Hawoooo manteman
Seneng bisa up di chapter 11 heheAdakah yang masih setia membaca sampai chapter ini???
Aku udah ajak kalian main tebak-tebakan dari awal, jadi kalian bisa berteori sesukanya.
Nanti di akhir aku bakal nanya teori kalian tentang cerita ini tuh apa.
"Aku hanya ingin dianggap ada, semuanya itu palsu."
~NaAthalia
•••
Devanka mengoceh sepanjang koridor. Bhalendra memang agak aneh orangnya. Masa tadi celananya dirobek? Kan enggak lucu. Apalagi ini belinya pakai uang, bukan pakai daun.
Farraz dari tadi juga nggak berhenti mendengarkan ocehan Devanka. Dari A-Z demi apapun Farraz mumet dengan kalimat yang Devanka ucapkan berulang kali.
"Dev, ngomelnya segitu dulu." Terlihat wajah Farraz sudah lelah.
Devanka mendengus. "Lagian ... ini celana gue beli pakai uang, bukan pakai daun. Dia emang sengaja apa gimana, sih?!"
Farraz kembali menghela nafas. "Terserah lo, Dev. Terserah!" Farraz memutuskan berjalan mendahului Devanka, namun kerah belakang seragam Farraz langsung ditarik oleh Devanka.
"Si Bhalendra beneran waras, kan?" tanya Devanka berbisik. Dia tidak berani mengeraskan suara, soalnya Bhalendra kalau disebut namanya orangnya langsung datang.
Farraz meringis kesal. "Apaan! Waras lah! Lo pikir temen gue ODGJ?!" sewot Farraz.
"Ya .... enggak sih. Maksudnya dia bukan gay beneran, kan? Ini gue lagi mau PDKT sama Athalia, biar enggak di hantui rasa geli gitu," jelas Devanka.
Farraz menahan tawanya. "Lo percaya dia gay? Bhalendra emang suka bercanda orangnya. Tampang doang sangar, aslinya mah enggak."
Devanka hanya mengangguk kecil. Sekarang langkahnya melambat, karena melihat Athalia tengah murung sendirian di depan kelasnya. Kenapa dengan gadis itu?
Devanka menghampiri Athalia membuat Farraz berdecak. "Gini kalau orang lagi jatuh cinta. Lah gue? Cinta gak dapet, yang dapet jatuhnya doang," gumannya.
Farraz memilih ke kantin duluan, meninggalkan Devanka yang masih mengobrol dengan Athalia.
"Jadi .... mau cerita nggak?" tanya Devanka menatap Athalia yang masih murung. Meski gadis itu sesekali tersenyum kecil.
Athalia sesekali melirik kesana dan kemari, menatap stiap orang yang melewatinya. Tatapan mereka seakan memuja wajahnya, dan tentu saja karena Devanka.
"Si Athalia deket sama Devan?" tanya salah satu siswa laki-laki yang bergerombol.
"Gatau, kayanya. Cuma Devanka lebih cocok sama Lavanya, Athalia sama gue."
Devanka mencibir, dia menarik pergelangan Athalia. Mengajak gadis itu ke kantin, menyusul semua temannya. Athalia hanya pasrah, dia bahkan tidak berkata apapun.
Sampai di kantin, Athalia dan Devanka disambut dengan pertengkaran Ganesh dan Raes. Keduanya saling tarik-tarikan seragam, karena memperebutkan donat dengan toping kacang. Bahkan tidak ada yang mengalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lowbattery
Teen FictionDevanka Bisma, remaja laki-laki yang rela meninggalkan zona nyamannya demi mengisi keinginan kedua orang tuanya. Namun, bukannya menghasilkan hal positif, Devanka malah terjerumus ke hal negatif. Satu persatu rahasia mereka telah diketahui, siapa sa...