Wisnu adalah laki-laki yang tinggal di seberang rumahnya yang ia tidak tahu akan menjadi sosok abangnya yang ketiga, seperti tidak cukup dengan dua abangnya di rumah.
Karina adalah gadis cantik di seberang rumah barunya yang ketika kecil sudah sena...
Matahari pagi bersinar cerah pagi itu, sinarnya yang hangat masuk melewati kisi-kisi jendela kamar dan menembus tirai. Merdu kicauan burung gereja samar-samar terdengar. Suara mesin mobil dan motor milik para warga sekitar mulai terdengar. Orang-orang mulai mengawali aktivitas masing-masing.
Kecuali kedua insan yang masih terlelap dengan nyenyak. Masih asyik menikmati nikmatnya tidur dan empuknya kasur.
drrttt... drrrtt...
Suara getaran ponsel yang ada di bawah bantal nampak mengganggu salah satunya. Sang pemilik ponsel terpaksa membuka matanya karena terganggu oleh getaran yang berulang-ulang tersebut.
Bang Gio🐶 is Calling...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Si pemilik ponsel, Karina, mengernyitkan dahinya. Kenapa pula abangnya itu menelfon pagi-pagi, padahal tinggal menghampirinya saja ke kam— TUNGGU!! Mata Karina membulat sempurna ketika baru sadar jika ia tidak sedang tidur di kamarnya.
Kamar berwarna putih abu-abu, dinding kamar yang polos—tidak ada hiasan-hisan stiker gemas di dinding—, semuanya terlihat polos dan simple. Sangat bukan kamar seorang Karina Aprilia Zhafira yang ramai.
Mata gadis itu bergerak melirik Wisnu yang masih tertidur nyenyak dengan kedua tangan di atas kepala. Mulutnya sedikit terbuka. Wajahnya yang tertidur damai sekali. Seolah tidak terganggu oleh apapun.
Tangan Karina menutup mulutnya. Damn!! Bagaimana bisa ia ketiduran di kamar Wisnu? Karina memukul kepalanya berkali-kali sambil mengolok dirinya sendiri.
Karina begoo!!! batinnya sambil menjambak rambutnya. Mereka memang tidak melakukan apa-apa karena murni tertidur karena hanyut dalam obrolan hingga larut malam.
Karina buru-buru menyibakkan selimutnya lalu bergerak bangkit dari kasur. Sepertinya gerakan yang Karina timbulkan mengganggu tidur Wisnu hingga pria itu terbangun. Matanya terbuka perlahan, menyesuaikan cahaya yang masuk ke retinanya. Pandangannya buram. Tangannya langsung meraih kacamata di meja nakas sebelahnya. Kini semua terlihat jelas, termasuk Karina yang sedang bercermin memeriksa penampilan.
"Karina?" panggil Wisnu dengan suaranya yang terdengar semakin berat di pagi hari.
Karina menoleh. Bibirnya mengerucut sambil berlari mendekat ke arah Wisnu. Gadis itu menunjukkan ponselnya yang memperlihatkan pesan spam dari Gio dan panggilan-panggilan yang terlewat. "Mas! Aku ketiduran!!Gimana dong nanti kalau ditanya-tanya? Takuttt!!"