San merasa sangat kesal karena Wooyoung masih saja menutup mulutnya dengan rapat itu. Ia semakin mencengkram wajah Wooyoung agar mau membuka mulutnya.
Wooyoung menggelengkan kepalanya saat San masih saja mengarahkan penisnya pada mulutnya, tapi cengkraman tangan San semakin menyakitinya sekarang.
"Kau benar-benar tak ingin membuka mulutmu itu?"
"Tentu saja sialan!! untuk ap–"
Tak sempat melanjutkan ucapannya, San sudah terlebih dahulu memasukkan penisnya itu kedalam mulutnya sekarang, bahkan itu sampai ke tenggorokannya.
"Jangan berani menggunakan gigimu itu."
"Atau kau ingin aku mengangkat telepon ini?"
Wooyoung membulatkan matanya terkejut melihat ponselnya yang dipegang oleh San disana ada panggilan masuk dari papanya, pria ini benar-benar pria mengerikan.
San tersenyum tipis melihat Wooyoung yang menggelengkan kepalanya disana, ada untungnya ia mengambil ponsel milik Wooyoung sebelum dia bangun tadi.
"Perhatikan gigimu, jangan sampai itu menyentuh penisku."
Wooyoung hanya mengangguk dan pasrah dengan apa yang dilakukan San padanya. Ini benar-benar terasa sakit saat penisnya itu mulai bergerak didalam mulutnya.
San sedikit mengusap air mata Wooyoung yang berada diujung matanya itu, dia terlihat sangat menggemaskan jika seperti ini, ia jadi ingin terus menyakitinya.
Wooyoung tersentak saat San tiba-tiba saja mempercepat gerakan penisnya itu, ujung bibirnya mulai terasa perih karena penis San yang terus bergerak dengan cepat.
"Mmmhh–!!!"
Wooyoung menahan paha San berharap agar dia melambatkan gerakannya, tapi tak sesuai keinginannya, San malah dengan sengaja menghentakkan penisnya.
Dan itu berhasil membuat Wooyoung tersedak karena penis San yang menusuk tenggorokannya. Ia sudah tak bisa lagi menahan rasa sakit pada tenggorokannya.
Melihat Wooyoung yang mulai menangis membuat San semakin merasa terangsang. Ia menahan kepala belakang Wooyoung dengan terus menghentakkan penisnya.
Wooyoung merasa jika mulutnya semakin terasa sakit sekarang dan itu karena penis San yang juga semakin membesar didalam mulutnya, ia pikir itu akan segera keluar.
Sesuai dengan dugaan Wooyoung barusan, mulutnya sekarang sudah dipenuhi oleh cairan kental milik San. Ia menatap pada San dan mulai menelan semua spermanya.
San yang melihat Wooyoung menelan cairan miliknya itu kembali terangsang dan saat ia ingin mendudukkan dirinya, ponsel miliknya tiba-tiba saja berdering.
Wooyoung menatap kepergian San dan ia mengusap bibirnya, ini benar-benar aneh saat ia menelan sperma milik seseorang, tapi entah mengapa ia tak merasa jijik.
"Pulanglah, kekasihku akan datang."
"Tanpa kau menyuruhku, aku bahkan akan pergi sialan!"
"Kau benar-benar tak dapat menjaga ucapanmu itu."
"Apa peduliku?! kau hanya pria tua mesum menjijikan yang tertarik pada seseorang dibawah umur sepertiku!"
"Ya, itu menyenangkan saat melihatmu menangis dan memohon seperti itu."
Wooyoung menatap kesal pada San disana, ia sedikit mengerutkan dahinya saat dia terus-menerus menatap tubuhnya dan ia sadar jika ia tak memakai baju sekarang.
"Kau benar-benar pria mesum!!"
San terkekeh pelan melihat Wooyoung yang melarikan diri kearah kamarnya disana, jika saja kekasihnya itu tak datang, mungkin ia akan menyetubuhi Wooyoung.
San mendudukan dirinya di sofa dengan membaca pesan yang dikirimkan oleh kekasihnya itu, sudah cukup lama sejak terakhir ia bertemu dengannya.
San mengerutkan dahinya saat ia melihat telapak tangan dihadapannya dan itu adalah Wooyoung dengan memakai baju dan juga celana miliknya.
"Aku tak memiliki uang untuk pulang."
San tersenyum tipis, setelah apa yang ia lakukan pada Wooyoung, dia masih berpikir untuk meminta uang padanya, tidakkah dia memiliki rasa malu untuk itu.
"Ku pikir kau kesal padaku, tapi sepertinya kau masih membutuhkanku."
"Kau pria tua menjijikan. Cepatlah!!"
"Aku akan memberikannya setelah kau menciumku."
Tanpa menunggu jawaban Wooyoung, San langsung menarik tangan Wooyoung yang membuat Wooyoung terduduk diatas pangkuannya dan San mulai menciumnya.
Mencoba pasrah untuk yang ke sekian kalinya, Wooyoung membalas ciuman yang dilakukan oleh San, ia juga membalas semua lumatan kasar yang dia lakukan.
Tapi itu tak berlangsung lama karena San melepaskannya, mengingat kekasihnya akan datang sebentar lagi, ia tak bisa terus-menerus menahan Wooyoung disini.
"Ini, pergilah."
Wooyoung merasa cukup kesal dengan perlakuan San padanya, itu terlihat seperti ia seorang pelacur yang akan melakukan apapun demi mendapatkan uangnya.
"Sialan, dasar kau pria gila!"
"Semoga penismu itu tak berfungsi lagi!"
San menggelengkan kepalanya pelan, dia berani berkata seperti itu tepat setelah dia sudah berada diluar rumahnya dan juga dia membanting pintunya rumahnya itu.
Dan tak lama setelah kepergian Wooyoung, ia menatap pintunya yang kembali terbuka dan menampakkan kekasihnya itu disana, dia terlihat sangat cantik.
"Aku sangat merindukanmu sayang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kink : Sanwoo/Woosan
Fanfiction"Do you really love me, Daddy?" "Of course, I love you." "Kalau begitu, buktikan padaku jika kamu memang mencintaiku." "Bagaimana aku melakukannya?" "Ceraikan dia dan jadikan aku satu-satunya milikmu." - San : Dominant Wooyoung : Submissive Homophob...