|| 10 || jesa lope

2.5K 219 4
                                    

_

plak

plak

suara tamparan terdengar keras di sebuah ruangan, dengan seorang gadis terduduk menyedihkan didinginnya lantai kramik

"menjijikkan, sangat menjijikkan, saya melahirkan anak yang begitu memalukan seperti kamu" ujar wanita dewasa menatap gadis itu tajam, tangannya bergetar setelah puas menampar

menunjuk dengan tangan bergetarnya wanita dewasa itu melanjutkan "hina, lebih baik saya tidak punya anak sekalipun dari pada lahir jalang seperti kamu"

"hah hah hah" nafas jesa berburu, air matanya jatuh dengan deras dikedua pipinya. mimpi yang sangat mirip dengan ingatan masa lalunya masih berputar di otaknya

tubuh jesa mendingin dengan tangan mulai bergetar "mama maaf" gumamnya lirih

"mama maaf" ulangnya terdengar sangat menyedihkan

"kakak"

"kakak"

"kak jesa" panggil seorang gadis, suaranya yang masih kekanakan dengan tangisnya membuat jesa sadar

"luna" panggil jesa, tatapannya terlihat putus asa dengan tubuh juga ikut bergetar

"kakak jangan buat luna khawatir" tangis luna sedih

jesa berusaha tersenyum, memeluk tubuh kecil adiknya yang masih berumur 10 tahun itu erat "kakak tidak apa apa sayang" ujarnya menenangkan

"tapi kakak menangis" lirih luna, gadis kecil itu menangis kecil

jesa mengelus punggung luna lembut lalu menggeleng "kakak tidak apa apa sayang, hanya mimpi buruk"

jesa melepaskan pelukannya lalu memegang kedua bahu adiknya "sekarang jesa mandi, madam windy akan datang hari ini bukan" ujar jesa tersenyum, menghapus sisa sia air mata di pipi luna

luna mengangguk
"iya, tapi kak diluar ada teman kakak"

jesa menatap luna bingung
"siapa, apa luna kenal?" tanya jesa

luna menggeleng "kakaknya cantik banget kak seperti artis" jawab lupa dengan polos membuat jesa terkekeh mendengarnya

"iya iya kakak mengerti, sekarang luna kembali kakak mau bersiap" ujar jesa dan luna hanya mengangguk lalu turun dari kasur empuk jesa dan berlalu pergi keluar kamar

jesa selesai mandi lalu pergi ke ruang tamu, disana sudah ada blue duduk nyaman disofa

"aku kira kamu siapa" celetuk jesa, duduk disamping blue yang masih asik dengan ponselnya

blue menoleh, tersenyum lalu mengelus puncak kepala jesa lembut "sengaja biar jadi kejutan" ujar blue, jesa hanya memalingkan wajah malu

"yasudah ayo berangkat" ucap blue, memasukkan ponselnya kedalam saku lalu menggenggam tangan kurus jesa pergi keluar rumah

"kamu bawa motor sendiri" tanya jesa heran, mematap motor besar didepannya

blue mengangguk, memberikan helm pada jesa yang di terima baik oleh sang empu "aku sengaja biar dipeluk pacar aku" ujarnya membuat rona merah samar di pipi jesa

"ih gombal"

"ngga gombal, aku emang sengaja sayang"

"iih iya iyaa"

_

brumm

brumm

suara motor berbunyi keras dihalaman sekolah, blue dengan santai memarkirnya lalu membuka helem yang ia pakai, sedangkan jesa turun lalu menyusul melepas helemnya membuat pekikan dibeberapa siswa

"bebebnya metaaaaa" panggil meta

mendekat dengan tidak santai lalu mengguncang lengan blue yang baru saja turun dari motor besarnya "anj lu ngga ngajak gue ya"

blue memutar matanya malas, menepis tangan meta tak santai juga "brisik bebek" balas blue

"heh sejak kapan nama gue jadi bebek" ujar meta tak terima, ingin mengeplak kepala blue tapi diurungkan saat menyadari tatapan tajam sang empu

"motor siapa nih" tanya amore, ia dan natha tadi menyusul meta mendekat

blue tak menjawab, menatap pacarnya yang hanya diam lalu merapikan rambut sang pacar yang sedikit berantakan, membuat ketiga temannya menatap mereka berdua terkejut, sejak kapan mereka dekat?

"blue?" panggil amore dengan nada bertanya

blue menatap, menaikkan sebelah alisnya seperti bertanya 'apa?'

"lu ngehiatan kita nih" ujar amore menatap blue kecewa

sekali lagi blue memutar matanya malas, ia memilih mengenggam tangan jesa mesra lalu melangkah pergi "paan, liam aja udah jadi milik lu" ujar blue yang terdengar jelas oleh ketiga temannya

"apa ngga papa?" tanya jesa setelah cukup jauh dari jangkauan ketiga teman blue

"apanya yang kenapa hm?" tanya balik blue

"blue aku serius, kamu kan tau mereka ga suka sama aku yang jelas jelas musuh amore"

"gpp sayang, udah jangan pikirin nanti berat di otak kamu"

blue menatap jesa lembut, mengambil kotak bekal ditasnya lalu menyerahkan pada jesa "dimakan ya sayang sebelum guru datang, aku liat bekalnya ga abis blue marah sama jesa" ujarnya lembut

jesa menerimanya dengan malu malu, mengangguk lalu dengan cepat masuk ke dalam kelasnya

kelas jesa itu di XII IPA 2 sekelas dengan pemeran utama pria as william, sebab itu jesa lebih cenderung cepat dekat dengan liam karena sekelas, apalagi jesa itu anak baru yang terkenal cantik

sedangkan blue dengan ketiga temannya di XII IPS 1, membuat amore yang menyukai liam terhalang beda kelas, apalagi amore juga gadis yang terkenal gengsian sebelum jesa datang disekolah ini

tentang sekolah yang blue tempati, sekolah ini bernama 'SMAN bakti bangsa' sekolah elit yang kebanyakan siswa diisi anak konglomerat, ya walaupun ada sedikit siswa miskin jalur beasiswa

hidup didunia fiksi? [GxG] ongoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang