enjoy!
***
Karina mondar-mandir sambil menggigit jarinya gelisah. Ia sedang memikirkan bagaimana cara memberitahu kabar kehamilannya pada Wisnu dan si kembar.
"Pasti mereka senang, kan?" gumam Karina. Masih mondar-mandir kaya setrikaan.
Ada sedikit kekhawatiran dalam benaknya. Takut si kembar tidak senang akan hadirnya adik baru karena terakhir kali mereka tidak pengen-pengen amat punya adik. Terakhir kali Wisnu juga bilang nggak ada keinginan punya anak lagi karena menurutnya sudah cukup dengan si Kembar.
Pria itu juga tidak mau melihat Karina kesulitan lagi jika mengingat-ingat mengenai masa kehamilannya. Belum lagi jarak usia adik dengan si Kembar itu delapan tahun. Terbilang sangat jauh.
Karina mengigit kukunya lebih keras lagi. "Gimana dong..."
"Apanya yang gimana?" suara rendah Wisnu yang baru saja keluar dari kamar mandi membuat Karina refleks menyembunyikan foto USG di balik badannya.
Karina nyengir sambil menggeleng pelan. "Nggak apa-apa hehe..."
Wisnu ikut nyengir menirukan Karina. Meledek. Pria itu menemukan gerak-gerik aneh sang Istri. Ia pun mendekat ke arah Karina dan tangannya diam-diam terulur ke belakang untuk menarik tangan Karina yang menyembunyikan sesuatu.
Karina yang tidak siaga pun kecolongan. "I—itu..." Karina gelagapan menjelaskan ketika melihat raut wajah Wisnu yang terlihat diam menatap gambar USG.
Wisnu tidak mungkin salah. Dia juga tidak selupa itu—meski sudah lama—untuk tahu bahwa foto hitam putih yang dia barusan ambil dari Karina adalah foto USG kehamilan.
"Kamu... hamil?"
Karina membuang napasnya yang tidak ia sadari tertahan. "Iya, Mas. Aku jug--" kalimatnya terpotong karena Wisnu yang sudah memeluknya.
"Makasih, Sayang..."
Karina tersenyum. Kekhawatirannya sirna. Ia bisa merasakan rasa gembira dari perilaku dan ucapan Wisnu.
"Kamu senang, Mas? Kamu nggak apa-apa?" Karina menelisik ekspresi Wisnu.
Wisnu tersenyum khas dirinya--bibirnya mengatup dan keriting persis emoji :3. Jarinya menyelipkan rambut panjang Karina ke balik telinga wanita itu. "Justru aku yang nanya. Are you okay? Kamu hamil di usia sekarang aman, nggak? Aku apapun itu asal keselamatan dan kenyamanan kamu. Pendapat aku nggak penting, Rin."
Karina mengerucutkan bibirnya. Kata-kata itu biasa aja sebenarnya. Dia aja yang lebay. Gampang terharu. "Aman, kok, Mas. Aku tadi udah check semuanya sama dokter kandungan. Aku juga belum tua-tua banget, kali!"
Keduanya tertawa bersama.
Wisnu kembali menarik Karina ke pelukannya. Karina nyaman bersandar di dada suaminya.
Tangan satunya mengusap-usap punggung Karina, yang satunya lagi memegang kertas foto USG. Matanya tidak berhenti mengamati foto yang menampakkan janin yang masih sangat kecil karena baru berumur lima minggu.
Perasaannya campur aduk. Yang pasti bahagia memenuhi dadanya. Rasa syukur tidak henti-hentinya dia ucapkan dalam hati. Diberikan kepercayaan kembali setelah delapan tahun rasanya benar-benar tidak dapat dipercaya. Memang rencana Tuhan berbeda. Jika dikehendaki pasti akan terjadi.
"Anak-anak kira-kira gimana ya reaksinya?" Karina mendongak menatap Wisnu.
"Kita kasih tahu aja sekarang. Kita nggak akan tahu kalau cuma menerka-nerka. Iya, kan?"
![](https://img.wattpad.com/cover/342602277-288-k513164.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ready to Love? [COMPLETED]
Fiksi PenggemarWisnu adalah laki-laki yang tinggal di seberang rumahnya yang ia tidak tahu akan menjadi sosok abangnya yang ketiga, seperti tidak cukup dengan dua abangnya di rumah. Karina adalah gadis cantik di seberang rumah barunya yang ketika kecil sudah sena...