"1.000 origami saja hanya dapat mengabulkan satu permintaan, lantas mengapa kau mengharapkan 1.000 balasan hanya dengan melakukan satu kebaikan?"
•Rayyan Ahsanul Ihsan•
'Sial!' batin Rama.
"Bukan urusan lo, Ga!" ketus Rama sembari berlalu pergi begitu saja.
Erlangga berdecak sebal, ia kembali melanjutkan langkahnya yang tertunda. Baru berjalan beberapa langkah, ia kembali terhenti ketika melihat Viora dan Leo tengah memperdebatkan sesuatu di depannya.
"Aku mau kita putus!" ucap Viora penuh penekanan pada Leo.
Tidak hanya Leo yang terkejut, Erlangga yang baru saja datang juga ikut terkejut. Bagaimana bisa Viora memutuskan hubungan yang baru berjalan hitungan hari? Tidakkah ia merasa ragu dan meralat ucapannya?
Tidak. Sepertinya Viora benar-benar serius kali ini. Terlihat jelas dari sorot mata, dan penegasannya ketika berbicara.
Leo hanya berdiam diri tak bereaksi apapun, ia mungkin masih terkejut dengan hal tiba-tiba yang Viora putuskan.
"Gak! Aku gak mau putus sama kamu, Ra!" ucap Leo memohon.
Viora menggeleng lemah, ia sungguh tidak mengerti dengan pola pikir Leo yang menurutnya sangat aneh.
Saat ini Leo terlihat sangat menginginkannya. Namun sebelumnya, ia bahkan terlihat tidak membutuhkan Viora.
Viora tidak ingin lagi membahas hal yang sama. Baginya, keputusannya adalah hal yang mutlak, jika Leo tidak menerima itu tidak ada artinya untuk Viora.
Viora berlalu pergi meninggalkan Leo begitu saja, Leo mencoba menahannya. Namun ketika tangannya terulur untuk merain tangan Viora, Erlangga dengan cepat melangkah maju dan menepisnya dengan kasar.
"Lo gak malu, ngemis-ngemis gitu ke cewe?" tanya Erlangga dengan sorot mata tajam.
Leo tak menjawab, matanya masih sibuk melihat ke arah Viora yang masih berjalan pergi menjauhinya tanpa menengok ke arahnya sedikitpun.
Leo menghela napas kasar, ia kesal pada dirinya sendiri, mungkin bisa dikatakan jika ia tengah merasa menyesal saat ini.
Tapi daripada menyesal, ia lebih cenderung merasa takut. Viora adalah sumber penghasilannya, dengan mempermainkan perasaan Viora ia akan mendapat bayaran dari Rama. Jika saja ada yang bisa membuatnya terbebas dari hutang budi pada Rama, ia tidak akan melakukan hal sekejam ini pada Viora.
"Bang." Leo memanggil Erlangga yang sudah berjalan beberapa langkah menjauhinya.
Erlangga menoleh dengan alis bertaut, "apa?" tanyanya tanpa mau repot-repot menghampiri Leo kembali.
"Sampaikan maaf gue buat Viora!" ucapnya pelan sebari melangkah bertolak belakang dengan Erlangga.
"Iya, pasti gue sampein."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Origami
Teen FictionViora tak pernah mengira jika perjuangan Rayyan bukan hanya sekedar omong kosong belaka. Rayyan benar bersungguh-sungguh membuatkannya 1000 origami burung bangau, dengan harapan agar Viora kembali sembuh, walaupun ia sendiri tahu jika skoliosis yang...