Mingi mengerutkan dahinya saat ia ingin membuka pintu rumah San tapi itu malah terkunci, tak biasanya San mengunci pintunya jika tak sedang keluar rumah.
Ia juga sudah menekan bel berulang kali dan tak ada jawaban sama sekali. Tapi itu tak jadi masalah untuknya, karena ia memiliki kunci cadangan dari rumah San.
Ia mulai membuka pintu rumah San dengan kunci cadangannya itu. Ia memiliki kunci ini karena rumah ini memang dulu adalah miliknya dan lagi San selalu mengunci pintu jika ia ingin bermain di hari libur dulu.
Mingi berjalan masuk kedalam, ia kembali dibuat bingung karena rumahnya benar-benar sepi, Seonghwa berkata jika San ada dirumah, apa dia pergi keluar.
Mingi menggedikkan bahunya tak peduli, ia harus cepat mengambil laptopnya dan pergi ke bandara, Seonghwa mudah marah jika terlambat bahkan hanya 1 menit saja.
"Beruntung karena aku juga ingin meminjam sesuatu pada San."
—
"Hmhhh mmhhh daddy– slow... slowyhh."
Wooyoung sudah merasa sangat pusing dengan semua ini, entah itu karena lubangnya yang benar-benar penuh atau karena ia yang merasa ini terlalu nikmat.
Wooyoung memeluk leher mainan unicorn itu dengan menatap kebelakang melihat San yang sibuk menghentakkan penisnya itu pada lubangnya, dia sangat kasar.
"Do you like this pain hm?"
Wooyoung menganggukkan kepalanya, tak hanya rasa sakit tapi ia juga merasa nikmat dengan semua ini. Benar-benar gila, ia selalu ingin mencoba hal seperti ini.
San benar-benar kehilangan kata-katanya melihat Wooyoung yang sangat menikmati semua ini, bahkan lubangnya itu terus berkedut seolah ingin terus diisi oleh penis.
"Hahhh akhhh ahhh... daddyhh mmhhh."
"Fuck me harder daddy– akhhhh please."
Wooyoung mendongak merasakan penis San yang terus masuk kedalam, ia sedikit meraba perutnya dan benar saja penis San terasa dari luar perutnya. Ia menyukainya.
San memegang pinggang Wooyoung dan terus menghentakkan penisnya itu dengan cepat, ini tak nyaman karena ada benda lain di lubangnya Wooyoung sekarang.
Wooyoung membulatkan matanya terkejut saat San tiba-tiba menarik rantainya dengan satu tarikan, itu menyakitkan karena San selalu melakukannya dengan tiba-tiba.
San menatap lubang Wooyoung karena terdapat bercak darah setelah ia menarik rantainya itu, sepertinya rantainya itu menggores lubang Wooyoung barusan.
"Move Daddy..."
Wooyoung meringis pelan merasakan San mengusap lubangnya yang tadi terasa perih karena tarikan rantai itu. Ia mengigit bibirnya saat San menggerakkan penisnya.
"There daddyhh mmhhh akhhh faster–"
Wooyoung memeluk erat leher unicorn itu merasakan penis San yang terus menusuk lubangnya dengan cepat, lubangnya terasa penuh karena ada dildo juga didalamnya.
"Daddyhh daddy... I'll cum mmhh–"
"Together baby."
San meremas kedua pantat Wooyoung dengan terus menghentakkan penisnya itu sampai akhirnya pada hentakan kasar dari San mereka keluar dengan bersamaan.
"Apa yang kalian lakukan?"
Wooyoung dan San sama-sama terkejut mendengar suara orang lain di ruangan ini, mereka mengalihkan pandangannya pada pintu dan melihat Mingi disana.
Mingi sama terkejutnya dengan mereka, ia berniat untuk meminjam vibrator beads tapi ini diluar perkiraannya melihat San yang menyetubuhi anak tirinya itu disana.
San menghela nafasnya pelan, ia terkejut karena mengira jika itu adalah Seonghwa, tapi ternyata Mingi. Ia mengeluarkan penisnya itu dari dalam lubang Wooyoung.
Wooyoung memutar bola matanya malas. Ia sedikit meringis saat penis San keluar dari lubangnya dan itu membuat dildonya juga keluar dari lubangnya dibawah sana.
"Apa yang kau lakukan disini?"
"Itu tak penting, bagaimana bisa kau menyetubuhi anakmu sendiri?"
San menatap kesal pada Mingi disana. dia berbicara seolah dia adalah makhluk suci yang tak pernah melakukan hal seperti ini. Ia menatap pada celana Mingi.
"Katakan saja jika kau ingin bergabung sialan."
Mingi tertawa pelan mendengar ucapan San. Ya, tak mungkin ia akan membuang kesempatan seperti ini. Ia berjalan mendekat pada San dan Wooyoung disana.
Wooyoung terkejut melihat Mingi yang membuka celananya itu dihadapannya, dan sekarang dia memaksa memasukan penisnya itu pada mulutnya.
"Hei kulum ini anak manis."
Wooyoung menggelengkan kepalanya dengan cepat dan menatap San disana yang kembali sibuk menyesap rokoknya itu tanpa menyuruh Mingi untuk berhenti.
"Daddy, suruh dia untuk berhen–"
Wooyoung tak seharusnya membuka mulutnya, itu membuat Mingi berhasil memasukkan penisnya kedalam mulutnya. Mereka memiliki ukuran penis yang gila.
Mingi meringis merasakan gigi Wooyoung yang terus terkena penisnya, ia menarik rambut Wooyoung dan menatap matanya yang sudah berair itu. Apa dia menangis.
"Perhatikan gigimu, atau aku akan–"
"Jangan bersikap kasar padanya Mingi. Aku peringatkan, dia bukan pelacurmu."
Mingi mendengus kesal, ia melepaskan tarikan rambutnya itu dan sedikit mencengkram wajah Wooyoung untuk membuka mulutnya dengan benar.
San mendudukan dirinya di sofa melihat Wooyoung yang terus menatap padanya dengan mata yang memerah. Ia tersenyum tipis dan menyesap rokoknya perlahanan.
Wooyoung menatap kesal pada San, ia tak ingin ini, yang ia inginkan bermain dengan semua mainan itu bersama San. Dan bukannya pria jangkung yang menjijikan ini.
"Aku akan membalas semua ini Choi San sialan!!"
—
"Hahh penisku masih menegang tapi Wooyoung malah pingsan."
San melirik penis Mingi yang memang masih menegang itu disana. Ia mengabaikan Mingi dan menatap Wooyoung, ia mulai menyelimuti Wooyoung yang tertidur itu.
San bahkan tak menyangka Wooyoung akan pingsan hanya dengan melakukan dua kali sex saja bersamanya dan Mingi. Ya, mereka melakukan trisome barusan.
Tapi ini aneh, Wooyoung bisa menerima penisnya dan dildo itu, tapi mengapa dia tak bisa menerima penis miliknya dan juga Mingi, apakah karena dia kelelahan.
"Ayo keluar."
Mingi sedikit mengerucutkan bibirnya, ini benar-benar membuat suasana harinya jadi sedikit buruk, ia tak bisa memuaskan nafsunya itu karena Wooyoung pingsan.
"Tapi penisku masih menegang."
"Gunakan saja tanganmu itu brengsek."
"Bagaimana jika gunakan tanganmu?"
"Apa kau bilang? apa kau ingin mat–"
San menghentikan ucapannya karena ia terkejut saat melihat Seonghwa berada dihadapannya sekarang, ia menatap tubuhnya sendiri dan juga Mingi. "Sialan."
"APA YANG SUDAH KALIAN LAKUKAN!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kink : Sanwoo/Woosan
Fiksi Penggemar"Do you really love me, Daddy?" "Of course, I love you." "Kalau begitu, buktikan padaku jika kamu memang mencintaiku." "Bagaimana aku melakukannya?" "Ceraikan dia dan jadikan aku satu-satunya milikmu." - San : Dominant Wooyoung : Submissive Homophob...