6. Masalalu dan Cafe

61 6 2
                                    

Micu muchhhh unchh

Readers apa kabarnya???
Siap baca bab ini???

Salam dari Devanka nih!
Biar semangat katanya pas baca

Salam dari Devanka nih!Biar semangat katanya pas baca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Emang boleh seganteng ini?!!!!!

Lowbattery

•••

Gara-gara Pak Parto kemarin, Devanka sama Valgumi jadi gak bisa tidur semalaman, akhirnya dua budak ini mutusin enggak sekolah. Rasanya sangat ngantuk, lebih ngantuk lagi memikirkan perkataan Pak Parto.

"Kalian kenapa, sih? Dari kemaren kok nggak ada stamina? Habis diputusin pacar?" Yunita heran dengan perilaku kedua anaknya. Nggak mungkin, kan? Kalau mereka berdua kesambet setan sekolah?

"Mama kalian nanya, jawab dong...." tegur Besta, namun tak ada balasan dari kedua anaknya. Besta berdehem sebelum dia, "PARTO LO APAIN ANAK ANAK GUE, HAH?!"

"AMPUN BOS! KECEPLOSAN JANDA SEBELAH!"

Besta menggebrak meja membuat dua anaknya tersadar. Entah apa yang Parto lakukan hingga anaknya jadi kaya gini.

"Papa, Papa enggak kepincut Tante Asih, kan?" tanya Valgumi. Mata pandanya membuat Besta terkekeh, apalagi dengan pertanyaan gadis itu.

"Kalau Papa kamu kepincut janda, ya....jabatannya mungkin bukan ketua KPK, " ketus Yunita. Tangan wanita itu kini menampar singkat lengan Besta.

Besta meringis, tamparan istrinya dan tatapan tajam istrinya membuat dia menciut. Segalak-galaknya Besta di luar rumah, kalau suami takut istri ya dia emang salah satunya. Besta lebih baik kehilangan jabatan daripada kehilangan istrinya.

"Mama sama Papa ketemunya gimana, sih?" tanya Devanka. Aneh melihat interaksi keduanya yang kadang akur, kadang kaya kucing sama guguk, kadang juga mereka sering bercanda sampai diluar nalar anehnya.

Yunita tersenyum menggoda. "Papa kalian dulu itu cowok cupu, cupu banget malahan. Terus pake barang serba warna merah muda." Pemaparan Yunita diangguki oleh Besta. Memang benar dia dulu pecinta warna merah muda.

"Terus kok bisa jadian sama Mama?"

Besta berdehem. "Karena Papa gak sengaja nyenggol----"

Yunita menampar mulut Besta. "Mereka belum tujuh belas, gabaik kaya gitu!" peringat Yunita. Jadi Besta hanya menurut saja.

"Mama ihhhh! Lanjutin dong ceritanya!" Valgumi tidak terima cerita bagaimana kedua orang tuanya dulu berakhir ngegantung gini, emang apaan gitu ngegantung kaya hubungan.

Lowbattery Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang