L.O 23 • PERMINTAAN

176 140 53
                                    

"1.000 origami saja hanya dapat mengabulkan satu permintaan, lantas mengapa kau mengharapkan 1.000 balasan hanya dengan melakukan satu kebaikan?"

•Rayyan Ahsanul Ihsan•

•Rayyan Ahsanul Ihsan•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Sial!' batin Rama.

"Bukan urusan lo, Ga!" ketus Rama sembari berlalu pergi begitu saja.

Erlangga berdecak sebal, ia kembali melanjutkan langkahnya yang tertunda. Baru berjalan beberapa langkah, ia kembali terhenti ketika melihat Viora dan Leo tengah memperdebatkan sesuatu di depannya.

"Aku mau kita putus!" ucap Viora penuh penekanan pada Leo.

Tidak hanya Leo yang terkejut, Erlangga yang baru saja datang juga ikut terkejut. Bagaimana bisa Viora memutuskan hubungan yang baru berjalan hitungan hari? Tidakkah ia merasa ragu dan meralat ucapannya?

Tidak. Sepertinya Viora benar-benar serius kali ini. Terlihat jelas dari sorot mata, dan penegasannya ketika berbicara.

Leo hanya berdiam diri tak bereaksi apapun, ia mungkin masih terkejut dengan hal tiba-tiba yang Viora putuskan.

"Gak! Aku gak mau putus sama kamu, Ra!" ucap Leo memohon.

Viora menggeleng lemah, ia sungguh tidak mengerti dengan pola pikir Leo yang menurutnya sangat aneh.

Saat ini Leo terlihat sangat menginginkannya. Namun sebelumnya, ia bahkan terlihat tidak membutuhkan Viora.

Viora tidak ingin lagi membahas hal yang sama. Baginya, keputusannya adalah hal yang mutlak, jika Leo tidak menerima itu tidak ada artinya untuk Viora.

Viora berlalu pergi meninggalkan Leo begitu saja, Leo mencoba menahannya. Namun ketika tangannya terulur untuk merain tangan Viora, Erlangga dengan cepat melangkah maju dan menepisnya dengan kasar.

"Lo gak malu, ngemis-ngemis gitu ke cewe?" tanya Erlangga dengan sorot mata tajam.

Leo tak menjawab, matanya masih sibuk melihat ke arah Viora yang masih berjalan pergi menjauhinya tanpa menengok ke arahnya sedikitpun.

Leo menghela napas kasar, ia kesal pada dirinya sendiri, mungkin bisa dikatakan jika ia tengah merasa menyesal saat ini.

Tapi daripada menyesal, ia lebih cenderung merasa takut. Viora adalah sumber penghasilannya, dengan mempermainkan perasaan Viora ia akan mendapat bayaran dari Rama. Jika saja ada yang bisa membuatnya terbebas dari hutang budi pada Rama, ia tidak akan melakukan hal sekejam ini pada Viora.

"Bang." Leo memanggil Erlangga yang sudah berjalan beberapa langkah menjauhinya.

Erlangga menoleh dengan alis bertaut, "apa?" tanyanya tanpa mau repot-repot menghampiri Leo kembali.

"Sampaikan maaf gue buat Viora!" ucapnya pelan sebari melangkah bertolak belakang dengan Erlangga.

"Iya, pasti gue sampein."

Love Origami Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang