_
hari mulai sore, para siswa dan siswi mendesah lelah dan ingin cepat-cepat pulang, sama seperti semua orang, blue dengan santai bersandar pada mobil milik natha, ia menunggu sang empu dengan raut wajah datar
"blue?" panggi natha dengan nada bertanya
"ada apa?" tanyanya dengan bingung
alis blue terangkat sebelah "nungguin lu" balasnya denga nada datar
natha mengernyit "mau ngomong sesuatu?" tanya natha
blue menatap natha malas, berdiri dengan benar, ia menunjuk mobil natha dengan dagunya mengode untuk dibuka
natha mengerti, ia masuk ke dalam mobil yang diikuti blue. blue menoleh, menyandarkan punggungnya dengan santai "apa rencana lu?" tanya blue santai, membuat natha menatap ia cukup terkejut
natha berdehem cepat "m-maksud lu?" tanyanya agak gugup tanpa menjawab pertanyaan blue
"gue tau nat, lu yang nyebar rumor gue dan amore, semuanya tentang kita lu sebarin" balas blue, lalu ia mendekatkan wajahnya lebih dekat ke arah natha
"bahkan gue ga nyangka lu ngehianatin temen dari orok lu itu, demi apa?"
natha menatap blue dengan wajah terkejut, jantungnya sudah berdetak cepat "lu ngomong apa sih blue, gue ga ngerti" ujarnya mengalihkan wajahnya agar tak menatap wajah blue yang semakin dekat
blue tersenyum, tersenyum miring menatap natha yang mulai terlihat seperti pencuri "meta polos kek gitu aja, bisa kalian ubah jadi penjahat disisi kalian, bahkan lu yang notabene nya teman kecil amore bisa berhianat, apalagi amore jika tau temannya seperti lu, apa yang bakal dia lakuin ke lu"
natha tersedak, langsung menatap blue "jangan sekali-kali lu bilang ke amore" ujarnya sedikit teriak
blue menjauhkan wajahnya, ia tersenyum puas karna tanggapan natha "jadi beneran lu yang sebari rumor tentang gue" ujar blue santai
"apa rencana yang mau lu buat?" tanya clue melanjutkan, ia menatap natha dengan mata yang meminta natha berkata jujur
"gue suka lu blue" balas natha cepat
"gue sebar rumor itu karna gue mau amore dan jesa pergi jauh-jauh dari hidup lu, dan lu jadi milik gue" jelas natha melanjutkan
blue terdiam mendengarnya, ia menatap natha dengan tatapan kosong, kepalanya pusing, ada apa dengan teman-temannya, amore? meta? dan sekarang natha?
"lu punya dendam sama gue?" tanya blue
natha mengernyit tak mengerti pertanyaan blue "gue suka lu, bukan benci lu blue" balas natha lebih jelas
blue memalingkan wajahnya, ia memijat pelipisnya yang terasa pusing
_
pagi harinya penuh dengan kebisingan, blue masih asik dengan selimut yang membalut seluruh tubuhnya, setelah pengakuan natha kemaren gadis itu tanpa malu menunjukan rasa sukanya pada blue, bahkan dipagi ini ia sudah ada didepan pintu kamar blue dengan meta yang tak mengizinkannya masuk dan sebaliknya
"pulang lu, hama sebaiknya jangan disini"
"ga kebalik, keknya lu yang hama"
"lu"
"lu tu"
"lu"
"lu"
"berisik" ujar blue tajam, tidurnya terganggu, dengan langkah gontai ia membuka pintu dan menghentikan perdebatan tak berfaedah kedua gadis itu
meta memelas, menatap blue dengan memohon "aku mau sama pacar, masa ga boleh" ujarnya
"mimpi lu, gada pacar lu disini" celetuk natha tak terima, ia menatap meta dengan tak suka
"ngga dengar kabar lu, blue pacar gue" balas meta juga menatap natha tak suka
"brisik, kalian ganggu waktu berharga gue buat tidur" lerai blue jengah
"pulang sana" lanjut blue tanpa perasaan
"tuh denger pulang lu sana" celetuk meta, menyuruh natha pulang
"lu juga" balas blue
"tapi blue aku kan mau sama kamu"
"nggak"
blue jengah tanpa menghiraukan penolakan kedua gadis aneh itu ia membanting pintu kamarnya keras hingga membuat kedua gadis itu terkejut
"lu si ngapain sih disini"
"lu yang ngapain disini"
"gue pacaranya"
"mimpi banget, bangun lu jangan kebanyakan mimpi"
"gue beneran pacar blue, lu yang siapa"
"gue calon pacar blue"
"masih calon, jangan banyak gaya"
"...."
_
setelah seminggu dari hari perebutan itu, blue merasa tidak lama lagi ia akan gila, setiap hari blue akan diganggu oleh dua gadis itu, membuat hari indah blue hancur berantakan
"kenapa sih blue bekal buatan aku kamu kasih sama Rian" tanya meta tak ikhlas, susah susah bangun pagi biar bisa buatin pujaan hatinya makanan enak ternyata harus kandas karna tetap tak dimakan blue
meta cemberut, ia menatap blue yang menatap ke luar jendela tanpa menghiraukan ucapannya, sedangkan blue ia menatap ke arah jesa yang sedang bersorak seorang diri dibangku penonton menyemangati pemuda yang bernama jadiin itu
kerutan samar mulai terlihat diwajah blue, perasaannya pada jesa masih sama, karena ketertarikan satu orang tak akan pernah berubah, jesa cantik seperti biasa dengan rambut yang mulai memanjang ia biarkan tergerai indah tertiup angin
"bluee, kamu dengerin aku ga sih" panggil meta berteriak, jarang-jarang meta dapat berduaan dengan blue tanpa gangguan Natha, ingat Natha sedang sibuk karna persiapan lomba paduan suara, suara Natha lumayan
blue tetap tak menghiraukan meta, tatapan gadis itu tetap mengarah pada jesa yang asik menyemangati 'pacar' nya yang sekarang, membuat meta sadar blue menatap gadis itu "kenapa sih sama cewe itu, blue sadar ga sih dia udah milik orang lain" ujar meta lagi dengan cemberut, ia menatap araha pandangan blue dengan tak suka
blue mendengus mendengarnya, tapi tak sedetik pun gadis itu mengalihkan tatapannya pada jesa "seperti lu mengharapkan gue menganggap keberadaan lu, dan seperti itu gue berharap jesa masih menganggap keberadaan gue"
"sebuah rasa ga akan cepat menghilang, jika hati masih mengharapkan dia ada disisi gue, jadi gue harap lu berdua mulai sekarang menjauh dari gue yang ga bisa menghilangkan rasa masa lalu gue" jelas blue panjang lebar, walaupun ia tak menatap kehadia Natha di ambang pintu tapi ia sadar gadis itu pasti mendengar apa yang ia katakan
sudah jelas blue tak memberikan harapan, dan dengan jelas ia menolak kedua gadis itu dengan halus tanpa memberi jeda untuk mereka menunjukkan perasaan mereka padanya
KAMU SEDANG MEMBACA
hidup didunia fiksi? [GxG] ongoing
Fiksi Remajabisa bayangkan hidupmu yang dikatakan tidak sepesial, tetepi tiba-tiba terbangun ditubuh seorang gadis yang sekelilingnya begitu asing dan lebih parahnya hidup didunia fiksi yang pernah dibaca_ LAPAK LGBT THANKS