1

6.8K 277 11
                                    

Wooyoung tak ingin pulang karena kedua orangtuanya selalu saja bertengkar. Ia mulai menatap bar kecil disana, ia ingin masuk kesana, tapi tentu saja ia tak bisa.

Wooyoung menghela nafasnya pelan dan menatap layar ponselnya, ada panggilan masuk dari papa nya disana. Ia langsung menonaktifkan ponselnya.

"Apa yang harus aku lakukan sekarang?"

Wooyoung tersentak saat tiba-tiba ada tangan yang menepuk pundaknya, ia langsung mengalihkan pandangannya dan melihat ada seorang pria asing disana.

"Mau masuk? om bisa membawamu."

"Benarkah?"

"Tentu saja, bar itu milikku."

Wooyoung hanya mengangguk dan pria tak dikenal itu memeluk pinggangnya, ini cukup menjijikan tapi ia tak peduli, ia hanya ingin menghilangkan stressnya.

Saat Wooyoung masuk kedalam bar. Ini benar-benar diluar perkiraannya, dari luar, bar nya terlihat kecil dan sederhana tapi ini terlihat sangat mewah.

"Siapa yang kau bawa itu Mingi?"

Mingi mulai menatap pada temannya yang duduk didepan meja bartender itu disana. Ia lalu mengajak kucing kecil yang ia bawa itu berjalan kearah temannya.

"Kekasihku."

Wooyoung mengerutkan dahinya saat ia mendengar jawaban dari pria yang masih saja setia memeluk pinggangnya. Bagaimana bisa dia menjawab seperti itu.

"Tidak! aku bahkan tak kenal dengannya."

Mingi terkekeh pelan melihat raut wajah kesal itu darinya. Ia mulai mendudukan dirinya disamping temannya dan ia juga menyuruh kucing kecil itu untuk duduk.

San menggelengkan kepalanya pelan melihat kelakuan Mingi yang selalu saja mengajak anak dibawah umur untuk masuk kesini. Itu karena dia memang gila.

"Siapa namamu manis?"

"Sebelum menanyakan nama orang lain, kau seharusnya memberitahu namamu terlebih dahulu."

San menatap pada lelaki yang dibawa oleh Mingi itu, ia pikir dia akan bersikap seperti orang-orang yang biasanya dibawa Mingi kemari, tapi dia bersikap dingin dan ketus.

"Aku Mingi."

"Wooyoung."

"Baiklah, kau bisa memesan apapun yang kau inginkan sayang."

Wooyoung memutar bola matanya malas saat mendengar pria itu memanggilnya dengan sebutan sayang, lalu untuk apa dia menanyakan namanya tadi.

Mencoba untuk tak memperdulikan pria itu, Wooyoung mulai memesan minuman beralkohol tinggi. Ia hanya ingin melupakan rasa stressnya untuk sekarang.

Mingi dan San tak terkejut saat mendengar Wooyoung memesan minuman beralkohol tinggi dan mereka hanya membiarkan lelaki itu memesan apa yang dia inginkan.

"Bukankah kau akan bertemu dengan kekasihmu? mengapa kau ada disini?"

"Dia masih bersama keluarganya jadi aku kemari dan melihat kucing kecil ini."

"Tak bisakah kau berhenti membawa anak dibawah umur masuk kemari?"

"Ayolah, dia terlihat stress, aku hanya ingin membantunya, apakah itu salah?"

"Tap–"

Ucapan San terhenti saat ia mendengar suara isak tangis dari seseorang dan orang tersebut adalah lelaki yang dibawa Mingi, dia menangis disana, ada apa dengannya.

"Pahittt– hiks.."

Melihat itu, San mulai merasa dia sangat menggemaskan dan sepertinya dia sudah sedikit mabuk dengan hidung yang memerah dan air mata yang menetes itu.

San mulai berpikiran kotor melihat itu semua, bagaimana jika dia menangis dan memohon ampun padanya, bukankah melihatnya akan sangat menggemaskan.

Mingi yang ingin menenangkan Wooyoung disana terhenti begitu saja saat ada panggilan masuk dari kekasihnya, dia meminta ia untuk segera menjemputnya.

San tersadar dari pikiran kotornya saat Mingi menepuk punggungnya, mengapa dia menganggu dirinya yang sedang bersenang-senang dengan pikirannya itu.

"Kau jaga dia, aku harus segera pergi."

Tak sempat San menjawab, Mingi sudah terlebih dahulu keluar dari bar. Ini membingungkan, tapi pikiran kotornya itu kembali menghampiri otaknya sekarang.

Wooyoung terus meminum minuman beralkohol tinggi itu meskipun lidahnya sudah terasa pahit dan tenggorokannya terasa sangat sakit. Ia mengabaikannya.

"Sial, pandanganku mulai terlihat kabur."

Wooyoung yang masih setengah sadar itu mulai menatap pada teman dari pria yang membawanya kemari. Ia tak mungkin pulang dengan keadaan yang seperti ini.

"Om..."

Kink : Sanwoo/WoosanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang