"Apa yang kau lakukan!! lepaskan penutup mata sialan ini!!"
Wooyoung mencoba memberontak, tapi ia tak bisa melakukan apapun karena tangan maupun kakinya sudah diborgol. Mengapa juga San menggunakan penutup mata.
Saat Wooyoung ingin kembali memprotes, San sudah terlebih dahulu memasangkan bola penutup mulut pada mulutnya sekarang, membuat ia tak bisa berbicara.
"Sial, aku tak bisa melihat apapun! aku jadi tak tau apa yang sedang San lakukan."
Wooyoung sedikit mengerutkan dahi saat merasakan sesuatu yang menempel pada payudaranya. Ia membulatkan matanya saat San juga menempelkannya pada penisnya.
San menatap tangkai mawar yang sedang ia pegang sekarang. Wooyoung benar-benar membuatnya sangat marah. Hukuman seperti ini, ia yakin dia malah menyukainya.
Wooyoung kembali membulatkan matanya saat benda yang menempel pada payudara dan juga penisnya itu mulai menyengat tubuhnya dan itu sangat menyakitkan.
"Arghhh mmhhh mmhh!! mmhh..."
Wooyoung tak bisa mengeluarkan suaranya karena penutup mulut itu, ia bahkan tak bisa berteriak untuk memaki San karena menempelkan itu di penisnya.
San tersenyum tipis melihat Wooyoung yang mencoba memberontak itu disana, benar-benar menggemaskan. San mulai duduk dengan menatap Wooyoung.
Benda yang menempel ditubuh Wooyoung benar-benar menyengat seperti tersetrum listrik dan sialnya ia menyukainya. Tapi penutup mata ini sungguh menganggunya.
"Mmhh!!! anhhh mmphhh– anghh..."
Tak butuh waktu lama untuk Wooyoung mengeluarkan cairan kentalnya itu karena rasa sakit yang ia terima pada tubuhnya membuat Wooyoung mudah untuk cum.
Wooyoung tersentak dan membusungkan dadanya saat San tiba-tiba mencambuk penisnya yang bahkan sudah terasa sangat nyeri karena alat yang menempel itu.
"Anghhh mphhh–"
"Beraninya kau keluar tanpa seijinku?"
Lagi dan lagi Wooyoung dibuat terkejut merasakan sesuatu yang masuk kedalam lubang penisnya, ia tak tau apa itu tapi yang pasti itu akan membuatnya tak bisa cum.
San menatap betapa cantiknya tangkai mawar itu yang masuk kedalam lubang penis Wooyoung, benar-benar indah dengan Wooyoung yang terus memberontak.
"Sepertinya aku harus memotret ini."
Saat San ingin memotret Wooyoung tiba-tiba saja ada telepon masuk dan itu dari Seonghwa, disaat seperti ini. San langsung mengangkat teleponnya.
Wooyoung yang tersiksa dengan semua yang menempel pada tubuhnya mendengar suara langkah kaki yang menjauh. Apa ini, apakah San pergi meninggalkannya.
San menatap Wooyoung dari kejauhan, dia terus mencoba untuk melepaskan dirinya, apa yang dia lakukan sebenarnya, bukankah dia membuatnya marah untuk hukuman.
"Apa kamu sudah sampai sayang?"
San mulai mendudukan dirinya diatas sofa tanpa mengalihkan pandangannya itu dari Wooyoung. Apa ia terlalu berlebihan, tapi anak nakal itu sudah membuatnya marah.
"Aku baru saja sampai. Apa yang sedang kamu lakukan? dan dimana Wooyoung?"
"Aku sedang menonton sesuatu. Wooyoung pergi keluar bersama temannya."
Wooyoung mulai merasa takut dengan ini semua, rasa sakit yang ia terima semakin menyakitkan dan ia tak bisa mengeluarkan cairannya karena sesuatu dipenisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kink : Sanwoo/Woosan
Fanfic"Do you really love me, Daddy?" "Of course, I love you." "Kalau begitu, buktikan padaku jika kamu memang mencintaiku." "Bagaimana aku melakukannya?" "Ceraikan dia dan jadikan aku satu-satunya milikmu." - San : Dominant Wooyoung : Submissive Homophob...