|| 14 || aku bisa jelaskan

2K 167 10
                                    


_

"lu pikir dengan lu rebut liam, masalah lu bakal selesai" sergah amore, ia menatap meta tajam

meta dengan santai menyerupuk teh hangatnya yang ia pesan, sekarang mereka sedang disebuah kafe, amore dari kemaren sudah diperbolehkan pulang

"kalo gue katakan iya, itu buat lu sakit?" tanya meta, sebelah alisnya terangkat dengan mata menatap amore kalem

"met, salah gue sama lu apa?" tanya amore balik, ia menatap meta frustasi, oh ayolah meta sahabatnya dari kecil, jika ia diberi pilihan, pilih liam apa meta dia dengan lantang mengatakan memilih meta

meta tersenyum miring "lu pikir aja sendiri" ketusnya lalu lanjut meminum tehnya dengan santai

"lu suka liam? karena itu lu rebut dia?" tanya amore

"ngapain gue suka cowo letoy kek dia" balas meta, gadis itu menatap amore dengan ekspresi jijik

"gue pengen lu sakit liat gue mengenakan cicin yang dipasangkan cowo lu" lanjutnya lalu tertawa senang menatap wajah tertekan amore, salah siapa mengajaknya bertemu? meta tidak peduli seberapa lama mereka berteman karena gadis didepannya dengan berani mengambil perhatian yang seharusnya cuma miliknya

blue juga ada disana, ia duduk dipojok dekat mereka, ia mengenakan baju kebesaran dengan topi yang rambutnya ia masukkan agar tak terlihat dan jangan lupakan masker serta kacamata hitam

"kalo gue yang salah, jangan libatkan liam dalam masalah kita. lu benci gue ya lampiasin ke gue jangan ke orang terdekat gue" amore menangis lirih, menatap meta dengan mata memelas

meta berdiri secara reflek, memajukan tubuhnya lalu menunjuk amore dengan jari telunjuk "lu yang mulai, lu harus tau konsekuensinya, lu ga mau orang terdekat lu di ambil sedangkan lu ngambil orang terdekat gue" cemplos meta, membuatnya menjadi pusat perhatian menghuni kafe yang cukup padat

amore tersedak "gue ngambil orang terdekat lu?" tanya amore lirih ia menatap meta tak percaya

"gue bahkan ga tau lu dekat sama siapa" balas amore

"ga usah sok bego, lu sengaja kan sering-sering ke rumah biar lu dapet perhatian nyokap bokap gue" papar meta keras, sekali lagi ia menunjuk wajah amore

blue menggeram, masalah sepele kenapa harus dibesarkan. tapi ia tak ayal hanya diam, blue masih menunggu, menunggu kedua gadis itu agar tidak menggunakan kekerasan

"met? maksudnya lu cuma bersikap kek gini hanya masalah gue ngambil perhatian kedua orang tua lu?" tanya amore tak habis fikir

ia memang sering ke rumah meta, bukan dengan tujuan yang dituduh meta, ia datang murni ingin selalu bersama meta yang memang teman sejak kecilnya

"hallah sok gatau, gue tau lu ambil karna emang lu kurang kasih sayang, mangkanya lu caper, caper mulu hidupnya ya lu" balas meta

blue berdiri membalik tubuhnya lalu melangkah mendekat ke arah mereka berdua "lu keterlaluan" ujar blue ia menatap meta lalu menarik amore yang hanya diam menatap meta dengan pandangan kosong

blue marah, ia marah, lu pikir orang yang kekurangan kasih sayang bahagia. ia tau meta memang anak yang terbiasa dimanjakan, jika meta tidak rela membagi perhatian orang tuanya itu masih hal wajar bagi anak manja seperti meta, tetapi hal yang membuat blue muak, perkataan meta yang seperti memojokkan amore yang memang kekurangan kasih sayang

amore menangis, ia mengambil begitu banyak tisu yang tersedia dirumah blue "kalo gue tau hiks meta benci gue karena hal sepele itu, mending gue membekap diri dirumah mulu" tangis gadis itu

blue menghela nafas, tapi tak ayal bersyukur karena amore tidak memikirkan perkataan nyelekit meta lebih buruk

"udah nangisnya" blue dengan setia mengelus bahu amore pelan

"masih mau nangis blue hiks gue nyesel banget ke rumah meta tiap hari" adu meta, gadis itu menatap blue yang juga menatapnya lembut lalu dengan cepat memeluk tubuh blue yang lebih besar darinya dan lanjut menangis

diluar sedang hujan, amore memang berencana menginap di rumah blue karena dirumahnya tidak ada orang, pembantunya sedang ambil cuti

amore mangelus bahu amore menenangkan "nangis mulu ga akan nyelesain masalah mor"

amore mangangguk menginyakan dan sebisa mungkin menenangkan diri, gadis itu masih cecegukan membuat blue tersenyum kecil karnanya

amore melepaskan pelukannya ia mengangkat wajahnya menatap blue yang juga menatapnya "apa?" blue mengangkat sebelah alisnya

amore tak menjawab, tanganya terulur menyentuh rahang kokoh milik blue membuat sang empu tersedak kaget "gue baru sadar rahang lu kek cowo" ujar amore menggagalkan rencana blue untuk menyingkirkan tangan amore

blue manatap amore, entah mengapa udara terasa dingin membuat blue membiarkan tangan hangat amore menjelajahi wajahnya

amore tersenyum karena keterdiaman blue, perlahan gadis itu mendekatkan wajah mereka, mencium menyerap bibir renum milik blue, entah sadar tidak sadar blue membalasnya perlahan hingga menjadi sebuah tuntutan

ceklek

"blue" panggil seorang dengan suara yang cukup keras, membuat dua insan yang sedang berciuman itu menjauhkan wajahnya masing-masing

blue menatap sang empu dengan mata membola "jes aku bisa jelasin" ujarnya gugup

jesa menatap mereka tidak percaya, dengan hujan cukup deras ia rela kesini agar bisa bertemu sang kekasih yang sedang bercumbu dengan orang lain? "kita putus" balas jesa, gadis itu langsung berbalik dan berjalan menuruni tangga dengan cepat

"nat ayo kita pulang" lirih jesa, gadis itu menarik paksa natha agar mengikutinya

"loh, cepet amat jes" balas natha, tapi tak urung tetap mengikuti langkah cepat jesa

blue menyengkal tangan jesa cepat, ia terburu-buru mengejar jesa mendengar gadisnya mengatakan yang tidak ingin blue dengar "jes dengerin penjelasan aku dulu"

jesa dengan kasar menyentak tangan blue "gue ga butuh penjelasan, gue udah liat semuanya" balas jesa, dikedua pipi itu sudah terlihat air mata yang sudah mengalir

"maaf aku ga sengaja sanyang, kita ga bermaksud" ujar blue ia menarik lembut jesa agar memeluknya

jesa mendorong blue "gue ga peduli, kita udah putus" jesa langsung berbalik, melangkah keluar menuju parkiran dengan blue juga mengejarnya, tanpa mempedulikan natha yang hanya menatap mereka bingung

"lagi ada masalah lagi ya?" tanyanya entah pada siapa

hidup didunia fiksi? [GxG] ongoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang