•••
Ditangkapnya Devanka dan Ganesh kini sudah menjadi berita besar yang tersebar hampir ke seluruh negara. Satunya anak ketua KPK dan satunya lagi anak dari menteri membuat masyarakat tidak percaya keduanya menjadi pelaku tabrak lari.
Devanka dan Ganesh hanya diam menatap layar kaca yang ada di kantor polisi. Tepat sehari setelah kejadian, kedua orang tua mereka masih belum ada tanda-tanda untuk muncul.
Bhalendra datang sendiri. Dengan keyakinan sendiri, ia mencoba memberikan beberapa bukti kalau bukan Devanka pelakunya. Namun, itu tidak ada apa-apanya dengan bukti dari CCTV yang sudah polisi amankan sejak kecelakaan.
"Gue udah pernah bilang, Bhal. Kalau gue kenapa-napa, gue bisa sendiri." Ganesh duduk dengan kaki yang ia naikkan sebelah. Sementara Devanka hanya diam menatap kedepan. Tak ada hal yang istimewa mengenai dirinya sekarang.
Ganesh terus melirik Devanka. Tatapan kosong milik temannya membuat Ganesh merasa bersalah. Mereka bisa saja dilindungi oleh kekuasaan orang tua, sayangnya mereka berdua memilih ini diekspos le publik.
"Saudara Devanka? Kita ketemu lagi."
Devanka mendongak. Ia melihat seorang laki-laki muda yang memakai baju polisi. Devanka tersenyum tipis. Tak menghiraukan seseorang dihadapannya.
"Ganesh, saya sudah wanti-wanti bilang sama kamu. Jangan lakuin kesalahan yang sama, tapi? Kamu lakuin itu lagi. Kaya gak pernah di didik jadi anak bener." Polisi itu langsung membungkam Ganesh dengan ucapannya.
Ganesh ingin memukul wajah polisi itu sekarang. Ucapannya memang benar, dia memang tidak pernah di didik. Ganesh hanya mengikuti keinginan dirinya sendiri, bukan orang lain. Tidak seperti orang lain yang dimanfaatkan oleh orang tua mereka untuk memuaskan keinginan dan ambisi mereka.
"Kamu kali ini juga selamat Bhalendra. Hanya saja, masih yakin kamu nggak nyabu?"
Bhalendra berdecak. "Lo jadi polisi pangkat rendah aja sikap lo kaya anjing kurang di karantina gini," ucap Bhalendra menohok.
Polisi muda itu terkekeh. "Kalian bertiga udah kejauhan. Kalian masih bisa bentuk masa depan yang lebih baik."
"Gue bahagia pakai cara gue sendiri. Lo cuma orang lain, gak usah ikut campur! Dunia gue itu milik gue, dan bukan milik lo!" Devanka dengan muka memerah marah sigap mencengkram kerah seragam milik polisi muda tadi. Devanka merasa dirinya tersindir karena tidak bisa memperbaiki dirinya sendiri.
"Kamu yang kejauhan Devanka! Dulu ada Papa kamu yang selalu sigap saat kamu masuk kesini. Sekarang dia kemana? Nggak ada muka untuk tampil ke sini? Malu dia punya anak kaya kamu!"
"GUE BUKAN ANAK KANDUNGNYA! MAU APA LO?!" teriak Devanka tepat didepan wajah polisi muda.
Hal itu sontak membuat Bhalendra dan Ganesh terkejut. Keduanya sama-sama menatap Devanka. Merasa tidak percaya dengan apa yang mereka dengar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lowbattery
Teen FictionDevanka Bisma, remaja laki-laki yang rela meninggalkan zona nyamannya demi mengisi keinginan kedua orang tuanya. Namun, bukannya menghasilkan hal positif, Devanka malah terjerumus ke hal negatif. Satu persatu rahasia mereka telah diketahui, siapa sa...