L.O 16 • PILIHAN

244 185 125
                                    

"Kita berhak memilih ingin menjadi tokoh seperti apa dalam kisah kita sendiri. Menjadi tokoh protagonis yang menyenangkan, atau menjadi tokoh antagonis yang cukup menantang."

SAED FAHMI WIBOWO•

•SAED FAHMI WIBOWO•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•×☆ו

"Keterlaluan banget mereka," gumam seseorang yang tengah bersembunyi di balik tembok sambil diam-diam memperhatikan Victoria dan teman-temannya.

Ia berjalan mendekat ke arah pintu gudang. Lalu memutar kunci dan membuka pintu gudang dengan perlahan.

Melihat cahaya yang masuk dari arah pintu gudang yang terbuka membuat Viora yang tertunduk lesu langsung mendongak. Ia terkejut ketika melihat Reza tengah melihat ke arahnya dengan tatapan iba.

Reza mengulurkan tangan, hendak membantu Viora untuk berdiri. Namun Viora malah menunjukan kedua tangannya ke depan, tangannya terikat tali putih yang sudah berwarna sedikit kecokelatan.

Reza berjongkok dan perlahan membukakan ikatan tali dikedua tangan Viora, ia sempat kesusahan karena ikatan tali tersebut ternyata cukup kencang.

"Lo gapapa?" tanya Reza dengan lembut.

Viora menggeleng lemah, ia terus menunduk menyembunyikan matanya yang sembab.

"Gue anter pulang aja ya? Lo gak usah ikut jam pelajaran terakhir, nanti gue bantu izinin ke guru," tawar Reza. Lagi-lagi Viora menjawab dengan anggukan kecil. Ia masih tidak mau bersuara saat ini.

•×☆ו

"Za, sekalian bawa lukisan ini. Lukisannya punya Viora soalnya," pinta Dhea pada Reza sambil memberikan lukisan tersebut pada Reza.

Viora saat ini tengah menunggu Reza di dalam mobil merah milik Reza, Reza sengaja menyuruhnya untuk menunggu dalam mobil agar tidak ada yang melihat Viora dan menganggunya lagi.

Setelah melihat lukisan yang diberikan Dhea, Reza terkejut. Karena lukisan tersebut sudah rusak, dan bahkan catnya'pun sudah luntur dibeberapa bagian.

"Kok lukisannya gini?" tanya Reza bingung.

"Lukisannya direbut sama dirusak Kak Alif temennya Rama, pas gue ikut ngejar Viora keluar tadi," ucap Dhea, ia sepertinya tengah merasa bersalah saat ini.

"Gue gak berani ngasih itu langsung ke Viora, takut dia marah, Za." Dhea menatap Reza dengan mata sendunya. Ia tengah serius saat ini.

Reza menghela napas kasar, mau tidak mau ia yang harus bertanggung jawab atas kecerobohan Dhea saat ini, ia akan membantu Dhea untuk menjelaskan perihal lukasan ini pada Viora nanti. 'Semoga aja Viora gak marah nanti,' batin Reza.

Love Origami Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang