_bergerak cepat hingga bola dapat blue rebut lalu dengan gesit gadis itu melompat melempar bola besar itu ke arah ring hingga terdengar sorakan dibangku penonton semakin keras
cetak tertinggal dari musuh membuat pertandingan yang sudah tercapai menandakan tim basket SMAN bakti bangsa memenangkannya, sorak sorai dari bangku penonton SMAN bakti bangsa itu menghasilkan senyum kecil dibibir renum blue
gadis itu mengelap keringatnya dengan kaos yang ia pakai, membuat tantop dan perut sedikit berototnya terpampang jelas
"nih" sebelah alis blue naik, menatap tangan meta yang terulur memberikannya handuk
"gue cukup baik buat dateng, daripada kedua temen lu yang bahkan gaada disini" ujar meta enteng, ia menggoyang-goyangkan handuk ditangannya didepan blue "ini ambil"
"cih" blue berdecih tapi tak ayal mengambilnya lalu mengelap keringat diwajahnya, meta benar sejak dua hari kemarin amore jarang terlihat bahkan dihari penting baginya gadis itu tak datang untuk menyemangatinya
sedangkan natha, gadis itu beralasan tidak bisa karena hari ini ia akan pergi date dengan sang kekasih, bukan tidak bisa menolak, tapi memang kekasih natha sangat sibuk jika ingin bersama itu sungguh keberuntungan bagi natha, jadi blue memakluminya, ohya natha memang sudah punya pacar, cukup lama, tapi blue baru tau karena natha baru memberitahukannya
tangan meta terulur kembali, memberikan botol air mineral pada gadis itu, blue mengambilnya, meminumnya hingga air didalam botol habis tidak tersisa
mengapa tidak ada yang memberikannya selain meta? karena blue itu menakutkan, bukankah dulu blue teman sang pembully, jadi tidak heran jika setiap ia mengikuti basket tidak ada yang nenghampirinya, sebenarnya banyak yang ingin tapi masih takut, apalagi akhir-akhir ini wajah blue sering tidak bersahabat
blue menatap lurus ke arah bangku khusus SMAN bakti bangsa, dari awal pertandingan hingga selesai batang hidung jesa tak terlihat, hatinya cukup kecewa, ia pikir jesa masih datang, apakah jesa sudah tidak mencintainya?
"gue liat mantan cewe lu tadi dijalan, jalan sama jaeden"
"ga heran sih, mereka kan udah jadian"
celetukan itu membuat tatapan blue teralih pada meta, apa? "lu bohong"
meta terkekeh mendengar jawaban blue, gadis itu dengan santai mengibaskan sisi rambutnya "gue yakin lu bahkan kaga tau rumornya" ujarnya
blue termenung, benarkah? meremas botol digenggamannya hingga tak terbentuk, sekali lagi blue menatap meta "apa yang lu dengar?" tanyanya sedikit cepat
"jesa yang putusin lu karena lu selingkuh sama cewe tu" balas meta tidak menyebut nama amore
"awalnya itu cuma rumor yang ga sesuai fakta menurut kami siswa bakti bangsa, tapi dengan lu dan jesa putus apalagi amore yang ga temenan sama lu itu cukup membuktikan itu bukan sekedar rumor tapi memang fakta" lanjut meta panjang lebar
"ga nyangka sih tu cewe bakal lakuin hal konyol kek gitu, ga cukup ambil milik gue dia mau empat temennya sendiri" meta tertawa, tertawa kencang yang membuat beberapa orang yang masih disana menoleh padanya
blue tidak memyangka, rumornya akan tepat seperti ini, bukankah waktu itu yang hanya tau hanya natha, ada apa? please jangan membuat otak blue berfikir semua orang itu munafik
"serius deh blue, gue kasi comberan siapa yang nyebar rumor ini" celetuk meta, suaranya mengecil agar hanya blue yang mendengar
blue menatap "katakan"
"jangan disinilah ga asik, soalnya gue juga ada syaratnya" meta menatap blue serius untuk menyakinkan gadis itu
"apa syaratnya?" tanya blue tak peduli
meta mendengus, melangkah menjauh sambil berkata "gue tunggu lu di kafe biasa, jam 8"
_
blue langsung duduk, meta duduk disebrang kursi blue, mereka memesan ruangan privat "cepet apa syaratnya?" tanya blue tidak sabaran
meta mendengus, menatap kukunya yang lebih menarik "langsung inti itu kaga asik" ujarnya dengan cemberut
blue diam, ia masih mengatur nafasnya "lu percaya kaga, gue lebih milih bilang gue rela rebut liam cuma karena amore ambil perhatian orang tua gue, dan itu cuma kebohongan?" ujar meta seperti pertanyaan
alis blue naik sebelah "maksud lu"
meta menurunkan kakinya, maju untuk lebih jelas menatap blue "sebelum kedatangan lu. gue, amore dan natha punya masalah yang kita berusaha buat nutupinnya. itu udah lama, gue ga permasalahin bahkan gue diem aja selama ini"
blue diam mendengarkan, otak berputar berfikir mengapa ini semakin rumit "langsung inti, jangan berbelit²" ujar blue tak sabaran
meta terkekeh, mengguyar rambutnya kebelakang lalu menyandarkan tubuhnya ke kursi yang ia duduki "lu liat kepribadian natha? amore? itu cuma kepribadian baru yang mereka buat agar masa lalu kita ngga keliatan" balas meta
dulu meta bertemu dengan amore dan natha pada waktu ia pindah sekolah saat kelas 6 sd, merasa cocok mereka bertiga berteman hingga memutuskan satu sekolah saat SMP, dan pada saat kelas 8 mereka mendapatkan teman baru lagi namanya agatha, tapi siapa sangka amore dan natha hampir membunuhnya
amore dan natha itu memang dari dulu sudah menjadi tukang bully, bedanya jika sekarang hanya dengan kata² berbeda dengan dulu mereka menggunakan kekerasan hingga sampai menganggu mental orang yang di bully
sifat mereka berdua sama tidak bisa dibantah, sekali tidak mengikuti kemauan mereka siapa pun orangnya akan mereka bully. tidak berbeda jauh dengan teman baru mereka, agatha, gadis itu dibully sampai hampir mati, karena tidak mau menuruti kemauan amore dan natha
sedangkan meta, sifat meta dari dulu memang polos serta lugu dan penurut, tapi ada kalanya ia dibully karena keluguan membuat meta membenci kedua orang itu secara diam
saat agatha masuk dalam pertemanan mereka itu sangat membuat meta senang, karena hanya agathalah yang begitu mengerti meta yang cenderung manja, agatha adalah teman satu² nya yang tulus berteman dengan meta
hingga kejadian pembullyan itu membuat meta menaruh dendam pada amore dan natha. disisi amore dan natha pun mereka syok karena kejadian itu melibatkan polisi dan kedua orang tua mereka, jika ingin keluar dari jeruji besi mereka harus berjanji tidak mengulangi sikap mereka
meta tak terima, tapi entah pemikiran dari mana ia menyusun rencana matang agar kedua orang itu bisa sensara. sedangkan agatha, gadis itu dibawa keluar negri oleh orang tuanya agar mendapatkan perawatan yang lebih intensif
blue mendengar semua cerita meta dari awal, hanya rasa syok yang ia rasakan "terus gue kalian jadikan apa?" tanyanya disela² syoknya
meta sedikit lega, akhirnya rahasia yang hanya ia selama ini ingin ia sampaikan pada blue sudah ia sampaikan, menghela nafas lalu menatap blue "itu yang gue pertanyakan" ujar meta menggantung
"selama gue berteman sama mereka berdua, gue ga pernah lihat mereka tulus berteman. awalnya gue pikir lu bisa dimanfaatin sama mereka karena lu bego" lanjutnya membuat blue mendengus mendengarnya
"lu pikir gue bego juga?" tanya blue dijawan anggukan meta secara cepat
"tapi itu awalnya, sebelum gue pergi keluar negri lu bego amat sumpah" jawab meta dengan jujur yang membuat blue mendengus kesal
"tapi lu berubah setelah gue pulang, lu kek bukan blue yang gue kenal bego itu"
blue menggerbak meja kesal "kata bego bisa lu ilangin" paksa blue dengan wajah serius
KAMU SEDANG MEMBACA
hidup didunia fiksi? [GxG] ongoing
Teen Fictionbisa bayangkan hidupmu yang dikatakan tidak sepesial, tetepi tiba-tiba terbangun ditubuh seorang gadis yang sekelilingnya begitu asing dan lebih parahnya hidup didunia fiksi yang pernah dibaca_ LAPAK LGBT THANKS