7 - GET TO KNOW DEEPER

1K 159 86
                                    

Menggunakan kaos hitam, dilapisi dengan wearpack mekanik. Bagha kini sibuk mengotak-atik mesin bagian bawah dari mobil yang tengah lelaki itu kerjakan. Dengan posisi tubuh yang ia rebahkan di atas creeper, Bagha menjalankan pekerjaannya dengan cekatan.

"Bang kunci inggris tolong," seru Bagha. Lelaki itu meminta bantuan kepada Farid yang kini tengah siap siaga dengan kebutuhan Bagha yang masih sibuk memperbaiki mesin mobil bagian bawah milik client.

Menyerahkan alat yang Bagha butuhkan, Farid kini terkekeh sembari memandang Kaluna yang tak henti-hentinya menatap Bagha. Meskipun tubuh lelaki itu tak begitu terlihat dengan jelas, karena ia berada di atas creeper yang tentunya itu berada di bawah mobil. Namun gadis itu tetap memilih untuk menatap Bagha, meski yang terlihat hanyalah kaki jenjang lelaki yang kini tengah sibuk dengan permesinan.

"Cewek lo, Gha?" tanya Farid kepada Bagha.

Bagha yang mendengar pertanyaan dari seniornya itu hanya dapat terkekeh kecil. Ia tak menjawab, melainkan kembali meminta bantuan Farid untuk mengambilkan alat lagi. "Rachet, Bang. Lupa bawa lagi," ujar Bagha dengan kekehannya.

Farid tahu Bagha hanya ingin mengalihkan topik yang ia tanyakan. Lelaki itu memang tak pernah dekat dengan gadis manapun, ia yang telah bekerja sejak Bagha masih SMP sudah tahu dengan kebiasaan Bagha.

Farid kembali menyerahkan alat yang Bagha minta kepadanya. Terdengar suara dari lelaki yang tangannya masih sibuk memutar-mutar kunci inggris yang dimintanya kepada Farid. "Makasih, Bang."

Setelah berkutat dengan mesin mobil selama tiga puluh menit lamanya. Akhirnya lelaki itu meminta bantuan Farid untuk menarik creeper yang ia tiduri. "Aman, bang. Tarik dong tolong," pintanya kepada Farid yang kini menarik creeper yang Bagha gunakan.

Kali ini Kaluna dengan jelas dapat melihat Bagha. Mulutnya menganga, meski tak lebar. Ia begitu takjub dengan penampilan Bagha saat ini. Sialnya, semakin kotor semakin tampan Bagha terlihat. Begitulah pemikiran Kaluna kini.

"Oh shit!" umpat Kaluna pelan. Hampir seperti bisikan.

Gadis itu masih mengunci tatapan matanya kepada Bagha. Lelaki dengan kaos hitam dan dilapisi wearpack mekanik, wearpack itu tak digunakan seluruhnya oleh Bagha. Ia memilih untuk menggunakan bagian kakinya saja. Bagian atasnya ia ikat di area perut.

Bagha kini telah bangkit dari creeper. Lelaki itu kemudian melangkah mendekati Kaluna dengan senyuman manis yang bahkan membuat Kaluna semakin mengunci tatapannya pada Bagha.

"Bentar ya, gue bersih-bersih dulu. Masih bau oli sama mesin nih, nanti tuan putri gak mau deket-deket. Hahaha," ujar Bagha dengan entah godaan atau candaan yang lelaki itu lontarkan kepada Kaluna. Ia melangkah dengan santai, ke area wastafel bengkel.

Kaluna membeku. Gadis itu hanya memberikan kekehan pura-puranya kepada Bagha. Ia tak tahu harus bagaimana. Yang jelas, ia begitu terpesona dengan Bagha. Semakin terpesona.

Bagha yang telah mencuci tangan dan beberapa bekas oli yang menempel di bagian lengannya, kini melangkah kembali menuju Kaluna. Lelaki itu mengusap bagian tangannya basah menggunakan handuk kecil miliknya.

Jemarinya kini berada di atas kepala Kaluna. Ia memberikan usapan lembutnya kepada Kaluna yang kini mendongak menatapnya, dan mematung.

"Mau ngobrol di dalem atau di sini? Atau mau nyari makan?" tanya lelaki itu pelan.

Matanya menatap Kaluna. Jemarinya masih mengusap rambut di puncak kepala Kaluna. Lelaki itu mengangkat salah satu alisnya, dan memberikan senyum manisnya kepada Kaluna.

"Ngobrol sekalian makan aja yuk?" tawar Bagha pelan.

Jemarinya kini turun menuju bahu Kaluna, memberikan pijatan lembut di sana. "Udah jam segini pasti lo laper, cape juga nih pasti duduk mulu. Ya gak?" tanya Bagha memastikan Kaluna masih baik-baik saja karena telah menunggu dirinya yang bekerja.

BAGHAWIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang