah cobalah"

Jisung mengambil ponsel jeno kembali, sangat fokus dengan game nya. Tanpa jisung sadari jeno meletakkan tangan yang jisung jadikan bantalan tersebut mengelus kepalanya lembut. Rasanya sangat nyaman

"Wah kau cukup hebat, selesaikan level ini dan akan ku beri hadiah"

"Hanya hal mudah, segera siapkan hadiahmu Lee Jeno"

"Tentu, aku akan mentraktir mu makan. Dimanapun kau mau"

"YESSS! AKU AKAN KERJA KERAS DAN MEMENANGKAN INI KURANG DARI 5 MENIT" Jisung berteriak semangat sambil bergerak-gerak dalam pelukan Jeno

"Jangan sombong dulu. Diakhir itu lebih sulit daripada dugaanmu. Jika kau kalah kau yang harus mentraktir ku!" Kata Jeno sembari membawa tangan satunya yang menganggur melingkari pinggang Jisung.

Posisinya Jisung terlentang dengan bantalan lengan Jeno dan ponsel di kedua tangannya. Sedangkan Jeno dengan posisi miring tangan yang menjadi bantalan mengusap kepala Jisung lembut dan tangan satunya memeluk pinggang ramping Jisung.

Siapapun yang melihatnya akan beranggapan bahwa Jeno dan Jisung si tsundere itu memiliki hubungan. Padahal aslinya, tidak tau juga sih

Jeno Jisung yang jarang sekali skinsip atau bahkan jarang sekali berada dalam satu frame terlihat sangat mesra dibaliknya

Cup

"Eh?"

Jeno kelepasan mengecup pucuk kepala jisung dimana hal tersebut membuat jisung tersadar akan posisi mereka. Dengan segera Jisung mencoba bangkit karena posisi mereka dianggap kurang nyaman untuknya.

Jeno segera menarik kembali Jisung yang hendak bangkit kedalam pelukannya. Mendekapnya erat

"Mau kemana? Lanjutkan saja gamemu"

"Hyung? T-tapi?"

"Lanjutkan saja" Kata Jeno dengan geraman rendah, membuat Jisung err merinding.

"Tapi Hyung, pesawatku sudah hancur tertembak" Kata Jisung hampir berbisik karena gugup

"Benarkah?"

Jeno mengambil alih ponselnya dan melihatnya. Ah benar saja game nya sudah selesai. Kemudian Jeno meletakkan ponselnya di samping Jisung

"Bagaimana kalau kita tidur saja, aku mengantuk. Apa kau tidak Jisung-a?"

Bagaimana bisa mengantuk kalau posisinya seperti ini Hyung - batin jisung

Tanpa menunggu persetujuan jisung, Jeno mendekap jisung lebih erat. Membawa kepala jisung kedada bidang miliknya. Mengusap kepala belakang jisung dengan lembut

Jisung? Masih miring lurus kaku tidak tau mau memberi respon apa, mungkin jika jaemin atau haechan yang berlagak seperti ini padanya akan terasa biasa saja. Namun kali ini, Jeno? Lee Jeno yang katanya Jisung ini tidak imut baginya. Lee Jeno yang biasanya sebisa mungkin menghindar dari pandangan Jisung. Lee Jeno yang selalu mengolok nya

Cukup lama dalam posisi tersebut. Membuat badan Jisung jadi pegal, rasanya ingin sekali dia merilekskan badannya.

"Aku menyukaimu Jisung" Kata Jeno dengan geraman rendahnya























Preety Personality (Nosung) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang