Chapter 44

676 89 1
                                    

Jisoo terdiam memaku ketika Jennie menampar nya bagitu keras. Dapat Jisoo lihat dari sorot mata Jennie di penuhi rasa amarah dan kebencian terhadapnya.

Namun, saat ia milirik ke arah Rose Dunia Jisoo seakan runtuh melihat adiknya itu seperti tertekan di penuhi rasa bersalah. Seketika Jisoo teringat kejadian 15 tahun lalu dimana moments seperti ini pernah terjadi sebelumnya.

"Mianhae."lirihnya ketika sadar apa yang telah ia lakukan.

Seharusnya sebagai anak tertua Jisoo tidak berkata kasar seperti itu. seharusnya Jisoo bisa lebih lembut lagi agar bisa menggandeng adik-adiknya untuk kembali, namun apa yang ia perbuat tadi bukanlah contoh yang patut di puji.

"Apa katamu tadi? Minta maaf? Setelah kau mengatai adik ku pembawa sial baru kau menyadari kesalahan mu Han Jisoo?"Jennie berteriak begitu keras sampai tidak sadar Rose melangkah mundur berniat melarikan diri lagi seperti dulu.

Tapi beruntung seorang Suster datang menghentikan pertengkaran antar saudara ini.

"Maaf! Seharusnya kalian tidak membuat keributan disini. Dan saya sedang mencari keluarga pasien yang bernama Han Lisa, Dokter ingin bertemu di ruangan nya."

Jennie menarik nafas sedalam mungkin menenangkan diri agar tidak emosional lagi. Tapi sebelum ia bertanya mengenai kondisi Lisa, Jisoo mendahului nya lebih dulu.

"Suster apakah adik ku baik-baik saja? Aku adalah Unnie pertama nya."

"Ck ! Mengaku Unnie tapi berkata kasar terhadap adik sendiri. Ayo Rose, lebih baik kita temui Dokter sekarang juga dari pada meladeni orang sinting seperti dirinya."ketus Jennie menarik pergelangan tangan Rose sedikit kasar membuat Jisoo melihat nya semakin darah tinggi.

"Arrggh.. kenapa jadi semakin rumit seperti ini?"Jisoo frustasi sampai mengacak-acak rambutnya sendiri.

"Lebih baik anda susul kedua adik anda yang lain sebelum mereka semakin salah paham terhadap anda."saran Suster merasa kasihan melihat Jisoo tak di anggap ada oleh adik-adiknya itu.

"Begitu ya?"

"Hm. Saya kira adik-adik anda hanya butuh waktu sampai benar-benar bisa berdamai dengan masa lalu. Perlahan, anda juga bisa mendekati mereka lagi dan jelaskan bahwa anda tidak seperti apa yang selama ini mereka pikirkan."Jisoo tersenyum lebar mendengar saran dari Suster.

Perkataan nya memang benar, dan
mungkin Jisoo hanya harus lebih bersabar lagi jika masih mengharapkan mereka kembali kesisinya.

"Terima kasih Sus, anda adalah penolong saya hari ini."

                                °°°°°°°°°°°

Jennie duduk melamun di ruang tunggu kembali teringat ucapan Dokter mengenai kondisi Lisa saat ini. Rose tidak ada bersama gadis itu, ia bilang ingin menyendiri untuk sementara waktu sambil mencari cara agar mereka bisa membiayai Operasi Lisa yang lumayan besar.

10 juta won bukan lah uang sedikit bagi anak jalanan seperti mereka. Terlebih ada gumpalan darah pada otak gadis berponi itu, dan Dokter menyarankan untuk segera mengangkatnya sebelum menjadi Tumor yang akan menjadi bumerang bagi Lisa di masa depan.

Jennie begitu frustasi memikirkan akan mencari uang kemana lagi. Tabungan nya sudah habis ia gunakan menyewa Apartemen kecil untuk mereka tinggal saat ini.

Mengemis setiap hari sampai malam pun akan memakan banyak waktu karena kali ini ia membutuhkan 10 juta won secepatnya. Dan Dokter hanya memberi waktu 3 hari.

Kepala Jennie rasanya ingin pecah memikirkan masalah ini. Bagaimana ia bisa mendapat uang sebanyak itu dalam waktu singkat?

Merampok?

Itu tidak mungkin Jennie lakukan karena ia benci melakukan nya.

"Eomma, Appa. Apa yang harus Nini lakukan sekarang? Lili membutuhkan banyak biaya agar sehat kembali, tapi Nini tidak mungkin mampu membiayai nya sendirian."

"Eomma, Appa. Tolong bantu Nini dari atas sana.."Jennie hanya bisa menangis seorang diri.

Ia begitu membenci keadaan ekonominya yang  sulit, padahal dulu harta keluarga nya tak akan habis tujuh turunan. Dan semua kesulitan ini di mulai dari keserakahan Yesung yang menginginkan segalanya.

                                  °°°°°°°°

Rose berlari sangat kencang. Melewati Hutan rimbun dan akar-akar pohon yang berjatuhan.

Batu-batu di sekitar lumayan besar sehingga ia harus berhati-hati dalam setiap langkah agar tidak terluka. Di dalam Hutan ini lah tempat persembunyian Lisa dan teman-teman nya 3 bulan lalu.

Rose berpikir dari pada mencopet yang tingkat kegagalan nya lebih tinggi, gadis itu lebih memilih kembali ke tempat ini untuk menemui teman-teman Lisa karena Rose yakin bahwa hanya merekalah yang bisa membantu biaya Operasi Lisa di Rumah Sakit.

"Lisa , aku mohon bertahanlah sebentar saja untuk ku. Aku akan kembali mendatangi teman-teman mu untuk meminta bantuan mereka. Doakan aku dari atas sana eoh?"Rose begitu yakin ia akan berhasil mendapatkan uang itu hari ini karena setahu nya uang hasil dari menjual Narkotika itu sangatlah besar.

Lagi pula bukankah Lisa itu teman mereka? Tidak mungkin mereka tidak akan membantu nya apalagi jika tau Lisa sedang dalam kesusahan seperti saat ini.

Mereka semua pasti dengan senang hati akan membantu nya.

                          Bersambung

Anak Jalanan ( END )✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang