"Sugar daddy mu tak datang menjemput?"
Wooyoung memutar bola matanya malas saat teman-temannya itu sudah mulai menertawakannya sekarang. San berkata jika dia tak bisa menjemputnya sekarang.
Hanya karena papa nya yang marah kemarin, membuat San jadi perlahan menjauhinya lagi sama seperti dulu. Ini benar-benar membuatnya sangat kesal.
"Sudahlah, ayo pergi main, aku akan mentraktir kalian."
"Wah benarkah?"
"Sepertinya Wooyoung habis diberi uang yang banyak oleh sugar daddy nya haha."
"Hahaha sial, yang awalnya dikira kekasih sekarang malah menjadi sugar daddy."
Wooyoung mendengus kesal, mereka terus mengejeknya tanpa henti setelah mereka tau jika papa nya menikah lagi dengan San yang pikir kekasihnya waktu lalu.
Wooyoung menatap ponselnya, San tak membalas pesan ataupun panggilan telepon darinya sedari tadi. Biasanya dia akan memberitahunya jika tak bisa menjemput.
"Sial, benar-benar menyebalkan!"
—
San menatap ponselnya membaca pesan yang dikirimkan Wooyoung, dia selalu memanggil nama depannya saat dia kesal. San menghela nafasnya pelan.
San menyesap rokoknya dan membuka gelarinya. Ia membuka salah satu video yang ia ambil dari galeri Wooyoung kemarin dan mulai menekan video nya.
"Aku merindukan daddy,"
"Mmhhh daddy– cepatlah pulang anhh..."
"Daddyhh mmhhh da-daddy San hahhh..."
"..."
San terus menonton video nya. Ia kira Wooyoung tertidur karena kelelahan setelah belajar tapi ternyata salah, dia tidur karena lelah setelah masturbasi.
Wooyoung, dia benar-benar melakukan hal mesum seperti ini, bahkan video yang berdurasi hampir 3 menit ini, Wooyoung terus mendesahkan namanya.
San sedikit menunduk menatap penisnya dibawah sana, benar saja itu sudah menegang hanya karena ia melihat video Wooyoung yang sedang masturbasi.
San menatap jam di ponselnya, ini sudah malam tapi Seonghwa dan Wooyoung sama-sama belum pulang. Ia menggeser ponselnya untuk melihat video yang lain.
Saat San ingin menekan video nya, pesan dari Wooyoung kembali muncul di layar ponselnya. Ia membuka pesannya dan isi dari pesan itu membuat San terkejut.
Tanpa menekan video nya, San sudah tau jika itu adalah video dirinya yang melakukan sex dengan Wooyoung waktu lalu, tapi bagaimana bisa.
San mengalihkan pandangannya saat ia mendengar suara Seonghwa. Ia dengan cepat berjalan keluar dan ia kembali dibuat terkejut dengan apa yang ia lihat.
Ia menghentikan langkahnya melihat Wooyoung dan juga Seonghwa disana. San bahkan dapat melihat seringai kecil dari Wooyoung saat dia melirik padanya.
"Maaf aku pulang terlambat Sanie, tadi Wooyoung tiba-tiba datang ke restoran."
San berjalan mendekat pada Seonghwa dan mengelua rambutnya perlahan. Ia sedikit melirik pada Wooyoung yang sibuk memainkan ponselnya itu disana.
"Kenapa dia datang kesana?"
"Dia berkata ingin menunjukkan sesuatu, tapi sampai sekarang dia tak menunjukkan apapun padaku, itu membuatku penasaran."
"Papa aku lapar."
Seonghwa mengalihkan pandangannya. Ia menatap jam dinding di ruangan itu, sudah terlalu malam, ia harus segera mandi dan menyiapkan makan malam.
"Baiklah sayang, papa akan mandi terlebih dahulu. Kamu juga mandi lah dulu."
Wooyoung hanya mengangguk menatap kepergian papa nya yang berjalan keatas. Ia tersenyum tipis dan mulai menatap San yang berdiri dihadapannya sekarang.
"Ada perlu denganku tuan Choi?"
"Bagaimana bisa kamu memiliki video itu?"
San menatap Wooyoung yang tersenyum mengejek padanya disana, ini benar-benar gila, tapi sepertinya Wooyoung masih belum memberitahu Seonghwa video nya.
"Kenapa? apa daddy menyukainya? aku masih punya video kita yang lain."
"Mau melihatnya?"
Wooyoung memutar bola matanya malas saat San sudah mulai mencengkeram wajahnya itu, cengkramannya tak kuat tapi tatapan San padanya begitu tajam.
Ia menepis tangan San dari wajahnya, dulu ia hanya pura-pura takut saja pada San, karena sebenarnya ia menyukai semua perlakuan kasar San padanya.
Ya, ia memiliki hobi yang gila memang. Ia menjadi terangsang saat berada didepan kamera. Ia ingin San menyiksanya dan memvideokan hobi gila nya bersama San.
"Dengarkan ini Choi San, jika kamu tak ingin papa mengetahui ini semua,"
"Maka perhatikan sikapmu padaku dan jangan pernah berani mengabaikanku."
San menatap kepergian Wooyoung dari hadapannya yang berjalan pergi keatas. San meremas ponselnya itu dengan kuat, seharusnya ini tak terjadi padanya.
Seharusnya ia lah yang mempermainkan Wooyoung seperti ini, tapi mengapa malah ia yang dipermainkan Wooyoung sekarang. Sial, apa yang harus ia lakukan.
San menghela nafasnya. Ini bukan masalah besar untuknya, selagi Seonghwa tak mengetahuinya, ini akan baik-baik saja untuk ia tetap bermain dengan Wooyoung.
"Aku mencintaimu Hwa, tapi anak nakalmu itu membuat nafsuku menggila."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kink : Sanwoo/Woosan
Fanfiction"Do you really love me, Daddy?" "Of course, I love you." "Kalau begitu, buktikan padaku jika kamu memang mencintaiku." "Bagaimana aku melakukannya?" "Ceraikan dia dan jadikan aku satu-satunya milikmu." - San : Dominant Wooyoung : Submissive Homophob...