3 ◆ (Bugoppang>~<)

2.6K 179 2
                                    

Liburan tinggal sebentar lagi, mereka berdua (Jeno & Jisung) benar-benar menghabiskan waktu bersama tanpa ada yang mengganggu. Bahkan Renjun yang berada di China sudah memberi kabar bahwa lusa akan sampai di dorm mereka. Ah padahal mereka masih ingin berdua

"Jisung a, apa kau mau pergi ke suatu tempat?" Tanya yang lebih tua

"Boleh, tapi kemana ya Hyung" Jawab jisung sambil berfikir

"Kau mau ke Namsan? Ya meskipun cukup dingin kurasa memakai jaket double tidak masalah?"

"Tidak, aku lebih ingin membeli makan diluar saja. Seperti aku ingin makan yang nyamnyamnyam" Kata Jisung sambil memperagakan kata nyam tersebut dengan tangan dan bibirnya. Apa dia tidak sadar kalau kegiatannya tersebut memancing jeno untuk memakannya

"Nyamnyamnyam? Makanan apa itu?" Jeno nampak berfikir

"Ya pokoknya kalau dimakan itu nyamnyamnyam, yang seperti nyamnyamnyam itu loh" Jisung tetap memperagakannya. Ah bisa gila Jeno

"Baiklah cepatlah bersiap, kita akan memburu nyamnyamnyam" Jeno berkata sambil mengusak rambut jisung gemas

"YES!!! NYAMNYAMNYAM JISUNG DATANG" Jisung berseru sambil berlari menuju kamarnya

Jeno yang melihat hanya terkekeh gemas, siapa sih yang melihat jisung tidak gemas. Jisung itu murni gemas sekali

■□■□■□■□■

"Mau itu?" Tanya Jeno lemas. Sumpah Demi apapun, mereka sudah memutari pusat jajanan di sana dengan berjalan kaki selama  lebih dari 2 jam. Kakinya rasanya mau patah

"Tidak!! Tidakk!! Itu tidak nyamnyamnyam"

Dan lagi-lagi Jisung menjawab demikian, untung saja jeno sabar. Sesabar menemani Jisung membeli kacamata dan berbelanja.

"Nyamnyamnyam itu yang bagiamana sih?"

"Aku tidak tau?" Jawab Jisung sambil mengangkat kedua tangannya, seperti memperagakan jika dia memang tidak tau

Rasanya Jeno benar-benar diuji kesabarannya

"Bagaimana jika kita membeli churros, kemudian makan ramyeon pedas dan meminum soda. Ah pasti sangat menyegarkan"

Jeno sudah berulangkali memberi opsi pada Jisung, sudah menyebutkan semua makanan yang disukai Jisung. Pernah sesekali Jisung tergoda dengan tawaran Jeno, belum sampe 10 detik sudah berubah pikiran lagi

"Tidak Hyung! Bukan seperti itu"

"Lalu yang seperti apa!?, kakiku keram!" Jeno tak sadar sedikit menekan kata-katanya, seperti Jeno yang sebelumnya

Jisung diam saja, benar juga apa yang dikatakan Jeno. Apa Jisung sangat menyusahkan Jeno? Apa Jisung keterlaluan? Jisung rasanya sangat senang karena pertama kali memiliki kekasih, rasanya energi dalam diri Jisung tidak akan pernah habis. Apakah Jeno sudah lelah dengan sikap Jisung yang kekanakan?

"Baiklah, ayo Hyung kita makan ramyeon" Jawab Jisung lesu dan menundukkan kepala

Dia bukan mau menangis, Jisung bukan cengeng! Sungguh. Apalagi sebelum mereka menjalin hubungan, Jeno sering berkata dengan nada demikian. Tapi entah kenapa kali ini rasanya membuat mata Jisung memanas

Jeno jalan terlebih dahulu mencari resto yang akan mereka datangi, meninggalkan Jisung yang masih menunduk dan berjalan lesu

Jisung melirik kearah kanan, ada bugoppang disana. Rasanya sangat ingin mampir sebentar membeli itu, tapi Jeno sudah lelah dengannya. Jisung tidak mau membuat Jeno marah

Jeno menengok ke belakang melihat Jisung yang sangat lambat sekali, rasanya emosi sudah berada dipucuk akar rambutnya. Tinggal menunggu pori-pori membuka dan meledak. Tapi melihat Jisung yang menengok ke arah kanan dan mengamati membuat matanya mengedar kearah sana juga, ah Jisungnya ingin bugoppang- batinnya

Jisung yang baru sadar Jeno melihat kearahnya langsung berlari mendekati Jeno

"Maaf hyung" Katanya sambil menundukkan kepala

Ya ampun Jeno baru sadar dia cukup keterlaluan pada Jisung. Bukan maksudnya berbicara sarkas, hanya saja sungguh kakinya sangat lemas ingin duduk sebentar walau hanya 2 menit saja. Tapi dengan melihat Jisung yang awalnya membara menjadi redup membuatnya sangat bersalah. Oh astaga ini adalah kencan ketiga nya dan Jeno sudah merusaknya

Jeno memeluk Jisung, mengecup kepala Jisung walau terhalang maskernya dan hodie yang Jisung kenakan. "Maafin Hyung ya sayang" Kata Jeno lembut

"Bukan Hyung yang harus minta maaf, tapi Jisung. Maafin jisung ya Hyung, Jisung tau Hyung pasti sangat lelah menghadapi Jisung belakangan ini. Selalu menuruti kemauan Jisung yang belum tentu Jeno Hyung mau juga, pasti sangat melelahkan kan? Jisung minta maaf sungguh. Jisung hanya merasa sangat senang memiliki Hyung, ini adalah kali pertama Jisung punya pacar. Tapi jika ternyata sikap Jisung terlalu kekanakan Jisung janji akan berubah, tapi jangan jauhi Jisung seperti dulu ya hyung. Jisung sangat menyayangi Hyung"

Ini yang disuka Jeno, Jisungnya itu selalu jujur. Selalu mengungkapkan apa yang dirasa. Jisungnya ini benar-benar sangat lembut

"Tidak akan pernah menjauhimu sayang, maafkan Hyung. Maaf karena tidak bisa mengontrol emosi, maaf karena tidak memahami apa yang dimau Jisung. Maaf ya sayang, aku janji akan mengontrol emosi dengan baik. Maaf"

Jisung mendekap Jeno balik, sebenarnya dia sudah menangis. Beruntung saja ada penutup kepala dan masker yang menutupi mata dan air matanya. Tapi tidak bisa dipungkiri matanya memerah

Aish apa mereka tidak sadar berpelukan dijalan, padahal mereka kan Idol. Bagaimana jika ada yang melihat dan menyadarinya?

"Baiklah ayo kita beli makan, setelah itu kita lanjut jalan-jalan" Ucap Jeno dengan postur semangat

"Hyung maafin Jisung, tapi bagaimana jika kita membeli makan dan memakannya di dorm saja? Maaf, tapi Jisung sedang jelek" Katanya lirih

Oh Jeno paham, pasti jisungnya menangis tadi. Aiss bodohnya Jeno yang merusak kencannya sendiri karena emosi yang tidak bisa terkontrol, dasar emosi sialan

"Baiklah, mau duduk disana sambil menikmati suasana atau mau ikut memesan makanan?" Tawar Jeno

Kesempatan untuk Jisung menghindar, sumpah Demi apapun Jisung masih enggan di dekat Jeno. Rasanya mau menangis saja, dan akhirnya Jisung lebih memilih duduk dibawah pohon menunggu Jeno.

Jeno tidak marah kan?

Preety Personality (Nosung) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang