L.O 18 • YANG TELAH LAMA BERLALU

235 170 96
                                    

"Mungkin Aku adalah sosok antagonis dimasalalu yang tengah merasakan karmanya sekarang."

•Viora Kahla Karissa•

"Aduh!" ringis Emira pelan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aduh!" ringis Emira pelan.

Viora yang tengah menyapu serpihan kaca langsung menoleh dengan cepat melihat ibunya.

Emira kini tengah memegang kepalanya yang terasa berdenyut. Melihat Emira yang terlihat begitu kesakitan membuat Viora langsung menyimpan sapu yang ia pegang di sembarang tempat, ia berlari kecil menghampiri Emira.

Namun saat tangannya terulur untuk membantu Emira, dengan cepat Emira menepis tangan Viora sebelum menyentuhnya.

"Jangan sentuh saya dengan tangan kotormu!" bentaknya kasar sambil menatap Viora dengan tatapan tajam, penuh intimidasi.

Viora meneguk ludah susah payah, ia berangsur mundur sedikit menjauh dari Emira. Ia langsung terpikir untuk menelfon Kania untuk datang ke rumah, karena biasanya Emira hanya ingin dirawat oleh Edy ataupun Kania disaat sakit seperti ini. 

'Ya, Ma. Aku tau kalo aku cuman anak pembawa sial, jadi mana mungkin Mama mau dirawat sama anak kayak aku kan? Tapi, bolehkah Vio berharap, agar Mama melupakan kejadian yang telah lama berlalu itu?' batin Viora.

•×☆ו

"Di mana Mama?" tanya Kania ketika ia melihat Viora tengah asik memainkan ponsel disofa kecil di ruang tengah rumahnya.

Viora menatap kedatangan Kania dan keponakannya dengan wajah datar, "di kamar kayaknya," jawab Viora tanpa mau repot-repot menghantar Kania.

"Zidan tunggu di sini sama Ate Vio, mau?" Kania bertanya dengan lembut pada anak laki-laki berumur 5 tahun yang tengah memegang tangannya dengan erat.

Kemudian Zidan mengangguk, ia melepas genggaman tangannya dan berlari menghampiri Viora yang masih berkutat dengan ponselnya.

"Ate!" sapa Zidan pada Viora.

Viora menoleh menatap Zidan, lalu bersenyum tipis menanggapi sapaan bocah tersebut. Zidan tidak menanggapi senyum Viora, ia malah sibuk memperhatikan wajah Viora dari dekat.

"Ate jelek, jelawatan ih!" kata Zidan sambil menaruh tulunjuk kecilnya di atas satu jerawat kecil yang terletak di dahi kanan atas Viora.

Viora langsung menepis tangan Zidan dengan pelan, ia kembali menyibukkan diri dengan ponselnya, tidak berniat meladeni Zidan yang terus berceloteh tidak jelas sendirian.

•×☆ו

Weekend kali ini, Fahmi dan Erlangga memutuskan untuk tetap menemani Rayyan di rumah sakit.

Mereka hanya tidak ingin membiarkan Rayyan merasa sendirian saat susah, itulah sebabnya Fahmi dan Erlangga tidak pernah absen menemani Rayyan dan juga membantu Rosalina yang mungkin saja kerepotan karena harus merawat Rayyan, Alana dan juga nenek Rayyan sendirian.

Love Origami Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang