"Apa kau ingat dulu kau sangat pemarah, kau terus mengumpatiku."
Wooyoung melirik kebelakang melihat San yang menatapnya, tapi jika dipikir-pikir ia merindukan San bersikap kasar padanya karena ia terus mengumpat dulu.
Ini memang gila karena sejujurnya dulu ia menyukai semua perlakuan kasar padanya, ia berpura-pura tak menyukainya agar San dapat melakukannya lagi.
Ia tersenyum tipis dan menarik tangan San untuk mengetatkan pelukannya itu padanya, mungkin ia akan bersikap seperti dulu untuk mendapatkan sikap kasar San.
"Aku akan mengumpati daddy jika daddy membuatku kesal."
"Kau tak boleh melakukannya, kau harus bersikap sopan padaku."
"Daddy pikir aku peduli? aku hanya akan melakukan apapun yang aku inginkan."
Wooyoung terkekeh geli saat San mencium lehernya berulang kali. Tak hanya kamera yang membuatnya terangsang tapi sikap kasar San juga membuatnya terangsang.
"Ahh s-stop it, there are many people here."
"Then? Don't you feel horny if I do it in a place with a lot of people?"
"But what if we're caught– akhhh!"
San dan Wooyoung yang tadinya sedang sibuk dengan pikiran masing-masing, mengalihkan pandangannya pada televisi yang menunjukkan adegan dewasa itu.
Wooyoung sedikit menyeringai saat sudah merasakan penis San yang menegang dibawah sana ketika adegan dimana pria di film itu memasukkan penisnya disana.
Wooyoung menggesekkan pantatnya itu pada penis San yang sudah mengeras dibawah sana. Dan San hanya mengeratkan pelukannya pada Wooyoung.
"Terlalu awal untuk daddy menegang."
"Aku tau, tapi kamu malah menggesekkan pantatmu membuatnya semakin mengeras."
Wooyoung terkekeh pelan. Tak menjawab perkataan San, Wooyoung lebih memilih untuk kembali menonton film yang masih menunjukkan adegan porno itu disana.
Wooyoung terkejut saat San tiba-tiba saja memasukkan tangannya itu kedalam celananya dan mulai meremas penisnya. Tangan San benar-benar tak bisa diam.
"Daddy hentikan, film nya belum selesai."
"Fokus saja pada film nya."
Wooyoung mendengus kesal, bagaimana bisa ia fokus menonton film jika tangan San terus meraba tubuhnya, bahkan dia sudah mulai mengurut penisnya.
San tersenyum tipis melihat Wooyoung yang malah merapatkan kedua kakinya itu. Ia dengan paksa membuka paha Wooyoung dan menahannya dengan kaki.
"Daddy– mmhhh..."
"Kenapa? kamu tak menginginkannya?"
"Umhhh tapi film nya belum selesai..."
"Baiklah."
Wooyoung menatap kebelakang melihat San yang sudah kembali menonton film nya itu. Tapi, Wooyoung menatap pada tangan San. Ia menghela nafasnya pelan.
San memang sudah fokus menonton film sekarang tapi tangannya itu masih terus mengurut peninya disana, bahkan tangan yang satunya itu sudah memilin putingnya.
"Bagaimana aku bisa menonton film jika tangan daddy nakal. Aku bisa keluar."
"Memangnya kenapa jika kamu keluar?"
—
Seonghwa menatap keluar jendela. Ada perasaan tak nyaman saat ia meninggalkan rumah San, terlebih saat ia melihat Wooyoung menarik tangan San masuk.
Seonghwa menghela nafasnya pelan, haruskah ia menyuruh seseorang untuk mengurus cabangnya sekarang, tapi ia bertanggungjawab penuh untuk ini.
"Sudahlah."
Seonghwa mulai membuka tas nya untuk mengambil laptop tapi ternyata ia lupa membawa laptop nya itu, padahal disana ada data-data penting yang harus ia cek.
"Bagaimana bisa aku ceroboh seperti ini."
—
Wooyoung mencoba menahan tangan San yang terus mengurut penisnya itu tanpa henti, bahkan sekarang dia sudah mulai mengocok penisnya itu dengan cepat.
Ia mengalihkan pandangannya saat ponsel miliknya itu berbunyi. Wooyoung ingin mengambil ponselnya tapi San menahan tubuhnya membuat ia tak bisa bergerak.
"Daddy mhhh tu-tunggu sebentar hahhh–"
Tak mendengarkan apa kata Wooyoung, San malah mempercepat gerakan tangannya itu untuk mengocok penisnya dan mencubit puting Wooyoung disana.
"Akhhh mphhh daddyhh..."
"Hahhh I'll cum... anhhh akhh!!"
Wooyoung mengatur nafasnya perlahan, San benar-benar menggunakan tangannya itu dengan baik, bagaimana bisa ia keluar secepat ini hanya karena tangan San.
Ia menatap ponselnya yang sudah tak berdering, entah siapa yang menelponnya, tapi itu sangat menganggu, seharusnya ia mematikan ponselnya saja tadi.
Wooyoung menggedikkan bahunya tak peduli. Ia berbalik dengan sedikit meremas penis San dan ia memasukkan tangannya itu kedalam celana San.
Wooyoung mulai mengeluarkan penis San dari dalam celananya itu. Bagaimana bisa San bertahan dengan keadaan penis yang sudah sangat mengeras ini.
"Daddy..."
San tersenyum tipis melihat Wooyoung yang sudah mulai menjilat penisnya itu disana, ia sedikit merapihkan rambut Wooyoung yang menutupi wajahnya itu.
"Daddy menyukainya?"
Wooyoung tersenyum melihat San yang menganggukkan kepalanya itu disana, ia mulai membuka semua pakaiannya dan mendudukan dirinya dipangkuan San.
San sedikit mengangkat tangannya saat Wooyoung membuka bajunya, ia menatap Wooyoung yang mulai meraba dada nya dan juga menjilati putingnya itu disana.
Wooyoung sedikit mengigit puting San dan kembali menjilatnya, ia melirik pada San. Seharusnya ia merekam ini, tapi sayangnya kamera itu hanya ada di kamarnya.
"Daddy, what if we do something rough? I miss that."
San tersenyum tipis melihat Wooyoung yang bertingkah nakal memainkan kepala penisnya itu dengan jari telunjuknya dan lidahnya yang masih menjilati putingnya.
"Doing something rough? then, want to come with me somewhere? you'll love it."
Wooyoung sedikit mengerutkan dahinya, tempat apa yang San maksud dengan ia yang akan menyukainya, tak ada tempat apapun yang menarik di rumah ini.
Ia menggedikkan bahunya, mungkin saja San memang memiliki tempat yang dia sembunyikan bukan, jika memang seperti itu maka ia penasaran dengan tempatnya.
San sedikit menyeringai melihat Wooyoung menganggukkan kepalanya. Ia beranjak dari duduknya dan mulai menggendong Wooyoung dengan keadaan telanjang itu.
Wooyoung mulai melingkarkan kakinya di pinggang San dan memeluk lehernya, ia menjilati bibir San yang terus menyeringai kecil itu disana. Entah apa yang dia pikirkan.
"Will I really love that place, daddy?"
"Of course, you'll absolutely love it."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kink : Sanwoo/Woosan
Fiksi Penggemar"Do you really love me, Daddy?" "Of course, I love you." "Kalau begitu, buktikan padaku jika kamu memang mencintaiku." "Bagaimana aku melakukannya?" "Ceraikan dia dan jadikan aku satu-satunya milikmu." - San : Dominant Wooyoung : Submissive Homophob...