L.O 8 • ADA APA DENGAN RAYYAN?

380 293 220
                                    

"Setidaknya, biarkan aku membuatnya tertawa dulu, sebelum Engkau membuatku terkapar tak berdaya, Tuhan."

•Rayyan Ahsanul Ihsan•

•Rayyan Ahsanul Ihsan•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•×☆ו

"Minta maaf sama Viora, Ram!" desak Leo dengan nada ketus.

Rama menatap Leo dengan mata nyalang. Tidak suka diperintah oleh orang lain, apalagi oleh Leo.

"Wish. Leo, Leo. Kok lo mau aja sih punya temen kayak dia, gak malu?" Rama malah bertanya dengan sorot mata seperti orang meremehkan.

Leo menatap Rama heran, 'mengapa dengan Rama, setidak suka itu kah dengan gadis itu?' batin Leo bertanya.

Selama bertahun-tahun Leo mengenal Rama, ia belum pernah melihat Rama menjelekkan orang lain seperti sekarang ini.

"Emang kenapa?" Leo balik bertanya.

"Dia kan penyakitan, nanti malah ngerepotin lo lagi, mending jauh-jauh deh dari dia, daripada lo nyesel kayak gue," kata Rama dengan senyum menjengkelkannya.

"Kalo ngomong dijaga Ram, lo laki."

Leo tidak suka dengan cara bicara Rama yang seolah merendahkan Viora. Ia melihat ke arah Viora yang tengah tertunduk sambil memainkan jarinya. Entah sedang merasa gugup atau takut, Leo tidak bisa menebaknya.

Leo berjalan mendekati Viora lalu meraih sebelah tangannya. Viora mendongak, melihat Leo yang tengah menantapnya, tidak lama, Leo langsung menarik Viora menjauhi Rama.

Leo tidak tega melihat gadis ini terus direndahkan oleh Rama, meskipun Leo tidak dekat dengan Viora, Leo selalu diam-diam memperhatikannya.

Rama diam memperhatikan interaksi Leo dan Viora.

'Kayaknya Leo suka sama tu Cewek sialan. Awas aja Leo, gue bakal aduin lo ke Salsa,' batinnya merasa senang.

Rama tersenyum miring, sebuah rencana licik sudah tergambar jelas di dalam otak kecilnya. Dendamnya pada Rayyan dan Viora masih membekas diingatannya, dan harus segera terbalaskan.

•×☆ו

"Gila ya itu orang, nyesel gue nyebut dia ganteng tempo hari," seru Nisa dengan menggebu-gebu sambil menggebrak meja.

Viora, Dhea dan semua anak di kelas X MIPA 3 sontak langsung melihat ke arahnya. Viora spontan menendang kaki Nisa pelan di bawah meja, sambil melotot ke arahnya.

"Maaf," cicit Nisa pelan.

Viora sudah menceritakan kejadian pagi ini saat ia bertemu Ramaditya pada kedua temannya.

"Tapi, kata lo, si Leo itu kayak kenal ya sama si Rama? Kok bisa sih?" tanya Dhea penasaran.

"Padahal kan Leo ga satu sekolah sama kita pas SMP," imbuhnya dengan suara yang dipelankan agar Leo dan teman-teman di kelasnya tidak bisa mendengar apa yang sedang mereka bicarakan saat ini.

Love Origami Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang