Ekstra Part

995 70 6
                                    

Hari itu awan nampak gelap menyelimuti bumi. Hujan turun begitu deras dan hal itu berhasil menghentikan aksi pencarian tubuh Jisoo  yang terhanyut arus Sungai.

Sedangkan Tubuh Jennie sudah di temukan 2 hari lalu tidak bernyawa dengan jarak 5 kilo meter dari tempat kejadian.

"Bagaimana ini Pak? Ini sudah hari ke tujuh kita mencari namun jasad korban tak kunjung di temukan."tanya seorang Tim SAR pada atasannya.

Terlihat ketua mereka menghela nafas berat. Ia sendiri bingung harus meneruskan pencarian ini tau tidak? Karena beberapa hari ini cuaca selalu tidak mendukung mereka menemukan satu korban hanyut yang tersisa.

Hujan deras yang tiada henti menyebabkan arus Sungai tak dapat di lalui. Tapi dia masih ada keinginan untuk mencari teman masa kecilnya itu.

Ya , ketua Tim SAR adalah Jung Hein. Pria itu benar-benar menyesal karena telah gagal menghentikan Jisoo yang nekad terjun untuk menyelamatkan Jennie.

Bahkan dia gagal menepati janjinya pada Donghae untuk menjaga putri nya yang lain karena 1 jam setelah insiden tragis itu terjadi Hein mendapat kabar jika Rose dan Lisa meninggal Dunia karena racun yang mematikan.

Dan beruntung para pelaku sudah di tangkap Polisi termasuk Sam Dong, Yesung dan Taeyang atas laporan dan kesaksian yang Hein berikan di persidangan kemarin.

"Terus kan pencarian apapun yang terjadi."tegasnya menjawab.

"Tapi Pak--"ucapan anak buahnya itu terhenti ketika melihat tatapan tajam Hein padanya.

Ketegangan itu sirna ketika seorang Tim SAR lainnya datang dengan tergesa-gesa masuk kedalam tenda.

"Pak ! Kami menemukan nya. Kami menemukan jasad Han Jisoo cukup jauh dari sini."beritahu nya.

"Antar aku ke sana sekarang juga."

"Baik Pak."mereka bertiga pergi ke tempat lokasi di mana tubuh Jisoo di temukan.

Sesampainya disana Hein tak dapat menahan tangisannya melihat wajah pucat nan biru milik sahabat nya. Pria itu berjongkok di depan jasad Jisoo sambil berujar

"Maaf aku terlambat menolong mu Sooyaa. Tapi aku rasa sekarang kau bahagia karena sudah berkumpul kembali dengan Paman dan Bibi di Surga. Adik-adik mu pasti sedang menyambut kedatangan mu disana bukan? Hiks hiks maafkan aku sekali lagi Sooyaa, dan selamat tinggal."

"Tutup wajah nya dan kita siapkan pemakaman nya di samping makam adik-adiknya."perintah Hein dengan tegas.

"Baik Pak!!"wajah pucat nan biru Jisoo di tutup dan si gotong menggunakan tandu.

Mereka akan menyiapkan acara pemakaman gadis sulung Donghae itu sekarang juga.

                                   °°°°°°°

Di alam yang berbeda terlihat ke empat gadis sedang bercanda ria. Mereka berlarian seperti anak kecil dengan pakaian putih yang di kenakan.

"Anak-anak jangan berlari nanti jatuh."teriak sang ibu memperingati anak-anak nya itu.

"Sudahlah Yeobo, biarkan saja mereka. Aku lebih senang melihat mereka tertawa seperti ini dari pada bermusuhan seperti kemarin."kata sang suami yang tak lain adalah Han Donghae melihat lagi wajah bahagia putri-putrinya yang sudah beranjak dewasa.

Aeri ikut tersenyum dan memeluk lengan sang suami sambil bersandar.

"Kamu benar Oppa. Hatiku sangat sakit hanya bisa melihat mereka dari jauh tanpa bisa melakukan apapun untuk melerai pertikaian anak-anak kita."

"Nde, tapi sekarang semua itu sudah berakhir. Kajja kita pergi dari sini dan biarkan anak-anak bermain sepuasnya."

"Nde!!"jawab Aeri lalu keduanya menghilang.

Sementara ke empat gadis itu yaitu Jennie Jisoo Rose dan Lisa terbaring di rerumputan karena lelah berlarian. Memandang awan biru di atas sana nampak begitu indah di lihat.

"Unnie, aku senang kita bisa berkumpul kembali seperti dulu. Seharusnya kita melakukan ini sejak lama."kata Lisa.

"YAAAAK salahkan kakak kucing mu ini yang terus salah paham dengan ku."jawab Jisoo mendapatkan putaran mata dari gadis bermata kucing yang berbaring di sebelah nya.

"Jangan salahkan aku sepenuh nya. Salah siapa yang dulu menyuruh ku berpisah saat si kembar hilang? Kau Unnie. Jika bukan karena keputusan mu itu mungkin aku tidak akan percaya dengan ucapan Paman Yesung."jawab nya tak mau di salahkan.

"Iya, tapi kan-"ucapan Jisoo terpotong saat Rose mengutarakan pendapatnya.

"Aku rasa kita semua salah. Aku yang salah lebih dulu karena berbohong dan mencuri roti saat itu, lalu Jisoo Unnie yang mengambil keputusan yang salah dan Jennie Unnie yang keras kepala tidak ingin mendengar penjelasan Jisoo Unnie."

"Lalu aku? Apa salah ku?"tanya Lisa menujuk dirinya sendiri.

Ketiga saudara nya saling melirik satu sama lain sebelum menjawab bersamaan dengan suara lantang.

"SALAH MU MENGKONSUMSI NARKOBA LISA."

"YAAAAK!! aku tidak mengkonsumsi nya."Lisa membela diri tapi ketiga kakaknya malah menggelitik nya tanpa henti.

"Hahahaha hentikan, hentikan."

"Tidak akan, hahahaha."jawab Jisoo malah semakin bersemangat menghukum adik kecil nya yang paling nakal ini.

"Hahahaha ampun.."Lisa terus memohon tapi tidak di dengar oleh saudaranya yang lain.

Setelah dirasa cukup menghukum Lisa, Jennie Jisoo dan Rose menatap kembali ke arah langit dan tersenyum.  Lisa menatap bingung ketiga kakaknya itu.

Namun setelah di rasa tau jawabannya ia  ikut menatap langit juga dengan tersenyum yang lebih lebar dari ketiga kakaknya.

"Apapun yang kalian pikirkan tentang kami mau itu baik ataupun buruk kami sangat berterima kasih. Karena kalian memberi kami banyak pelajaran selama hidup di Dunia."batin ke empat Saudari ini mengingat kembali masa-masa dimana mereka menjadi anak jalanan.


                                 Selesai

Sudah tidak ada lanjutannya ya guys 🤣 gue mau fokus buat ebook setelah ini.

Sudah tidak ada lanjutannya ya guys 🤣 gue mau fokus buat ebook setelah ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa mampir

Anak Jalanan ( END )✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang