Besta memasuki kantor polisi dengan sejumlah uang yang ia bawa. Menebus Devanka beserta Ganesh membuatnya dengan cepat menarik hampir semua uang yang ada dalam rekeningnya. Besta menatap Devanka dan Ganesh bergantian, termasuk dengan Bhalendra yang ikut numpang.
Ketiga remaja itu sama-sama memiliki tatapan lelah. Apa mereka sama?
Besta menghela nafasnya pelan. "Kamu udah janji sama Papa gak bakal konsumsi sabu lagi, Devan. Tapi sekarang? Kamu malah konsumsi lagi."
Devanka menatap Besta. "Papa kalau mau marah, tinggal marah aja."
"Mau marah kaya gimana? Kamu gak pernah mau berubah. Kamu selalu sama. Emang paling bener Papa nolak buat adopsi kamu," ucapan Besta memang biasa, namun menohok menurut Ganesh dan Bhalendra. Dua remaja laki-laki yang duduk dibelakang itu hanya menjadi saksi bisu perdebatan Devanka dan Besta.
Fakta yang mereka ketahui adalah, Devanka memang suka mengkonsumsi narkoba dan sejenisnya sejak dulu. Untuk apa? Apa yang menimpa Devanka sampai dia memutuskan mencari jalan yang salah?
Apakah Devanka seperti Ganesh yang kasih sayangnya dibedakan? Atau seperti Bhalendra yang kerap ditinggal oleh kedua orang tuanya?
"Kamu ngomong sama Mama, dia nangis tahu kamu kaya gitu lagi. Kamu gak kasihan lihat Mama kamu nangis?" tanya Besta.
"Sejak kapan Papa kasihan sama Mama?"
Besta meremas stir mobilnya. Apa dirinya salah? Memberitahukan berita jika Yunita menangis karena dirinya.
"Kamu gak menghargai Yunita sebagai Mama kamu?" tanya Besta mengalihkan pembicaraan.
"Sejak kapan Papa menghargai Mama?"
Sial. Besta kehabisan kata-kata untuk menjawab Devanka. Anak itu bijak, sayangnya melangkah ke jalan yang salah.
Bhalendra dan Ganesh hanya diam. Tidak ada yang berani membuka suara. Bahkan jika disuruh, mereka akan tetap memilih diam. Fakta yang mereka ketahui kali ini cukup banyak. Mulai dari Devanka bukan anak kandung Besta, Devanka dan Raes berteman sejak kecil, Raes yang ternyata anak adopsi, Devanka yang dulu sering keluar masuk penjara, Devanka ternyata sudah mengkonsumsi sabu sejak dulu.
•••
"Kak Raes, Kak Bhalendra beneran ada disini?"
Lavanya melangkah takut masuk kedalam gudang sekolah. Dari pagi sampai sore, ia tidak bisa menghubungi Bhalendra. Lavanya terpaksa harus meminta bantuan dari Raes. Laki-laki itu menyetujui permintaan Lavanya.
Kata Raes, Bhalendra ada di gudang sekolah. Ia juga mengatakan jika Bhalendra sedang merencanakan sesuatu makanya dia tidak membalas pesan dari Lavanya.
"Lo masuk aja," ujar Raes meyakinkan Lavanya jika keadaan di dalam sana aman.
Lavanya memberanikan diri untuk masuk. Dorongan di punggungnya membuat gadis itu jatuh tersungkur, diiringi dengan pintu gudang yang ditutup rapat oleh Raes.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lowbattery
Teen FictionDevanka Bisma, remaja laki-laki yang rela meninggalkan zona nyamannya demi mengisi keinginan kedua orang tuanya. Namun, bukannya menghasilkan hal positif, Devanka malah terjerumus ke hal negatif. Satu persatu rahasia mereka telah diketahui, siapa sa...