"Pertemuan sesingkat apapun selalu bermakna untukku, maka dari itu akanku nanti ketidak sengajaan manapun yang mempertemukan kita dimasa yang akan datang!"
•Viora Kahla Karissa•
•×☆ו
Krriiing... Krrriiing... Kriiing...
Bunyi bel di SMA Taruna Jaya berbunyi nyaring di seluruh penjuru ruangan, para siswa dan siswi berjalan dan berlari berhamburan pergi ke arah lapangan sekolah, tempat di mana upacara bendera akan dilaksanakan.
Seorang siswi berlesung pipi bernama Viora Kahla Karissa berjalan setengah berlari menelusuri koridor sembari berjinjit-jinjit mengecek satu persatu jendela kelas.
"Duh! Dia kemana lagi? Perasaan motor supranya udah ada di parkiran, tapi kenapa orangnya belum nunjukin batang hidungnya?" gerutunya sepanjang jalan.
"VIORA! AYO CEPET! UPACARANYA UDAH MAU DIMULAI!" teriak gadis bernama Dhea pada Viora yang masih terlihat gelisah sembari terus mencari seseorang yang sudah lama ia nanti kehadirannya.
Dhea terus melambaikan tangan dari kejauhan untuk memanggil sahabatnya, namun Viora tetap saja mengabaikannya.
"Viora lama banget dah, mau ditinggalin apa tarik paksa nih?" tanya gadis dengan rambut bergelombang di samping Dhea.
"Tarik paksa aja yuk, Nis!" ajak Dhea sembari melangkah mendahului Nisa yang masih berdiri di tempatnya.
•×☆ו
Upacara kini tengah berlangsung, semua orang nampak fokus dengan jalannya kegiatan upacara. Lain halnya dengan Viora yang masih saja melirik-lirik mencari seseorang yang sedari tadi ia cari.
"KEPADA PEMBINA UPACARA! HORMAT GRAK!" teriak pemimpin upacara dengan nyaringnya.
"Minggir cok!"
"Geser-geser!"
"Gue mau di samping Vio!" bisik seorang siswa yang baru saja ikut bergabung dalam barisan.
"Minggir Goblok! Lo gak denger? atau nunggu gue tebas dulu baru minggir?" ucapnya terus menggerutu lantaran siswa lainnya tidak ingin bertukar tempat dengannya.
Setelah mendapat posisi yang diinginkan barulah ia tersenyum lega, sembari membenarkan dasinya yang terlihat miring.
"Ra! Aku dateng!" bisiknya tepat di samping telinga gadis bernama Viora yang masih belum menyadari kehadirannya.
Viora nampak terkejut kala mendengar suara orang berbisik tepat di sampingnya.
Ia langsung melotot ke arah laki-laki tersebut. Namun, bukannya merasa bersalah karena sudah membuat orang lain terkejut, ia malah tersenyum manis di tempatnya.
"Tumben sekolah!" sindir Viora dengan suara pelan.
"Kan udah janji," jawabnya sembari membenarkan posisi berdirinya. Kini keduanya kembali fokus dengan kegiatan upacara yang masih berlangsung.
"Kalo menurut legenda di Jepang, barang siapa yang membuat 1.000 origami burung bangau maka harapan orang tersebut akan terkabul dan selain mengabulkan harapan, juga dapat menyembuhkan penyakit," ucap laki-laki dengan seragam sekolah putih abu dengan name-tag "RAYYAN AHSANUL IHSAN", pandangan lurusnya seolah menatap jauh, sangat jauh.
"Aku mau bikin 1.000 origami burung bangau dengan harapan bisa sembuhin kamu, Ra. Atau kalau perlu sampai 2.000 origami sekalian, dengan tambahan harapan, agar aku bisa selalu ada di samping kamu sampai kapanpun itu," imbuhnya lagi, sembari mengalihkan pandangannya ke arah Viora yang sedari tadi tengah menatapnya dengan alis bertaut.
"Gak jelas! Berisik tau, kita lagi upacara, Yan!" Viora malah menggerutu setelah mendengar kalimat serius yang Rayyan ucapkan padanya.
Sedangkan Rayyan, ia malah terkekeh pelan ketika melihat wajah Viora yang memerah. Entah Viora paham atau tidak dengan apa yang ia ucapkan. Namun sepertinya, Viora paham dengan maksudnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Origami
Teen FictionViora tak pernah mengira jika perjuangan Rayyan bukan hanya sekedar omong kosong belaka. Rayyan benar bersungguh-sungguh membuatkannya 1000 origami burung bangau, dengan harapan agar Viora kembali sembuh, walaupun ia sendiri tahu jika skoliosis yang...