"Apa kau gila?! aku harus pergi sekolah!"
"Masih ada waktu untuk itu."
Wooyoung terus mencoba memberontak tapi entah mengapa tenaganya seperti tak cukup kuat hanya untuk melepaskan genggaman San pada kedua tangannya.
"Lepas sialan!!"
San yang sedang membuka paksa kancing seragam Wooyoung terhenti saat genggaman tangannya itu terlepas dengan Wooyoung yang memukul wajahnya.
Wooyoung terkejut dengan perbuatannya sendiri karena ia tak sengaja memukul wajah San saat berusaha memberontak, ia dapat melihat sedikit darah di wajah San.
Wooyoung merasa takut saat San mulai menatapnya datar dan dia melepaskan sabuknya. Ia terkejut saat San mengikat kedua tangannya itu dengan sabuknya.
"Lepas... ini menyakitiku–"
"Kau ingin aku melepaskanmu?"
San tersenyum tipis melihat Wooyoung yang menganggukkan kepalanya itu disana, ia memikirkan sesuatu yang lebih menarik untuk dilakukan sekarang.
"Aku akan melepaskanmu, bahkan untuk selamanya."
"Jika kamu mau memimpin sex sekarang."
Wooyoung tak menjawabnya, ia menatap San yang melepaskan resleting celananya, ini kali kedua ia melihat penis San dan itu terlihat lebih besar dari yang sebelumnya.
"Bagaimana? ini tak akan menyakitkan. Apa ini kali pertamamu melakukan sex?"
Cukup lama San menunggu Wooyoung untuk menjawabnya tapi dia tak juga membuka suaranya itu, dia malah fokus menatap kearah penisnya dibawah sana.
San menghela nafasnya berat, ia berharap terlalu banyak dari Wooyoung, dia tak mungkin mau memimpin sex, terlebih dia tak pernah mau melakukan ini semua.
San terkejut saat Wooyoung tiba-tiba saja menendang tubuhnya. Ia tersenyum tipis melihat Wooyoung menidurkan wajahnya dipahanya dan menjilat penisnya disana.
"Benar, lakukan seperti itu."
Wooyoung cukup kesulitan karena kedua tangannya diikat, ia menjilat kepala penis San dan menghisapnya. Ia melirik kearah San disana, "Ini tak akan muat."
"Lepas ikatannya."
"Tak akan."
"Aku tak bisa membuka pakaianku."
"Aku akan membukakannya untukmu sayang."
Wooyoung mulai mendudukan dirinya dan melihat San yang melepaskan sisa pakaiannya itu, entah mengapa ia mau melakukan ini semua.
Ia tak pernah mau melakukan hal mesum dengan orang lain, tapi entah mengapa jika dia adalah San, tubuhnya itu seolah meminta San untuk cepat menyentuhnya.
"Tubuhmu benar-benar halus."
San sedikit meraba pinggang Wooyoung, tubuh Wooyoung benar-benar terlihat bersih membuat San ingin mengotorinya dengan banyak tanda keunguan disana.
Wooyoung mengabaikan ucapan San, ia merangkak keatas pangkuan San. Ia mengangkat pantatnya keatas, ia merasa kesulitan karena tangannya diikat.
"Merasa kesulitan hm?"
San mengecup pipi Wooyoung yang tengah menunduk itu memposisikan pantatnya agar pas dengan penisnya. Ia memegang penisnya dan menahan pantat Wooyoung.
"Ini akan sedikit menyakitkan–"
"Ya, itu karena kau memang sangat suka menyakitiku."
San menyeringai kecil mendengar ucapan Wooyoung, tak bisa dipungkiri jika apa yang dikatakan Wooyoung adalah benar, ia suka saat melihat Wooyoung kesakitan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kink : Sanwoo/Woosan
Fanfiction"Do you really love me, Daddy?" "Of course, I love you." "Kalau begitu, buktikan padaku jika kamu memang mencintaiku." "Bagaimana aku melakukannya?" "Ceraikan dia dan jadikan aku satu-satunya milikmu." - San : Dominant Wooyoung : Submissive Homophob...