Chapter 30

695 108 4
                                    

Duduk termenung menunggu Lisa kembali sampai tidak sadar gadis yang ia tolong mulai membuka mata nya.

"Sshhh.. akhh !!"pekikan itu berhasil menyadarkan Rose dari lamunan nya.

"Oh? Kau sudah sadar ternyata."

"Dimana aku?"tanya gadis bermata kucing siapa lagi jika bukan Jennie.

"Saat ini kita berada di dalam Hutan, beberapa saat lalu kita baru saja selamat dari maut. Apa kau lupa?"mendengar penuturan tersebut membuat Jennie kembali teringat dimana ia pertama kali menemukan Boom rakitan di bawah tempat duduk nya.

Wajah yang semula bingung itu berubah menjadi pucat pasi. Rose terlihat ikut panik melihat Jennie seperti itu sampai-sampai dia bingung  harus berbuat apa.

"Haduh jangan mati dong , aku tidak mau di penjara lagi."gerutunya melihat Jennie susah bernafas.

Dari kejauhan tampak Lisa berlari menghampiri mereka berdua karena khawatir melihat  gadis yang ia tolong dalam keadaan tidak baik-baik saja , gadis berponi itu memeluknya erat memberikan  ketenangan.

"Tenang lah, semua akan baik-baik saja. Kau aman bersama ku!!"bisikan itu berhasil menenangkan Jennie.

Deru nafas yang semula memburu perlahan kembali normal. Ia pun melepaskan pelukan di antara mereka.

"Terima kasih sudah menenangkan ku, tapi seharusnya tadi kau membiarkan aku mati saja dari pada aku harus  hidup dalam kesepian ini hiks."melihat Jennie menangis tanpa sadar tangan Lisa terulur menghapus jejak air mata di matanya.

"Hei , jangan berbicara seperti itu. Aku mungkin orang asing bagimu tapi aku yakin di luar sana masih banyak yang menyayangi mu terutama keluarga mu."mendengar Lisa menyebut kata ( keluarga ) membuat Jennie tertawa hambar menepis tangan Lisa dari pipi nya dan hal itu membuat Rose dan Lisa kebingungan karena nya.

"Keluarga? Aku tidak yakin aku masih memiliki keluarga lagi atau tidak, orang tua ku sudah meninggal dan- hiks  dan--"Jennie tak kuasa melanjutkan ucapannya karena Lisa kembali memeluk nya begitu erat.

"Jangan menangis, melihat mu seperti ini membuat hati ku sakit. Unnie!!"mendengar ada yang memanggil nya ( Unnie ) lagi membuat tangis Jennie semakin pecah saat teringat kedua adik kembar nya dan Rose ikut menangis dalam diam.

"Ada apa ini? Hati ku sakit sekali mendengar nya berbicara seperti itu, seolah - olah aku bagian dari luka yang ia alami."batin Lisa dan Rose bersamaan.

Kedua kakak beradik kembar itu merasa begitu sesak , sakit , nyaman dan rindu yang kini telah terobati.

Meski begitu mereka tidak bisa menyimpulkan bahwa gadis yang mereka tolong adalah salah satu Unnie mereka.

Rose dan Lisa tidak ingin terlalu berharap dapat bertemu dengan kedua Unnie mereka lagi karena takut kecewa, takut jika kedua Unnie mereka tidak ingin menganggap mereka sebagai adik kandung mereka lagi apalagi jika mengetahui Rose dan Lisa adalah anak jalanan yang di penuhi banyak masalah.

                             ••••••••••••••

Setelah perasaan nya sedikit membaik, Jisoo meminta bantuan pada Yeri untuk menemani nya menyusuri Hutan mencari Jennie.

"Aku mohon Yeri-ah, aku mohon temanilah aku mencari Jennie."mohon Jisoo sampai berlutut di depan kaki Yeri berharap satu rekannya itu iba padanya.

Menarik nafas panjang terlebih dahulu lalu membantu Jisoo berdiri kembali.

"Baiklah, aku akan membantu mu. Kajja kita mencari Jennie-ssi sebelum malam tiba."Jisoo mengangguk cepat dan memeluk Yeri sebentar sambil mengucapkan banyak terima kasih padanya.

"Terima kasih Yeri , terima kasih sudah mau membantu ku."

                               °°°°°°°°°°°°

Di tengah Hutan. Setelah tangis Jennie mereda Lisa melepaskan pelukan hangat itu dan kembali mengusap bekas air mata milik Jennie.

"Sudah jangan menangis lagi eoh? Aku sudah bersusah payah menyelamatkan mu dari Boom itu , dan aku tidak ingin melihat mu terus menangis seperti ini. Sekarang makan ya? Aku sudah mencari nya dengan susah payah."Bibir Jennie melengkung membentuk sebuah senyuman lalu mengangguk menerima buah yang di sodorkan oleh Lisa.

Namun saat buah itu hampir ia gigit sebuah kenangan kembali teringat. Mata kucing itu menatap sendu buah yang ada di genggaman nya.

"Kenapa? Apa ada yang salah dengan buah itu? Jika tidak mau sini berikan saja padaku, perut ku siap untuk menampung nya."ujar Rose hendak merebut buah milik Jennie namun di tepis lebih dulu oleh Lisa.

"Jangan mengambil apa yang bukan milik mu."ancam nya dengan mata melotot tapi Rose tidak takut sama sekali.

"Memang nya kenapa? Dia saja tidak langsung memakan nya kan? Mubadzir tau menyia-nyiakan makanan seperti itu."

"Iya aku tau , tapi kan--"ucapan Lisa terhenti ketika Jennie mulai berbicara.

"Dulu aku juga pernah memberikan buah ini kepada ketiga saudara ku."

"Apa?"


Cirebon 06 Agustus

Note :

Aku tuh merasa sudah tidak punya selera lagi untuk ngapa-ngapain. Seolah-olah aku pengen semua dunia ini berakhir saat ini juga 🙁

Anak Jalanan ( END )✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang