12 ◆ (buruk!!×)

1.9K 158 17
                                    

"Kalian nampak dekat sekali?"

Jeno mengerutkan alisnya, menatap lawan bicara dengan pandangan bertanya-tanya

"Kau dan Jisung"

Jeno kembali mengarahkan pandangannya pada makanan yang sedang dinikmati. Seolah acuh dengan pertanyaan Jaemin, Jeno kembali menyantap makanannya tanpa terusik sama sekali.

Jaemin yang kesal menggeretakkan giginya, rahangnya mengeras. "Aku sedang bicara padamu Lee Jeno" Katanya yang terdengar tidak ramah

Melihat Jeno yang tidak terusik membuat amarah jaemin memuncak. Akhirnya dia menggebrak meja dan pergi dari hadapan Jeno.

"Kenapa Jaemin hyung?"

Chenle yang baru tiba di dorm terkaget-kaget karena disambut dengan gebrakan amarah dari Jaemin. Ya meskipun amarahnya bukan untuknya tapi chenle merasa hawa panas disekitarnya

Jeno mengendikkan bahunya, kemudian melanjutkan makannya yang sempat tertunda

"Kapan Hyung kembali?"

"Kemarin"

"Ouh kemarin, bagaimana keadaan Jisung sekarang Hyung? Apakah masih seperti manci habis dipakai?"

"Sudah membaik, hanya pemulihan saja"

"Ah syukurlah, dimana yang lain Hyung?"

"Dikamarnya mungkin? Aku tidak melihatnya"

"Oh begitu, apakah haechan Hyung juga disini?"

"Tidak"

"Mark hyung?"

"Tidak"

"Kenapa Jaemin hyung marah?"

"aish. mau makan saja tidak tenang."

Jeno bangkit dari duduknya, membawa piring yang makanannya baru tersentuh sedikit itu kedalam wastafel. Membuang isinya ke tempat sampah dan mulai mencucinya.

Chenle tercengang, merasa bersalah karena membuat mood makan Jeno menghilang. Chenle mendekat ke arah Jeno

"Hyung maaf" Katanya

Jeno tidak bereaksi sama sekali. Meletakkan piring itu kembali dan bergegas kekamarnya tanpa melirik chenle. Perasaan chenle benar-benar merasa bersalah pada Jeno

"Kenapa sih orang-orang pagi ini, apa aku datang disaat yang tidak tepat?" Chenle menggerutu sambil berjalan kearah kamar Jisung





◆◇◆◇◆◇◆◇

"Hyunggggggg...... "

Yang dipanggil diam saja. Tidak berkutik sama sekali, seolah mengganggap yang memanggilnya itu tidak ada

"Jeno hyunggggggg~~~~~"

Tetap diacuhkan

Karena lelah tidak dianggap, akhirnya yang memanggil terus membuntuti Jeno, padahal Jeno sedang membersihkan kamarnya. Bolak balik kekamar mandi, lemari, ranjang, balkon, dan bahkan pojok kamarnya pun selalu diikuti oleh kekasihnya itu tanpa rasa lelah. Dan Jeno masih juga acuh

Karena pusing sendiri melihat Jisung yang hanya mondar mandir dibelakangnya membuat Jeno tidak tega juga. Padahal Jisung masih harus beristirahat

"Duduklah, dan diam"

Jisung menurut

Mendudukkan dirinya pada sofa didekat ranjang Jeno, menatap sang kekasih yang masih asik berkutat dengan gitar miliknya.

Jisung benar-benar diam saja sesuai perintah Jeno. Duduk diam tanpa reaksi apapun membuat Jisung nampak seperti patung. Dan Jeno masih saja tampak acuh membuat Jisung sedih

Preety Personality (Nosung) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang