29

1.4K 87 6
                                    

"... aku menyukaimu."

Kalimat terakhir yang diucapkan San membuat Wooyoung benar-benar terkejut, bahkan ia sudah bisa merasakan jika wajahnya yang sangat panas sekarang.

Dan lihatlah wajah San disana, meskipun San menatapnya dengan dingin, tapi entah mengapa ia menyukainya, dia terlihat tampan dan itu membuatnya terangsang.

"Ini gila, ini benar-benar membuatku gila!"

San mengerutkan dahinya mendengar apa yang dikatakan Wooyoung, dia bahkan tertawa. Entah apa yang Wooyoung pikirkan tapi ia dapat melihat rona merahnya.

Wooyoung menangkup wajah San. San benar-benar membuatnya menjadi gila dengan semua yang dia lakukan dan ia menyukai kegilaan ini.

San dapat memenuhi fantasinya tentang sex, meskipun ia pernah mengancam San tapi dia seolah tak takut itu semua, ia dibuat tergila-gila pada sifat dominan San.

"Bagaimana ini papa, aku semakin menginginkan suami mu."

"Wooyoung?"

Wooyoung tersadar dari pikirannya dan menatap San sedang menatapnya dengan tatapan datar. Entah mengapa tatapan itu tak membuatnya terganggu sekarang.

"Katakan lagi daddy."

"Hm? katakan apa?"

"Katakan jika daddy menyukaiku."

Wooyoung tersenyum senang saat San tiba-tiba saja mencium bibirnya, hanya ciuman biasa tanpa lumatan, tapi itu berhasil membuatnya merasa senang.

"Aku menyukaimu."

San melihat Wooyoung yang tersenyum dengan wajah yang merona itu disana, sangat menggemaskan. Ia menatap ponselnya saat ada notifikasi yang muncul.

"Ahh, aku lupa menghubungi Seonghwa."

Wooyoung mengerutkan dahinya melihat San yang sedang mencoba menghubungi seseorang. Disaat-saat seperti ini, siapa yang ingin San hubungi, menyebalkan.

"Daddy menghubungi siapa?"

"Papa mu."

"Apa?! ada aku disini! kenapa daddy–"

Ucapan Wooyoung terhenti karena San mencium bibirnya, ia melirik ponsel San saat ada suara terdengar disana. Ini benar-benar membuatnya sangat kesal.

"Halo? Sanie..."

"Hm? apa kamu baru saja bangun tidur?"

San sedikit mengigit bibir bawahnya saat Wooyoung tiba-tiba saja menggesekkan pantatnya itu pada penisnya yang masih menegang, dia juga menyeringai disana.

"Um, aku tak menyangka aku akan tidur cukup lama."

"Wooyoung sudah pulang, apa kamu ingin berbicara dengannya?"

Wooyoung yang berniat mengeluarkan penis San dari dalam celananya itu terhenti mendengar apa yang dikatakan San. Menyebalkan, ia ingin menghisap penisnya.

"Um, berikan ponselnya pada Wooyoung."

Wooyoung mendengus kesal melihat seringai kecil San disana, ia bahkan tau jika San sengaja melakukan ini padanya. Seharusnya San senang karena ia akan membantunya menidurkan penisnya itu.

"Papa?"

"Oh? apa kalian sedang bersama sekarang?"

"Ung, aku mengajak daddy untuk bermain game bersama sebelum tidur."

"Kalian terus saja bermain game, bukankah seharusnya kamu pergi belajar?"

"Huh? apa papa ingin berbicara denganku hanya untuk mengomeliku?"

Wooyoung dapat mendengar suara tawa dari papa nya disana. Ia tersentak saat San menjilat putingnya, dia juga menghisapnya. Ia bahkan masih memakai baju sekarang.

"Papa tak mengomelimu, apa kamu sudah makan?"

Wooyoung menatap San yang mengeluarkan penisnya itu dari dalam celananya. Ia mulai memegang penis San dan menekan ujung kepala penisnya itu dengan ibu jarinya.

"Aku akan makan sosis dan juga susu."

"Hanya itu saja? katakan pada San untuk membeli makanan yang lain untukmu."

"Tidak papa, aku hanya ingin itu."

Wooyoung mulai membungkuk menjilat kepala penis San, ia memasukkan kepala penisnya itu dengan sedikit menghisapnya. Ia ingin ini berada didalam lubangnya.

"Baiklah, makan yang banyak sayang, papa tutup teleponnya. Papa menyayangimu."

"Aku sayang papa juga."

San sedikit mengerutkan dahinya melihat sambungan teleponnya terputus begitu saja, ini benar-benar konyol, bahkan Seonghwa tak mengatakan apapun padanya.

San kembali menatap Wooyoung yang sibuk menghisap penisnya itu disana. Ia sedikit mengusap wajah Wooyoung dan menyekat rambut yang menghalangi wajahnya.

"Suka dengan apa yang kau dapatkan?"

Wooyoung mengangguk dan melirik San, mengapa dia membuat ekspresi seperti itu membuatnya ikut terangsang juga, San terlihat seperti benar-benar menikmatinya.

Wooyoung membulatkan matanya terkejut saat San menangkup wajahnya dan mulai menggerakkan penisnya didalam mulutnya membuat ujung bibirnya terasa sakit.

San sedikit menyeringai melihat Wooyoung yang mencoba memasukkan jarinya sendiri kedalam lubangnya itu. Tidakkah dia benar-benar bertingkah seperti anak nakal.

Belum sempat Wooyoung memasukkan jarinya itu, hentakan dari penis San didalam mulutnya membuat ia tak bisa memasukkan jarinya, hentakannya terlalu cepat.

"Hahhh shhh Wooyoung ahhh–"

Dengan beberapa hentakan yang San lakukan, ia mengeluarkan cairannya itu didalam mulut Wooyoung. San menatap Wooyoung dan mengeluarkan penisnya.

Wooyoung menelan semua sperma San dan mulai menjilati sperma yang masih menempel di penis San itu disana. Penis San masih menegang, ia ingin ini masuk.

"Daddy, can I? please..."
















"Ugh! sial selangkanganku terasa sakit."

Wooyoung menghela nafasnya pelan, ia sedikit menyesal karena menggoda San semalam, itu membuat San menjadi liar dan terus menyetubuhinya tanpa henti.

Ia bahkan lupa jika ia harus sekolah, ia tak bisa ijin tak masuk lagi karena ia sudah terlalu banyak absen, bisa-bisa ia tak lulus nantinya. Ia ingin cepat lulus.

"Hei Wooyoung!!"

Wooyoung mengangkat kepalanya dan melihat Yunseok disana, ia melupakan tentang Yunseok juga. Ini benar-benar akan menjadi hari yang berat untuknya.

"Bukankah seharusnya kamu meminta maaf padaku sekarang?"

"Aku minta maaf, aku tak tau jika dia akan semarah itu."

Yunseok mendengus kesal, ia mengerutkan dahinya melihat Wooyoung yang berjalan sedikit aneh, dia seperti sedang menahan rasa sakit, ada apa dengannya.

"Kau baik-baik saja?"

Yunseok membantu Wooyoung berjalan dengan membuat Wooyoung merangkul bahunya dan ia memeluk pinggangnya. Sepertinya terjadi sesuatu pada Wooyoung.

San yang memang masih memperhatikan Wooyoung dari jauh dan melihat itu semua merasa cemburu. Tubuh yang seharusnya hanya ia saja yang boleh menyentuhnya tapi malah disentuh oleh orang lain sekarang.

"Bagaimana aku membuat anak nakal itu paham jika dia hanya boleh disentuh olehku saja."

"Aku tak suka jika ada orang lain yang menyentuh milikku."

Kink : Sanwoo/WoosanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang