9 - ROCKMANSA 2

1.2K 165 69
                                    

Menikmati alunan lagu di malam hari. Kaluna kini tengah berada tepat di samping Bagha. Lengan kekar lelaki itu bahkan bertengger manis di bahu kecil milik Kaluna. Musik malam ini bertema rock, namun dengan gaya romansa di setiap lirik yang dibawakan oleh para musisi.

Wajah gadis itu mendengak kecil. Matanya menangkap Bagha dengan dagu yang dihiasi rambut-rambut kecil. Senyum Kaluna merekah, tatkala mendengar Bagha melantunkan lirik di setiap lagu yang lelaki itu tahu.

Kenangan manis di hari ini~

Jadi alasan untuk kembali~

Dua bait yang lelaki itu nyanyikan. Siapa yang menyangka setelah menyebutkan lirik dengan merdu. Mata Bagha kini menatap Kaluna. Keduanya bertabrakan tatap. Mengunci satu sama lain. Tersenyum kecil satu sama lain.

"Nyanyi dong," ucap Bagha lembut. Lelaki itu semakin mengeratkan lengan yang merangkul Kaluna. Mengusapkan jemarinya di lengan terbuka milik Kaluna.

Kaluna terkekeh dan menggeleng. Wajahnya memerah merona. Cepat-cepat ia memalingkan wajah, menatap hamparan manusia. Keduanya memang berada tepat di samping panggung, dekat area backstage.

Bagha terkekeh kecil. Jemari lelaki itu kini beralih menuju kepala bagian belakang milik Kaluna. Keduanya tak sadar, bahwa kawan-kawan di belakangnya kini saling menatap satu sama lain. Dengan wajah terheran-heran.

"What happen with them? Gue bener-bener berasa stranger yang gak tau apapun di sini," gerutu Giselle. Gadis dengan seribu penolakan melihat Kaluna bersama Bagha.

Vira menaik turunkan bahunya. Gadis itu, pun tak tahu. Namun tak begitu ambil pusing. Lebih pening memikirkan nasib hidupnya, ini semua karena perjodohan dengan lelaki buaya darat yang kini tengah menghembuskan rokok electric dengan seringai jahat kepada dirinya.

"I mean... gue lebih setuju Kaluna sama Bagha sih daripada sama si brengsek Jendral Teknik," tutur Vira pelan. Matanya menyorot tajam menatap Jendral yang kini terkekeh menatapnya.

"Fuck you!" memberikan ucapan tanpa suara. Mulut Vira berkomat-kamit kepada Jendral yang semakin gencar memberikan wajah tengilnya.

Maya tersenyum kecil dan mengangguk. Gadis dengan setelan pink top dan bawahan mini short jeans. Genggaman tangannya kini disibukkan dengan botol air mineral. Sejujurnya dresscode Maya begitu mentereng di antara para penonton lain yang menggunakan dresscode hitam dan putih.

"Gue gak habis pikir kalau ada cewek yang mau serius nanti sama Jendral. Tabiat genit itu kan mendarah daging bahkan sampe DNA. He can flirt with many girls even though he's married," tutur Maya pelan.

Penuturan yang diberikan oleh Maya tentu membuat Vira kini terdiam. Sialan. Benar, apa yang Maya katakan benar. Ia sudah membayangkan hal-hal yang membuatnya naik darah nanti.

Giselle mengangguk setuju. Gadis itu bahkan mengabaikan Kavreno yang kini menatapnya bersama Jendral dan para kawanannya yang sibuk merokok. "But cheating... gak menular kan?" tanyanya seraya menatap Kavreno yang memberikan kode dengan jemari untuknya mendekati lelaki itu.

Kepala Giselle menggeleng pelan dan tersenyum manis kepada Kavreno. Matanya kini beralih menatap dua kawannya. Menunggu sebuah jawaban.

"Gue pernah denger kata-kata—" ujar Maya pelan. Gadis itu berpikir sedikit. "Lingkungan pertemanan itu kadang sadar gak sadar jadi pendukung perselingkuhan," lanjutnya yang berhasil membuat Giselle kini berdecak kesal.

"Itu yang gue takutin," tutur Giselle pelan. Gerutuan dan umpatan jelas ingin layangkan kepada Kavreno yang memiliki lingkungan pertemanan tak baik, menurut Giselle.

BAGHAWIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang