Chapter 35

647 96 4
                                    

Jennie pov.

Aku benar-benar kesal dengan gadis yang mengaku-ngaku sebagai Jisoo Unnie, dia pikir aku ini bodoh apa ?bisa semudah itu ia bohongi hanya dengan kata-kata nya itu? Aku memang tidak berpendidikan tinggi tapi bukan berarti aku tidak bisa membedakan mana yang baik dan buruk.

Aku--

"Lisa-ya tunggu aku, tolong jangan marah lagi aku hanya bercanda."mendengar seruan itu dengan cepat tubuh ku menengok ke sumber suara.

Di depan sana aku melihat kedua gadis sedang bertengkar sampai salah satu dari mereka beradu tatap dengan ku.

Mata hazel yang sangat ku kenali itu sama seperti milik Lisa. Poni depan itu juga ciri khas adik bungsu ku.

"Lili-ya.."ucap ku dengar suara bergetar membuat gadis itu berbalik cepat menarik gadis di sebelahnya.

Tanpa membuang waktu aku mengejar mereka berdua tak peduli beberapa kali aku menabrak pejalan kaki yang melintas yang terpenting adalah aku dapat menjangkau mereka berdua.

"ROSIE, LILI-YA."ku berteriak memanggil nama mereka bukan nya berhenti tapi langkah mereka semakin cepat meninggalkan ku di belakang.

Aku yakin mereka adalah kedua gadis yang menolong ku kemarin. Tidak, aku tidak ingin kehilangan mereka lagi karena aku yakin mereka adalah Lisa dan Rose kedua adik kembar ku yang menghilang.

Tapi mengapa? Mengapa mereka berlari menjauhi ku? Apa salah ku sehingga mereka tidak ingin bertemu dengan ku lagi padahal sebelumnya mereka baik-baik saja.

Tidak -tidak aku tidak boleh berpikir buruk sebelum mendengar langsung jawaban dari mereka meski aku sendiri sudah mengetahui jawabannya.

"ROSIE LILI-YA TUNGGU UNNIE, UNNIE AKKHH!!"tubuh ku tersungkur karena tersandung kaki ku sendiri.

Kedua mata ku memanas mengeluarkan air mata bukan karena rasa sakit kerena terjatuh tapi karena kedua sosok yang ku yakini adalah Rose dan Lisa sudah menghilang dari hadapan ku. Entah belok kemana mereka aku tidak tahu.

Kenapa rasanya sakit sekali Tuhan? Rasanya sangat sakit seperti mau mati. Kepala ku tertunduk menyembunyikan air mata ku yang semakin jatuh begitu derasnya.

Rasanya sakit, kecewa dan marah yang tidak bisa ku lampiaskan sesuka hati. Rasanya benar-benar jengkel sampai ingin mencekik leher seseorang jika bisa.

"Hiks hiks kenapa kalian pergi saat Unnie mengejar kalian? Kenapa? Kenapa?"aku hanya bisa terus bertanya tanpa ada yang akan menjawabnya.

Tap tap tap

"Jeundeukie!! Kenapa menangis hm? Tidak apa-apa Unnie ada disini bersama mu."tangis ku semakin kencang saat Jisoo Unnie datang memberikan ku pelukan.

Meski kedatangan nya tidak ku sukai tapi ini jauh lebih baik dari pada di jauhi seperti tadi kan?

"Hiks hiks Unnie mereka pergi saat ku kejar."adu ku berharap suatu saat nanti kedua anak kembar itu akan mendapat hukuman dari Jisoo Unnie karena berani mengabaikan orang cantik seperti ku.

"Mereka? Mereka siapa yang kau maksud hm?"

"Rose dan Lisa, Unnie. Mereka berdua nakal sekali main nya kejar-kejaran mulu kan aku jadi kalah karena kaki pendek ku hiks hiks."

"Pftt!!"kepala ku sontak mendongak ke atas dan memukul bahu keras ketika tahu Jisoo Unnie sedang berusaha menyembunyikan tawa nya.

Bugh

"Tidak lucu tau."dengus ku kesal beranjak pergi meninggalkan tawa Jisoo Unnie yang akhirnya pecah juga.

"Ughh ! Menyesal aku sempat bermanja-manja dengan nya tadi."gerutu ku seorang diri.

Jennie pov end.

Selepas Jennie pergi Jisoo menghentikan tawanya. Tatapan nya berubah menyendu dengan bibir love nya yang membentuk senyuman tipis.

"Rasanya sangat senang sekali bisa bercanda dengan mu lagi Jeundeukie."

                              °°°°°°°°°°°°

Di lain sisi Rose dan Lisa masih terus berlari sampai akhirnya Lisa memelankan laju larinya saat tidak lagi mendengar suara kakak kedua itu.

"Huh huh huh akhirnya aman juga."deru nafas Lisa memburu dan ia melepaskan cekalan tangan nya dari Rose.

"Lisa-ya."panggil Rose terlihat sedikit ragu mengungkapkan perasaan nya.

"Hm?"

"Ada yang ingin aku katakan mu."

"Apa itu?"

"Aku..."bibir itu ia basahkan lebih dulu sebelum melanjutkan perkataannya.

"Aku apa? Kalau memang ada yang penting lebih baik cepat di katakan sekarang juga."desak Lisa dengan berdecak pinggang.

Terlihat Rose kembali membasahi bibir nya sambil memainkan jari-jari tangan gadis blonde itu mulai menjelaskan apa yang di dalam hatinya saat ini.

"Lisa-ya, mari berhenti berlari seperti seorang pengecut."

"Mwo? Apa maksud mu Rose-ya?"

" Aku.. ah aniya kita tidak boleh terus seperti ini Lisa. jika kita masih terus seperti ini bagaimana hubungan kita akan membaik? Untuk itulah aku bertekad sekarang jika kita bertemu lagi entah itu dengan Jisoo Unnie ataupun Jennie Unnie , mari kita hadapi bersama tanpa menghindar seperti tadi dengan begitu balas dendam kita akan segera tercapai."

Lisa terlihat diam membisu mencerna semua kalimat yang Rose terangkan padanya. Tatapan gadis berponi itu berubah tajam dengan wajah memerah sedikit menahan emosi.

"Apa kau yakin dengan keputusan mu ini?"

"Nde , aku yakin 100%."

"Apa kau tidak akan pernah menyesal jika suatu hari mereka menyalahkan mu atas semua yang telah terjadi kepada mereka selama kita ber empat terpisah?"

"Aku yakin."Rose mengangguk yakin masih pada pendiriannya.

Melihat keseriusan kakak kembarnya membuat Lisa luluh dan ia mengangguk setuju mencoba percaya pada apa yang kembaran nya itu percayai.

"Baiklah, lain kali kita tidak akan menghindar lagi."putus Lisa mendapat pelukan hangat dari gadis blonde itu.

"Gomawo Lili-ya, kau memang selalu mengerti diriku."

"Tapi kapan kau akan mengerti perasaan ku , Rose-ya?"batin Lisa dengan tatapan sayu nya karena merasa Rose tidak pernah selalu mengerti perasaan gadis berponi itu.



                              Bersambung


Mau cepat di tamatin tapi gak mood nulis gimana dong 😂

Anak Jalanan ( END )✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang