5

3.1K 168 3
                                    

Seonghwa tersenyum manis pada San saat dia memeluknya, ia membalas pelukan San. Bersama San membuat rasa lelahnya hilang, terlebih karena ia merindukannya.

"Kamu pasti belum sarapan bukan? aku membawakanmu sarapan."

San hanya mengangguk dan mengikuti langkah kaki kekasihnya itu pergi ke dapur untuk menyiapkan sarapannya. Ia jadi ingin menikahi Seonghwa secepatnya.

"Apa ada yang datang kemari?"

"Hmm aku menyewa cleaning service untuk membersihkan rumahku."

"Padahal aku bisa membersihkannya."

Seonghwa sedikit melirik pada San yang kembali memeluknya sekarang, dia memeluknya dari belakang. Ia suka saat San memeluknya dari belakang.

"Tak mungkin aku membiarkan tangan cantikmu itu kotor sayang."

"Tapi kamu bahkan selalu mengotorinya dengan cairanmu itu."

San terkekeh pelan mendengar jawaban yang diberikan Seonghwa padanya, ia membalikkan tubuh Seonghwa dan mulai mengecup bibir merahnya itu disana.

San tersenyum tipis melihat Seonghwa yang mulai mengerucutkan bibirnya itu, jika sudah seperti ini bisa dipastikan jika kekasihnya itu sedang merasa lelah.

Seonghwa memeluk San dengan erat dan menyembunyikan wajahnya itu diceruk leher San. Ini sangat sulit baginya untuk bisa menyembunyikan semuanya dari San.

"Apa kamu menangis?"

"Tidak, aku sangat lelah, bisakah kamu menemaniku selama sehari penuh?"

"Tentu saja sayang, apapun untukmu."

Seonghwa sedikit mengusakkan wajahnya pada ceruk leher San, ini membuatnya nyaman saat San memanjakannya seperti ini, ia ingin terus bersamanya.

Ia melepaskan pelukannya dan kembali menyiapkan sarapan untuk San dan San juga kembali memeluknya dari belakang, dia tak pernah ingin melepaskannya.

"Mau pergi keluar setelah ini?"




















Wooyoung menghela nafasnya dan mulai mendudukan dirinya. Sudah terlalu telat untuk ia pergi ke sekolah dan lagi ia tak berani pulang ke rumah terlebih dahulu.

Ia tau jika ibu nya itu selingkuh dan hubungan mereka sudah terhitung cukup lama, hanya saja papa masih ingin mempertahankan rumah tangga mereka.

Tapi disatu sisi ia berharap jika kedua orangtuanya itu bercerai saja, ia ingin papa nya merasa bahagia. Ini juga salah satu alasan ia membenci ibu nya sendiri.

"Sial, membuatku kesal saja!"

Wooyoung mengedarkan pandangannya, ia lapar. Wooyoung merogoh sakunya, beruntung karena pria mesum itu memberikan uang yang cukup banyak.

"Aku ingin sesuatu yang manis untuk mengembalikan mood ku."

Wooyoung beranjak dari duduknya dan berjalan ke toko yang menjual gelato disana, sudah lama ia ingin pergi kesana tapi ia tak pernah memiliki waktu.

Hanya dengan melihat toko gelato itu saja sudah membuat suasana hati Wooyoung sedikit membaik. Wooyoung tersenyum senang dan membuka pintu toko tersebut.

Tapi saat Wooyoung ingin masuk ia tak sengaja menabrak seseorang dan ia hanya jika mendengar orang tersebut meminta maaf dan langsung pergi begitu saja.

Ia sedikit mengerutkan dahinya, suara dari orang tersebut seperti tak asing baginya, seperti suara pria mesum itu. Ia menatap punggung orang tersebut disana.

Wooyoung menggelengkan kepalanya, ia terlalu kesal pada San sampai-sampai ia jadi berhalusinasi seperti ini. Sungguh menyebalkan mengingat pria mesum itu.

Ditempat lain, San yang membawa gelato itu masuk kedalam mobil dan memberikan gelato yang ia beli barusan kepada Seonghwa yang sudah menunggu.

"Kenapa lama sekali?"

"Aku tak sengaja menabrak seseorang tadi, beruntung karena gelato nya tak jatuh."

"Jika ini jatuh maka kamu harus membeli yang lain."

"Aku benci saat mengantri, kamu tau itu."

Seonghwa tertawa pelan dan mendekat pada San, ia mengecup pipi San disana. Meskipun dia membencinya tapi dia tetap akan melakukannya. Itulah yang ia suka.

San tersenyum tipis dan menahan kepala belakang Senghwa dengan mengecup bibir Seonghwa disana. Ia harus membuat suasana hati kekasihnya itu membaik.

"Ada tempat yang ingin kamu datangi sayang?"

Kink : Sanwoo/WoosanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang