"Sepertinya memang benar. Aku tidak dirancang Tuhan agar disukai semua orang termasuk dia."
•Rayyan Ahsanul Ihsan•
•×☆ו
"Serius? Rayyan bilang kayak gitu ke lo pas upacara tadi?" tanya Nisa penasaran.
Tidak biasanya Rayyan mengucapkan kalimat yang serius, karena Rayyan bukanlah tipikal laki-laki serius, itulah sebabnya Viora dan teman-temannya merasa keheranan.
Dhea yang berada di tempatnya menoleh dengan cepat ketika mendengar kedua temannya hendak memulai pembahasan yang nampak serius menurutnya.
Dhea tidak ingin terlewat informasi sedikitpun. Ia berdiri dari tempatnya, tidak puas jika ikut menimbrung namun dengan jarak jauh. Ia langsung menerobos untuk duduk disatu kursi yang sama dengan Viora.
"Apa? Gimana? Rayyan bilang apa sama lo, Ra? Coba lo ulangin lagi kata-katanya Rayyan!" pinta Dhea dengan tidak sabar.
"Terus lo jawab gak omongan dia itu? Lo jawab apa?" tanyanya lagi tanpa memberi jeda untuk Viora menjawab pertanyaan sebelumnya.
Viora menghela napas kasar, pusing dengan rentetan pertanyaan yang ditujukan Dhea padanya, lalu ia terdiam agar ia dapat kembali mengingat apa yang Rayyan ucapkan padanya ketika di lapangan tadi pagi.
"Rayyan bilang, ..."
"Menurut legenda di Jepang, barang siapa yang membuat 1.000 origami burung bangau maka harapan orang tersebut akan terkabul dan selain mengabulkan harapan, juga dapat menyembuhkan penyakit," ucap Viora dengan serius.
"Terus dia bilang kalo dia mau bikin 1.000 origami burung bangau dengan harapan bisa sembuhin gue. Terus katanya kalau perlu sampai 2.000 origami sekalian, dengan tambahan harapan, biar dia bisa selalu ada di samping gue sampai kapanpun," imbuh Viora sembari melihat ke arah Nisa dan Dhea bergantian.
Nisa dan Dhea beradu pandang, kemudian menatap Viora dengan tatapan yang sulit diartikan. Mereka tidak percaya begitu saja dengan apa yang baru saja Viora bicarakan.
Sementara Viora berdecak sebal ketika melihat ekspresi kedua temannya setelah ia selesai berbicara.
"Biasa aja kali liatin guenya, kayak gak pernah liat bidadari ngomong aja lo pada!" celetuk Viora sembari mengetuk meja dengan pelan.
"Hehe, lagian. Kenapa sih dia? Gak jelas banget. Emang lo sakit? Perasaan gue liat, tiap hari lo sehat-sehat aja," cemooh Dhea dan tentu langsung mendapat anggukan kecil dari Nisa, tanda setuju dengan ucapannya.
"Gue suka heran deh sama si Rayyan itu, dari namanya sih keliatan kayak anak baik-baik gitu, anak alim, anak sholeh. Eh aslinya, astagfirullah banget anaknya, tidak mencerminkan namanya banget, kan?" celetuk Nisa, dihadiahi tatapan tajam oleh Viora.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Origami
Teen FictionViora tak pernah mengira jika perjuangan Rayyan bukan hanya sekedar omong kosong belaka. Rayyan benar bersungguh-sungguh membuatkannya 1000 origami burung bangau, dengan harapan agar Viora kembali sembuh, walaupun ia sendiri tahu jika skoliosis yang...