8 - ROCKMANSA 1

1.3K 174 111
                                    

Telah bersiap dengan dandanan tipis di wajahnya. Kaluna kini menuruni tiap anak tangga untuk menuju area ruang makan di rumahnya, kelas pagi kini tengah menanti gadis cantik itu. Setelan kemeja dengan celana jeans, ia telah siap untuk mengikuti perkuliahan. Senyumnya merekah tatkala matanya menangkap kedua orang tuanya yang sudah lebih dulu berada di area meja makan.

"Morning, Mah, Pah!" sapa Kaluna sembari memberikan kecupan singkat di pipi kedua orang tuanya.

Resya, Ibunda dari Kaluna memberikan senyumnya. Wanita paruh baya dengan setelan modis itu memberikan kode kepada Kaluna untuk duduk di sampingnya.

"Kelas pagi hari ini, Kaluna?" tanya Damar, Ayah dari Kaluna. Setelan jas yang begitu rapih, Damar adalah sosok Ayah sekaligus panutan di kehidupannya. Karena bagi Kaluna, Ayahnya telah begitu berhasil menguasai dunia perkonstruksian.

Inilah yang membuat Kaluna ingin mempelajari ilmu teknik sipil. Selain sudah ada jalan dari Ayahnya nanti, Kaluna juga begitu tertarik bagaimana sebuah gedung tinggi dibuat, jembatan panjang di atas laut dibuat, jalanan beratus-ratus kilometer dibuat, juga banyak hal-hal lain yang mengagumkan dipikirannya. Meskipun ia tak sepintar itu, tapi ia yakin akan menyelesaikan kewajiban berkuliahnya dan mendapat gelar yang sama seperti Ayahnya.

Kaluna mengangguk sembari meraih beberapa potong buah apel yang telah disediakan. Jemarinya kemudian meraih roti yang telah diberi selai oleh Resya. "Thanks, Mam!" ucap Kaluna dengan senyum lebarnya.

"Anything for you, sayang." Jawab Resya sembari menyiapkan gelas untuk Kaluna. Ia menuangkan susu di gelas tersebut dan menyerahkannya pada Kaluna.

Ketiganya kini sama-sama sibuk mengunyah. Hingga langkah kaki dari arah tangga membuat Risya tersenyum, sembari memandang putri sulung yang kini melangkah mendekati area meja makan dengan wajah bangun tidurnya.

"Jessica, sarapan sayang?" tanya Resya begitu lembut. Ia bahkan sudah siap menyiapkan mangkok salad untuk Jessica. Putri sulung, sekaligus model ternama. Begitu membanggakan bukan?

Gadis itu mengangguk. Ia tak seperti Kaluna yang bersifat ceria. Jessica banyak diam. Ia bahkan tak pintar mengutarakan perasaannya. Itulah yang membuat Resya, sang Ibunda, yang selalu menanyakan suasana hati Jessica. Setiap harinya.

"Brand temen Papah kemarin udah deal?" tanya Damar. Ia memang mengenalkan Jessica kepada kawan baiknya yang masuk dalam dunia trend fashion.

Jessica mengangguk. Ia meraih mangkok berisi salad yang telah disiapkan oleh Resya. "Udah tanda tangan kontrak juga kemarin, he said to say hi for you before that."

Damar mengangguk mengerti. Hingga suasana dapur begitu hening hanya ada sesekali suara sendok dan garpu yang menabrak piring. Juga Kaluna yang bersenandung ringan. Hingga gadis itu berpamitan untuk berangkat kuliah lebih dulu.

***

"Ini waktunya sisa 5 menit lagi. Jangan lupa tugas terstruktur dikerjakan, kalau ada pertanyaan terkait tugas. Bisa hubungi asisten, asistensi sebanyak-banyaknya supaya kalian mengerjakan tugas terstruktur dengan lancar."

Kalimat panjang yang Pak Rama berikan memenuhi pendengaran Kaluna. Gadis itu kini menatap Giselle yang duduk tepat berada di sampingnya. "Kenapa tugas gak ada abisnya deh? So much time just for assignments," ujar Kaluna sembari memutar bola matanya malas.

Giselle terkekeh pelan. "This is totally our fault, for choosing engineering majors." Gadis itu kini membangkitkan tubuhnya setelah melihat Pak Rama melangkah keluar kelas.

Vira dan Maya yang pagi tadi telat memasuki kelas dan berakhir duduk di area kursi paling depan, pun kini melangkah mendekati Giselle dan Kaluna.

"Gi, lo nanti malem sama Kavreno nonton Rockmansa juga?" Pertanyaan itu terlontar dari Vira.

BAGHAWIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang