L.O 17 • 1.000 HARAPAN TERSEMBUNYI

257 162 167
                                    

"Dibalik 1.000 origami burung bangau yang ingin kubuat, tidak hanya ada satu harapan yang tersirat. Karena, nyatanya terdapat lebih dari 1.000 harapan juga yang tersembunyi."

•Rayyan Ahsanul Ihsan•

"Maksudnya apa? Jadi semua ini rencana jahatnya Dia lagi?" tanya Viora pada dirinya sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Maksudnya apa? Jadi semua ini rencana jahatnya Dia lagi?" tanya Viora pada dirinya sendiri.

Viora menghela napas kasar, ia kembali teringat dengan kejadian yang terjadi ketika ia duduk dibangku kelas VIII sekolah menengah pertama.

Kala itu, Tifani Alfatya Putri dan Viora merupakan teman dekat, semua berawal sejak keluarga Fani menempati rumah kosong yang berada tepat di samping rumah Viora sejak mereka SD. Keduanya berteman baik dan terlihat sangat dekat.

Namun Fani berubah semenjak Viora sering menjadi bahan bully kakak kelasnya saat sekolah menengah pertama. Fani seperti enggan ikut terjerumus kedalam setiap masalah yang melibatkan Viora, hingga perlahan waktu membuat mereka semakin asing.

Hari itu, Viora, Fani dan murid lainnya yang bersekolah di SMP Dharmabakti tengah bersiap untuk mengikuti kegiatan pramuka di luar kota.

"Ra, ikut ke Warung Om Dudung, yuk! Kita jajan di sana dulu sebelum berangkat ke Bogor!" ajak Fani pada Viora yang tengah sibuk memasang bendera pada tongkat bambu berukuran 160cm yang dipegangnya.

Fani dan Dewi menarik tangan Viora dengan paksa tanpa menunggu jawaban Viora terlebih dahulu, hingga membuat Viora kesulitan menyeimbangkan diri ketika berjalan menuruni tangga yang menghubungkan perpustakaan sekolah dan ruang extracurricular.

"Pelan-pelan dong!" pinta Viora dengan suara pelan.

Bukannya menuruti keinginan Viora, kedua temannya malah dengan sengaja menarik tangan Viora dengan kencang hingga membuat Viora terjatuh dari tangga.

Awalnya mereka tertawa terlebih dahulu ketika melihat Viora terjatuh, namun saat melihat wajah kesakitan Viora membuat mereka langsung terdiam dan ikut berjongkok di samping kanan dan kiri Viora.

"Sorry, Ra." Hanya itu yang terucap dari mulut Fani dan Dewi. Mereka tidak menanyakan keadaan temannya setelah melihat langsung kejadian Viora yang terjatuh karena ulah mereka.

"Gapapa." Viora menjawab sambil tersenyum pada keduanya.

Ketika Viora mencoba berdiri, kaki kanannya terasa sakit saat digerakkan. Ia mencoba berjalan dengan perlahan sambil menahan sakit. Ia harus tetap memaksakan kakinya yang sakit untuk terus berjalan karena kedua temannya terus mendesaknya.

Love Origami Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang