"Semoga berbahagia Kuda Rara. Dengan siapapun kamu, tolong. Tetap jadikan aku tempat pulangmu."
•Rayyan Ahsanul Ihsan•
•×☆ו
"Ngapain lo liatin foto gue, ampe segitunya?" tanya Rayyan sambil memperhatikan Leo dengan curiga sedangkan Leo langsung terburu-buru mengalihkan perhatiannya, kemudian menatap Rayyan dengan muka tembok.
Leo memutar otak, mencari alasan yang logis agar Rayyan ataupun Viora tidak berpikir aneh tentangnya, ia tidak bisa langsung bertanya perihal foto Angga dan Rama yang ia lihat, meskipun ia sangat penasaran mengapa Rayyan kecil terlihat begitu dekat dengan Rama difoto tersebut.
Rama terlihat seperti seorang kakak yang tengah menjaga ketiga adiknya, Rayyan, Angga dan Fahmi difoto tersebut.
Padahal sekarang, Rama dan Rayyan sepertinya sangat bermusuhan.
"Viora kecilnya imut," ucap Leo malah mengelak. Jawaban Leo membuat Viora dan Rayyan langsung melotot ke arahnya.
"Idih," decak Rayyan tidak suka.
•×☆ו
"Assalamu'alaikum, Viora pulang!" ucap Viora sambil mendorong pintu rumahnya dengan pelan. Setelah menutup kembali pintu rumahnya, Viora terkejut karena Edy sudah berdiri di hadapannya sambil melipat tangan didada.
"Wa'alaikumussalam, dari mana aja kamu? Udah malem banget loh ini baru pulang sekolah? Di sekolah belajar apa sampe malem gini?" ujar Edy dengan wajah masam, ia heran dengan adiknya ini, tidak biasanya Viora pulang sekolah sampai jam delapan malam.
"Maaf Bang." Viora hanya mampu menunduk, ia tidak menjelaskan perihal ia yang baru saja pulang malam, karena ia sudah tau, kalaupun ia menjelaskannya pada Edy, kakaknya itu tidak akan mudah percaya.
"Keluyuran dulu tuh pasti sama cowo. Anak gadis kok mau-mau aja diajak pulang malem, anak ga bener!" celetuk Emira dengan nada ketus dan mata sinis menatapnya.
Edy langsung menghela napas gusar, jika mamanya sudah ikut bicara seperti ini, pasti akan menjadi masalah besar bila Viora ikut menyela.
Namun kali ini, Viora hanya diam, tidak sedikitpun mengeluarkan suara. Viora enggan berbicara karena tidak ingin berdebat, tidak ingin membela diri juga, karena meskipun ia benar pasti akan tetap disalahkan, karena bagaimanapun Viora adalah tokoh antagonis dari sudut pandang mamanya.
•×☆ו
"Tumben, Yan. Lo ga ngajak bolos hari ini," celetuk Vano sambil menepuk pundak Rayyan yang tengah menggambar wajah perempuan cantik di atas kanvas kecil yang ia bawa sendiri dari rumah.
Saat ini tidak ada guru yang masuk kelas, karena semua guru tengah sibuk mempersiapkan lomba antar sekolah yang akan berlangsung tepat esok hari. Begitu pula dengan anak OSIS.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Origami
Novela JuvenilViora tak pernah mengira jika perjuangan Rayyan bukan hanya sekedar omong kosong belaka. Rayyan benar bersungguh-sungguh membuatkannya 1000 origami burung bangau, dengan harapan agar Viora kembali sembuh, walaupun ia sendiri tahu jika skoliosis yang...