Pagi menjelang siang, Baghawira menepati janjinya untuk menjemput Kaluna menghadiri kelas. Keduanya kini tengah berada di atas motor tua milik Bagha. Semilir angin rupanya membuat kedua sejoli yang baru saja memulai hubungan semalam itu kini sama-sama terdiam. Menikmati suasana jalan yang tak begitu ramai.
Angin katakan padanya
Bahwa aku cinta dia
Angin sampaikan padanya
Bahwa aku butuh dia
Senandung lirik dari gumaman kecil yang Kaluna ciptakan berhasil membuat Bagha kini sedikit menoleh dan tersenyum simpul. Lelaki itu mengusap dengan lembut lutut milik gadisnya. Suara Kaluna begitu merdu di telinganya.
"Enak ya lagunya?" tanya Bagha meraih jemari Kaluna yang melingkar di perutnya. Lelaki itu menautkan jemarinya di jemari Kaluna. Menguncinya di sana.
Kaluna terkekeh kecil mendengar pertanyaan Bagha. Gadis itu mengangguk bersemangat. "Bikin candu! Semalam gue gak bisa tidur karna dengerin lagu ini. Terngiang-ngiang di kepala!" seru Kaluna dengan semangat dan cengiran lebar ceria khasnya.
Bagha tertawa kecil melihat tingkah Kaluna. "Gak bisa tidur karna lagu atau karna gue?" isengnya.
Tautan di jemarinya kini terlepas oleh Kaluna. Gadis itu memberikan cubitan kecil di perut Bagha yang kini tertawa kencang.
"Coba deh dengerin juga lagu-lagu mereka yang lain. Asik-asik tuh, liriknya ringan, gampang diinget tapi maknanya dapet banget," jelas Bagha yang didengar dengan serius oleh Kaluna.
Kaluna tersenyum, dagunya kini ia sandarkan di bahu Bagha. "Rekomendasiin dong Mas Bagha, lagu-lagu Indonesia yang asik!" ujarnya diakhiri dengan kekehan.
Mendengar Kaluna terkekeh, pun Bagha begitu. Meski tak ada yang lucu, namun keduanya sudah mengirim signal satu sama lain.
"Siap, tuan putri! Nanti gue siapin deh, playlist khusus buat tuan putrinya Baghawira!"
Kaluna tertawa kecil dan mengangguk bersemangat. "Yeayyy!" serunya kencang.
Keduanya kembali menikmati hiruk pikuknya jalanan siang. Hingga pertanyaan tiba-tiba muncul di benak Bagha. Lelaki itu jadi penasaran dibuatnya.
"Kalau lagu luar, biasa denger lagu siapa?" tanya Bagha.
Kaluna terdiam sejenak. Gadis itu mengingat-ingat lagu siapa saja yang akhir-akhir ini didengar olehnya. "Jujur, gue tipe yang bakal dengerin lagu kalau gue suka. Jadi gak spesifik gue suka nih sama band ini, akhirnya gue dengerin lagu-lagu mereka doang. Gak gitu, gue lebih ke cari lagu yang enak dan pas sama selera, gak peduli band atau penyanyinya itu siapa," jelas Kaluna yang dihadiahi anggukan mengerti oleh Bagha.
Kaluna tersenyum seraya dagunya kembali ia sandarkan pada bahu milik Bagha. "Tapi akhir-akhir ini gue suka dengerin My Chemical Romance, Nirvana, Rini, Mura Masa, terus Kehlani. Siapa lagi ya–" Kaluna berpikir sejenak. Mengingat-ingat kembali. "Alina Baraz, Blink-182, ah banyak deh berbagai genre! Hahaha!"
Jawaban Kaluna benar-benar di luar dugaan Bagha. Lelaki itu berdecak kagum. Senyum lebarnya merekah. "Kelas ini seleranya! Gak salah dijadiin pacar ah!!" seru Bagha begitu gembira.
Keduanya kini telah sampai di area parkiran gedung kelas teknik sipil. Namun masih ada 20 menit waktu tersisa untuk masuk jam kelas Kaluna.
Kaluna tertawa kecil. Gadis itu mencubit kecil perut Bagha dan turun dari Samuel tatkala Bagha telah memarkirkan motornya.
Bagha terkekeh pelan. Ia masih menduduki jok motornya. Menatap Kaluna yang sudah berdiri tegak menghadapnya. "Kok dicubit? Pacarnya loh ini," goda Bagha sembari menaik turunkan alis mengejek Kaluna.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAGHAWIRA
Roman pour AdolescentsAkankah Baghawira Gentha menerima sosok Kaluna Armatef di dalam hidupnya? Dipenuhi dengan perbedaan latar belakang, akankah keduanya dapat saling melengkapi dan meyakinkan satu sama lain? Perjalanan kisah klasik para muda dan mudi di masa perkuliaha...