"Gue dijodohin."
Dua kata yang Jendral keluarkan dari mulut manisnya berhasil membuat Bagha yang semula menyesap rokok di antara bibirnya, pun kini tersedak. Lelaki dengan kaos hitam bergambar band rock favoritnya itu kini terbatuk-batuk, dan di akhiri dengan ledekan tawa kencang. Bagha menggeleng-gelengkan kepalanya, dan membuang sisa sedakan yang masih menggerogoti kerongkongannya.
Bagha terkekeh kecil setelah selesai dengan kegiatan batuknya. Tangannya memukul pelan bahu Jendral yang kini ikut terkekeh dengan tingkah Bagha. "Demi apa lo dijodohin, anjing?" tanya Bagha disela-sela kegiatan kekehannya.
Jendral menghembuskan asap rokok dari mulutnya. Lelaki itu tersenyum kecil, dengan terpaksa. Kepalanya mengangguk pelan, "Sialan, kan? Balik-balik bawa kabar buruk." ucap Jendral yang diakhiri dengan decakan kesal.
"Belum tentu buruk, Je. Kali aja tu cewe oke buat lo" tutur Bagha pelan. Ia kembali mendudukan jok motornya. Lelaki itu kembali sibuk dengan rokok di jemarinya.
Jendral tersenyum miris, "Kalau masalah kualitas, gue gak pernah raguin kualitas yang orang tua gue punya" tuturnya pelan, diiringi dengan suara derungan motor yang lewat di jalan raya malam ini.
"Tapi gue belum puas main-main, Gha" lanjut Jendral pelan. Lelaki itu menghembuskan kembali asap dari mulutnya.
Bagha mengangguk mengerti dengan perasaan kawan baiknya. Mengenal Jendral selama kurang lebih tiga tahun, Bagha tahu betul bagaimana watak seorang Jendral. Lelaki itu memandang Jendral.
"Kita gak akan tau ujungnya, Je. Jalanin aja, gak perlu lo ambil pusing"
Kalimat akhir yang dijadikan penutup. Karena Esa, pemegang gitar, personil blue band yang ditunggu kedatangannya kini telah tiba. Lelaki tinggi dengan rambut yang sengaja lelaki itu warnai golden brown. Dengan gaya berpakaian ala idola korea. Lelaki kurus itu menyapa Bagha, juga Jendral.
Ketiganya kini beriringan memasuki studio latihan. Selagi Bagha dan kawan-kawan bandnya menyiapkan segala peralatan, Jendral kini menduduki salah satu sofa yang berada tepat di depan para anggota blue band kini menyiapkan peralatan band.
Lelaki tampan itu mulai memainkan ponselnya. Membalas tiap pesan para gadis yang menggilai dirinya. Diiringi dengan petikan gitar listrik yang memulai memainkan melodi untuk intro salah satu lagu yang akan dimainkan malam ini. Lagu milik band dewa 19, yang berjudul Separuh Nafas.
Alunan nada dengan vokal Beni yang menghiasi studio latihan malam itu. Bagha kian bersemangat memetik tiap senar bass, kegemarannya bermain bass dilandasi ketika ia masih menginjakan kaki di bangku SMP. Lagu-lagu bergenre rock adalah salah satu teman baiknya saat itu.
Keringat yang bercucuran dengan urat-urat jemari yang kini bermunculan. Bagha terkekeh sesaat saat sadar bahwa nada yang ia keluarkan dari bassnya melenceng. Beni terkekeh kencang, begitu pula dengan Jones dan Esa. Jendral yang sadar ada nada yang salah pun berteriak dengan tawanya, "Bagha, babi!!" yang berhasil membuat semuanya kini tertawa dan melanjutkan permainan tiap alat musik yang mereka tanggung jawabkan.
Selesai dengan lagu pertama, jemari Bagha kini mengatur kencangnya tiap senar yang ia rasa masih belum cukup sempurna di jemarinya saat memetik. Lelaki itu meraih rokok di saku celananya, mengapitnya di antara bibirnya. Menyalakan pemantik, Bagha memulai aksi menghisap rokok miliknya.
"AC/DC highway to hell, gaskeun?" seru Beni sembari menutup tutup botol air mineral yang baru saja ditenggaknya.
Semua mengangguk setuju. Permainan band yang apik kembali dimulai di latihan malam ini.
***
Melangkahkan kaki setelah keluar dari mobil miliknya. Gadis dengan rambut bergelombang itu kini memasuki bar yang biasa ia dan kawan-kawannya datangi. Menyapa penjaga bar yang telah ia kenal sejak lama. Gadis itu melambaikan tangan tatkala menemukan kawan-kawannya yang kini sudah mengisi sofa di area depan bar. Dekat dengan live music yang sedang beroperasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAGHAWIRA
Genç KurguAkankah Baghawira Gentha menerima sosok Kaluna Armatef di dalam hidupnya? Dipenuhi dengan perbedaan latar belakang, akankah keduanya dapat saling melengkapi dan meyakinkan satu sama lain? Perjalanan kisah klasik para muda dan mudi di masa perkuliaha...