Sorotan mentari dari arah timur begitu cerah. Kaluna kini menatap layar ponsel miliknya yang menunjukan wajah sang kekasih dengan dirinya. Senyum kecil itu tercipta, setidaknya secercah harapan bahwa si periang ini keadaan hatinya tidak begitu buruk.
Pagi ini Kaluna tengah bersiap menuju kampus untuk mengikuti kelas di hari jum'at. Peraturan baru yang kedua orang tuanya berikan terpaksa harus ia turuti. Untuk kali pertama ia kembali diharuskan antar jemput oleh supir keluarga.
"Kaluna turun depan perpustakaan aja ya Pak," pintanya menatap sang supir melalui kaca spion dalam.
Pak Han mengangguk patuh dengan senyuman lebar. Lelaki tua itu telah mengantar jemput Kaluna sejak gadis itu menginjak taman kanak-kanak. Namun sejak berkuliah Kaluna memilih untuk mengendarai mobilnya sendiri. Hanya beberapa saat ketika ia malas, ia membutuhkan jasa Pak Han.
Mobil sedan hitam itu kini telah berhenti tepat di mana Kaluna inginkan. Pak Han menoleh menatap Kaluna yang tengah bersiap memakai tasnya. "Semoga dilimpahi keberkahan dan kebahagiaan ya, Mbak Kaluna," tutur Pak Han dengan tulus. Senyuman lelaki tua itu membuat hati Kaluna menghangat.
Anggukan Kaluna berikan pada Pak Han. Tak lupa bersaliman dan pamit kepada Pak Han yang sudah ia anggap sebagai keluarga. "Aamiin, Pak Han. Makasih ya Pak Han, semoga Bapak juga sehat terus sampai bisa antar jemput anak Kaluna nanti!!"
Mendengar seruan bersemangat dari sosok Kaluna, Pak Han kini tertawa kencang. Kepalanya mengangguk-angguk seraya menatap Kaluna yang terkekeh dan berlalu pergi. Senyum lelaki tua itu begitu hangat, Pak Han bekerja dengan hatinya.
Kaluna kini melangkah dengan santai. Sesungguhnya kelas hari ini hanya pengumpulan tugas kepada asisten dosen yang berada di perpustakaan. Namun Kaluna memilih untuk berbohong pada Pak Han, gadis itu mengatakan pada Pak Han untuk menjemputnya di sore hari.
Tentu saja bertujuan untuk menghabiskan waktu dengan Bagha. Lelaki yang kini tersenyum begitu manis, ia terduduk di salah satu kursi santai taman depan perpustakaan.
Lambaian tangan dari sosok Bagha berhasil membuat Kaluna tersenyum kembali. Gadis itu berlari kecil menghampiri Bagha. Lihatlah bahwa lelakinya kini bahkan tengah meregangkan kedua tangan untuk bersiap mendekap sang kekasih.
Kaluna kini telah berada di dekapan Bagha. Gadis itu membenamkan wajahnya di dada sang kekasih. "Kabar baik, tuan putri?" tanya Bagha dengan intonasi begitu lembut.
Kaluna mendongak seraya melepaskan dekapan. Gadis itu tersenyum menatap Bagha yang masih juga memberinya senyuman manis itu. Kaluna tak menjawab, ia masih terlena dengan senyuman yang Bagha miliki. Rasanya Kaluna ingin berterimakasih kepada sang pencipta dengan senyuman manis yang dimiliki sang kekasih. Ia begitu menikmatinya.
"Ada yang perlu didengarkan sama Mas Bagha?" tanya Bagha sekali lagi. Lelaki itu meletakkan jemarinya tepat di pucuk kepala Kaluna. Menepuk-nepuk pelan dan berakhir mencubit kecil hidung mancung milik gadisnya.
Kaluna terkekeh kecil dengan tingkah sang kekasih. Gadis itu menarik Bagha dengan menggenggam jemari lelakinya. Keduanya kini terduduk di kursi yang semula Bagha duduki.
Bagha tak menolak. Lelaki itu terduduk tepat di samping Kaluna. Matanya tak lepas dari gadisnya yang kini menghela napas. Sejujurnya ia telah mengerti inti dari situasi ini. Kaluna memberinya sedikit ringkasan semalam, saat ia menghubungi gadisnya sebelum tertidur.
"Skandal–"
Bagha menatap Kaluna seraya mengangguk bersiap mendengarkan. Lelaki itu mengusap jemari gadisnya dengan begitu lembut.
"Intinya Papah nggak bolehin pacaran," lirih Kaluna menatap Bagha dengan helaan napas lagi dan lagi yang terdengar pasrah.
Bagha tersenyum kecil. "Ya bagus dong," ceplosnya yang sialan membuat Kaluna kini mengerutkan kening dalam. Gadis itu tidak habis pikir dengan respons kekasihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAGHAWIRA
Novela JuvenilAkankah Baghawira Gentha menerima sosok Kaluna Armatef di dalam hidupnya? Dipenuhi dengan perbedaan latar belakang, akankah keduanya dapat saling melengkapi dan meyakinkan satu sama lain? Perjalanan kisah klasik para muda dan mudi di masa perkuliaha...