L.O 26 • MAAF

176 120 27
                                    

"Tugasku selesai bukan? Tanpa pamitpun kau pasti mengerti."

•Mahardika Ramadhitya Pradaya•

•Mahardika Ramadhitya Pradaya•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•×☆ו

"Rama?" ucap Viora dengan suara pelan.

Rama hanya tersenyum lebar sembari memamerkan lesung pipi dikedua pipinya. Sedangkan Viora hanya mengerutkan kening, karena tidak biasanya Rama tersenyum padanya seperti saat ini.

Bukannya membalas senyuman Rama, Viora malah memutar bola matanya malas. Ia merasa muak melihat wajah yang tak pernah ia harapkan lagi kehadirannya.

Apaan sih, tiba-tiba sok baik gitu ni orang? pikirnya.

Melihat reaksi Viora yang seolah tak suka melihat kehadirannya, membuat Rama malah semakin tertantang untuk lebih mendekati Viora, ia malah ikut duduk di tempat kosong di samping Viora.

Ia sengaja terus bergeser memangkas jarak antara keduanya. Hal itulah yang membuat Viora semakin risi, Viora terus melirik sinis pada Rama. Namun bukannya menjauh, Rama malah melakukan hal sebaliknya.

"Apaan sih? Gak usah deket-deket!" sinis Viora.

Rama hanya tersenyum tipis menanggapi ocehan Viora. Perlahan ia menyimpan buku yang ia pegang di sampingnya, ia menyenderkan kepalanya pada dinding lalu memejamkan matanya sembari menghembuskan napas lembut dengan teratur.

"Ada masalah ya, Ra?" tanya Rama setelah sekian lama terdiam.

"Bukan urusan lo!" ketus Viora.

"Meskipun kamu gak cerita apa-apa, aku tetep tau semuanya, Ra." Rama membuka kedua matanya perlahan sembari membenarkan posisi duduknya, ia mencondongkan tubuhnya agar lebih dekat dengan Viora.

"Kamu hebat ya sekarang, bisa baca buku yang kebalik!" celetuk Rama sambil terkekeh pelan.

Sedangkan Viora malah semakin kesal mendengar gurauan Rama. Sejujurnya ia bukan hanya kesal, namun juga malu.

Viora mendorong pelan bahu Rama agar menjauh dari bukunya. Kemudian ia langsung berdiri hendak meninggalkan Rama yang masih tersenyum meledek ke arahnya.

"Ra, mau kemana?" tanya Rama sembari ikut berdiri.

"Gak usah ikutin gue!" jawab Viora dengan nada tak ramah.

"Ra!" Rama menarik sebelah lengan Viora hingga membuatnya berbalik badan menghadap Rama.

"Kenapa sih? Segitu bencinya kamu sama aku, Ra? Sampe gak mau lihat mukaku?" tanya Rama dengan beruntun.

"Lo mau tau kenapa? Karena emang gue benci sama lo! Gue muak liat muka lo!" jawab Viora dengan lantang, ia tak ragu mengatakannya, ia juga tidak merasa bersalah sedikitpun setelah mengatakannya.

Love Origami Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang